Nathan memarkir motornya sembarangan pagi itu. ia terlihat buru-buru dan raut wajahnya serius dan sepertinya ia sudah siap untuk melabrak seseorang. “Sarah!” pekik Nathan sambil membuka pintu ruangan Sarah dengan keras. “Ada apa teriak-teriak pagi gini? Ganggu tau nggak sih!” Sarah terperanjat dari aktivitas menggambarnya. “Kamu harus jujur! Kamu kemarin kemana?!” cerca Nathan sambil menggebrak meja. “Ketemu klien lah, mau kemana lagi?” kata Sarah denagn nada tinggi. Emosinya mulai tersulut karena provokasi Nathan. “Enggak mungkin! Aku lihat kamu kemarin! Kamu sama Samuel kan? Ngaku!” ini pertama kalinya Nathan marah sebesar ini pada Sarah. Sarah memandang Nathan dengan tajam dan berkata, “Jadi kamu memata-matai aku? Atas dasar apa?” “Bukan memata-matai, aku enggak