Segera kulepaskan pegangan, dan menjaga jarak dengan mundur satu langkah. Mendengar pernyataannya barusan, membuat diriku semakin takut mendekat. "Sorry, Let. Aku...." Aku jelas tidak bisa mengucapkan kata yang sama kepadanya. Ada Mira di sela-sela hatiku, tapi aku juga tidak sanggup untuk menyakiti Aleta. "Aku belum bisa kasih kamu jawaban." "Aku enggak minta jawaban," jawabnya. Dia menarik nafas dalam-dalam sambil terpejam dan kembali membuka mata lalu menatapku. "Aku perlu mengumpulkan keberanian selama ini untuk bilang ke kamu, Bar. Aku cuma pengen kamu tahu." Selama ini? Sejak kapan, coba? Sejak dia marah saat kutinggalkan di Resto waktu itu? Kenapa sama sekali tak terpikir olehku? Dipikir berkali-kali dengan nalar pun, aku tetap tidak menemukan jawabannya. Ternyata dia belum ber