"Mau ke mana, Aaak?" "Mall, ummik! Drian nongkrong bentaaar!" teriaknya. Tak lama, sudah terdengar suara motornya. Airin geleng-geleng kepala. Ya sudah siang sih ini menuju sore. Ia juga sudah selesai makan dan segala hal. Anak-anak gadisnya berada di kamar. Kalau tidak tidur ya melakukan hal lain lah. Ia tiba di mall. Gak terlalu jauh memang mallnya. Apalagi menggunakan motor begini. Jauh lebih cepat sampai. "Weiiiiis! Datang juga lo, bro! Sendirian nih?" Yang lain terbahak mendengar pertanyaan serupa ejekan itu. Ya biasa lah. Kalau Adrian sih hanya tertawa. Kalau ia? Ia punya lingkaran pertemanan yang berbeda dari Reifan. Komplotannya memamg bukan anak-anak miskin. Tapi bukan berarti ia tak mau berteman dengan mereka sih. Ini kan hanya soal cocok-cocokan kepribadian saja. Dan mungk