Perasaan Yang Asing

1089 Kata

Bukannya diantar pulang, malah diajak nongkrong di warung bakso paling enak kata Reifan. Shilla mau protes tapi gak berani. Mana baksonya sudah dipesan pula. Ia jadi was-was. "Mana hape kamu..." Ia mengulurkan tangannya. Shilla ya takut. "Buat apa?" Tapi ia memberanikan diri untuk bertanya. Ya kan perlu tahu untuk apa bukan? "Kirim pesan ke mama kamu. Nanti nyariin lagi." Ya juga. Umminya paati khawatir kalau ia belum pulang. Ia menghela nafas. "Bisa sendiri kok," ucapnya. Maksudnya, gak perlu dia yang ketik. Reifan mengangguk. Ah begini pun sudah senang sih. Hahahaha. Ia berhasil membawa Shilla untuk makan siang bersama. Tak lama, dua mangkuk bakso pun datang. Ya bersamaan dengan Shila yang baru selesai memgirim pesan pada umminya. "Makan dulu," tukasnya. Ia menyodorkan satu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN