4.Awal Semua Berantakan

2429 Kata
I never thought that You would be the one to hold my heart But you came around And you knocked me off the ground from the startYou put your arms around me And I believe that it's easier for you to let me go You put your arms around me and I'm home How many times will let you me change my mind and turn around I can't decide if I'll let you save my life orif I'll drownI hope that you see right through my wallsI hope that you catch me, 'cause I'm already falling I'll never let a love get so close You put your arms around me and I'm home The world is coming down on me And I can't find a reason to be loved I never wanna leave you But I can't make you bleed if I'm aloneYou put your arms around me And I believe that it's easier for you to let me goI hope that you see right through my walls I hope that you catch me, 'cause I'm already falling I'll never let a love get so close You put your arms around me and I'm home I tried my best to never let you in to see the truth And I've never opened up I've never truly loved 'till you put your arms around me And I believe that it's easier for you to let me goI hope that you see right through my walls I hope that you catch me, 'cause I'm already falling I'll never let a love get so close You put your arms around me and I'm homeYou put your arms around me and I'm home(ARMS,Cristina Perry) "Gue kira elo bakal nginep nemenin Rara!"tegur Rheina begitu aku tutup pintu kamar Rara Aku memilih berlalu dan mengabaikannya "Gue baru ingat!,elo cowo yang nemenin Rara ke rumah gue kan?,waktu bokap gue jual rumah eyang!"kata Rheina menangkap tanganku "Bagus kalo elo ingat!"jawabku santai "Bokap gue bilang,elo pacar Rara!" "Anggap aja gitu!" "Tapi gue ngarepnya elo bukan pacar Rara!,gue soalnya minat sama elo!"kata Rheina sambil tersenyum menatapku Aku tertawa lalu aku pojokan dia di tembok di samping pintu kamar Rara          "Sayangnya gue ga minat sama elo!,elo terlalu murah!"kataku berbisik "Sama kaya Rara,dia juga murah kok,buktinya dia santai make love sama elo di sofa,barusan banget"balasnya berbisik Aku tertawa tanpa suara "Elo ngintip?,bagus deh...masturbasi dong lo di kamar?"balasku "Sayangnya...ga...gue lebih minat di masukin elo,kayanya enak,Rara aja sampe desah desah manja!"katanya sambil mengusap depan celanaku "Maaf...gue ga minat....elo ga bikin gue turn on!"kataku melepaskan diri. Ga minat sekali aku sama cewe yang terlalu agresif gini,kecuali Rara,kalo dia kan emang penguasa hatiku.Jadi kalo pun dia agresif,aku malah suka bercinta dengannya "Yakin ga coba dulu!"pancing Rheina "Gue ga perlu coba,cuma buat tau seberapa besar harga elo!"kataku lalu pergi dari hadapannya. Gila kali,aku setangah mati benci sama bapak Rheina,mana mungkin aku bisa respek sama anaknya.Udah beberapa tahun lalu,tepatnya 5 tahun lalu,semenjak keluarga Rara meninggal. Setelah pertunanganku dengan Sashi,selama setahun dia menghilang,dia pindah kos kos an,aku datangin rumahnya,mamanya malah kaget pas aku bilang kos an Rara pindah,jadi aku milih diam,takut papanya tau kalo dia pindah kos kos an Sampai kemudian dia datang ke rumahku setelah setahun dia menghilang, dengan bersimbah airmata. "Antar gue Ga!,keluarga gue kecelakan di cipularang,bokap gue meninggal,nyokap sma Raka koma!"katanya terbata bata Aku buru buru bersiap,di ruang tamu dia sedang nangis di pelukan mamaku "Aku sekarang sendiri tante....aku ga punya siapa siapa!"katanya terisak "Ada tante sama Saga Ra!,kesini kalo kamu kesepian!"kata mamaku ikutan nangis memeluknya Aku terdiam melihat mereka menangis sambil pelukan. "Ayo Ra!,kita mseti beresin!,aku temanin Rara dulu mah!"kataku mencium tangan mamaku "Iya...hati hati nyetirnya ya...tante doakan semua baik baik lagi,mamamu sama Raka!"kata mamaku sebelum melepas kami Kami diam sepanjang jalan ke Bandung.Keluarga mama Rara memang semuanya di Bandung. Dia menangis di depan jenazah papanya dan Raka.Ya Raka ternyata meninggal juga setelah menjalani operasi.Hanya mamanya yang masih koma "Aku tau pah,aku selalu ngajak papa berantem.Tapi aku lebih suka berantem sama papa sepanjang sisa hidup aku,di banding aku mesti lihat papa diam di sini!,bangun pah!!!,bangun!!!,aku sama siapa sekarang"keluhnya sambil menggunjang tubuh membeku papanya yang hampir berantakan dengan luka yang membuat wajahnya tak kelihatan. "Elo juga Ka!!!,elo ade gue!!,gue sering kesel elo acak acak kamar gue,tapi gue lebih senang elo bangun,acak acak lagi kamar gue Ka!!,ACAK ACAK!!,BANGUN KA!!!,GUE SAMA SIAPA SEKRANG!!!"serunya lalu menangis histeris Aku membiarkan dia terus menangis sampai dia melorot di lantai.Keluarganya yang menemani sampai ikutan nangis di keheningan ruang jenazah.Aku duduk memeluknya "Gue ma siapa Ga??,ama siapa sekrang??"rintihnya pilu "Ada gue Ra...gue ga akan tinggalin elo!!"kataku ikutan menangis.Ga perduli orang bilang aku cengeng. Dia juga menangis dalam pelukanku.Cukup lama sampai aku merasa kakiku kram "Ra,polisi mau ketemu!"tegur tantenya Dia mengerjapkan mata sebelum bangun lalu mengikuti langkah tantenya keluar ruang jenazah.Aku ikutan. "Malam mba Rara!"tegur dua orang polisi "Malam pa!"jawabnya "Kita bisa bicara?"tanya pak polisi Dia mengangguk pelan lalu duduk di bangku almunium berderet di depan kamar jenazah.Dan dua polisi bertahan berdiri di hadapannya "Kami turut berduka cita mba Rara!"kata pak polisi yang tadi ngomong sedangkan yang satu hanya diam,sambil membuka topi polisinya "Makasih pa!"sahutnya lirih.Aku duduk di sebelahnya lalu merangkul bahunya. "Begini mba,saya sudah menahan supir bus yang menyebabkan kecelakaan.Apa mba Rara mau mengajukan tuntutan hukum??"tanya pak polisi "Buat apa pak,kalo saya nuntut papa sama adik saya bangun lagi,saya bakal tuntun.Tapi mereka ga akan pernah bangun lagi,jadi lakuin aja semua sesuai prosedur hukum tanpa tuntutan saya.Saya cuma minta tidak ada autopsi,saya mau keluarga saya segera di kuburkan secara layak"kata Rara lirih namun tegas "Baik mba Rara,sekali lagi kami turut berduka cita!"ucap polisi yang dari tadi ngomong "Makasih pa!"jawabnya Kedua polisi itu berlalu begitu juga keluarganya meninggalkan aku dan Rara di keheningan koridor rumah sakit Keesokan harinya aku menemaninya menguburkan jezanah ayah dan adiknya.Keharuan menyeruak lagi saat jenazah datang ke rumah duka.Tangis pecah di sana sini.Aku benar benar benci kondisi ini.Rara mendapatkan pelukan dan tangis bertubi tubi dari keluarganya.Dia masih tegar menerima ucapan bela sungkawa itu,tapi saat memandikan jenazah ayah dan adiknya dia hampir pingsan karena ga kuat menahan sedih "Papa........Raka....."desisnya melorot lagi ke lantai "RARA!!"jerit keluarganya Aku menerobos masuk ke ruang yang di batasi oleh kain putih yang di bentangkan "Ayo Ra...kita tunggu aja ya!!"kataku mengangkat tubuhnya bangkit Dia menurut aku papah keluar (1)"Jang !,yeh bere cai amis ,ameh tenang,da te acan emam jadi na te damang!"perintah tantenya dlam bahasa sunda yang aku ga ngerti artinya jadi aku hanya tersenyum Tantenya berlalu "Minum Ra!,"kataku Dia menurut lalu bersandar lagi di bahuku sampai seorang kakek mendekat,ayah dari mamanya yang sudah sangat renta "Aki...."desis Rara memeluk tubuh renta itu (2)"Neng geulis,bager,ari jodoh,maut jeng rezeki teh da gusti Allah nu ngatur.Urang mah ngan saukur bisa nerima.Sok atuh sing tegar,da papa jeng adi Rara kudu di urusan,te acan mama di rumah sakit.Aki nyaho,berat emang kudu nerima iye kabeh teh,tapi kumaha deui sok?,salain urang nu jadi anak,jadi dulur kudu ngadoaken ameh tarenang ngahadep gusti Allah!"suara kakek Rara lagi lagi dalam bahasa sunda Aku hanya diam (3)"abi sorangan ayena ki,eweh mama,papa,Raka,kumaha abi hirup ki!?"suara Rara dalam pelukan kakeknya (4)"aya gusti allah nu maturan Ra,sok tong sien,aya saderek di Bandung,babaturan Rara lain loba di Jakarta?,doa sing ikhlas,ameh di bere kakuatan ker ngaikhlasken kabehan nana,yuk wudhu,mending keneh ngaji,doaken ameh papa,Raka di lapangken kuburna.Sok ayu geulis,ku aki di baturan!"suara kakeknya lagi "Gue ngaji dulu Ga!"pamitnya Aku mengangguk.Aku bertahan duduk di pelataran rumah adik mama Rara sambil memperhatikan hiruk pikuk kesibukan keluarga,tetangga dan tamu tamu.Sampai tiba saatnya jenazah selesai di kafani Rara mencium kening jenazah papa dan adiknya sambil menahan tangisnya "Maafin Rara pah!"desisnya lirih dan semua menangis lagi "Maafin Gue Ka!"desisnya lagi mencium kening adiknya Dia beringsut memelukku dan tangisnya pecah lagi.Kami semua memperhatikan sampai jenazah selesai di bungkus dengan tikar anyaman lalu di bawa dengan keranda menuju mushola di ujung jalan.Aku ikut menyolatkan lalu bergabung lagi dengan Rara mengantar jenazah ke kuburan. Rara dengan tatapan hampir kosong membawa bingkai foto adik dan papanya mengekor di belakang keluarganya yang membawa dua keranda.Jangan tanya keluarga papanya.Merrka tidak ada sama sekali.Dua kakak papa Rara memang ga akur,karena ngiri,papanya Rara di berikan rumah eyangnya di jakarta sewaktu eyang Rara meninggal,jadi mereka hampir putus hubungan,padahal kakak tertua papa Rara,om Salim sudah di beri rumah juga oleh eyang Rara termasuk tante Mariska kakak perempuan papa Rara. Hanya memang rumah eyang Rara itu besar di banding rumah Om Salim dan tante Mariska,sudah sejak papa Rara ada,rumah besar itu mau di jual oleh om Salim dan tante Mariska.Hanya papa Rara bersikeras,selain rumah keluarga,juga karena itu rumah peninggalan eyang.Kedua saudaranya yang serakah itu maunya rumah di jual dan hasilnya di bagi.Kalo serakah memang susah,ga akan pernah puas walau sudah di beri kan?? Semua aku ketahui hasil curhat Rara sewaktu aku menemukan papa Rara dan Om Salim berdebat keras,waktu kami masih sekolah dulu,agak keterlaluan sih kalo aku bilang,kalo sampai meninggal mereka tidak datang. Rara bersimpuh di liang lahat yang menganga,perlahan jenazah di masukan di iringi tangisan pilu Rara dan keluarganya sampai benar benar terkubur dan tersisa gundukan tanah merah yang lengket.Rara masih mengusap dan sesekali memeluk nisan keduanya sedangkan para pelayat sudah pulang setelah ustad memimpin doa. Areal pemakaman benar benar sepi.Areal pemakamannya seperti bukit yang terletak di area masuk komplek wisata Jurug Dago dan gua jepang.Aku duduk di sebelah Rara "Pulang yuk Ra!,kita mesti ke rumah sakit,mama elo kan ga ada yang nemenin!"kataku mengingatkan "Mama?,astagfirullah Ga...gue lupa...papa,Raka...aku nemenin mama dulu ya,jangan sampai mama mesti ikut kalian..."katanya lalu bangkit berdiri. Aku merangkul bahunya "Elo pasti bisa lewatin Ra!,gue bakal terus nemenin elo!"kataku "Semoga Ga!"jawabnya dengn senyum sedih sebelum kami berlalu Rara melewati acara tahlilan di rumah tantenya,berdua aku,dia melewati harinya di rumah sakit,menemani ibunya,dan menerima keluarga mamanya yang menjenguk,mamanya masih koma,dokter bilang padaku kalo harapan hidup mama Rara sangat tipis sewaktu datang memeriksa dan Rara sedang pergi membeli makanan,aku memilih bungkam dari pada memberitahunya.Biar Rara trus berharap,dan aku tak mau harapan itu hilang mendengar perkataan dokter Kondisi mamanya hampir tak ada luka,beda dengan papa dan Raka yang wajahnya hancur karena terkena pecahan kaca,tapi mamanya mengalami benturan di kepala yang membuat dia koma.Pembuluh darahnya ke otak pecah dan sudah memenuhi otak kecil.Itu yang membuatnya koma.Sudah 4 hari juga kami bertahan di sini,dan hanya bunyi alat dan hembusan nafas mamanya saja yang terdengar yang menandakan dia masih hidup "Tante tau?,aku itu sayang banget sama Rara,walaupun Rara selalu mikir saya bohong,saya bakal jagain Rara trus Tan!"ungkapku di keheningan kamar Perlahan aku lihat setetes airmata lolos dari mata mamanya yang terpejam "Aku tau tante pasti kasihan kalo tinggalin Rara sendiri.Kalo tante ga kuat,nyerah aja Tan,buar tugas tante,aku yang gantiin,aku janji tan kalo aku bakal jagain Rara buat tante.Tante jadi jangan khawatir"lanjutku sambil mengusap airmatanya sementara airmataku juga ga bisa aku bendung Samar aku melihat pergerakan jemari mama Rara,aku sudah mau teriak tapi aku urungkan karena sepertinya aku berhalusinasi.Aku ga lagi melihat jari itu bergerak. "Makan Ga!"perintah Rara mengagetkanku "Elo udah makan?"tanyaku "Udah sambil nunggu nasi goreng elo jadi!"jawabnya Aku lalu mulai makan dan Rara mengantikan posisi aku duduk,setelah itu,seperti malam malam sebelumnya kami,akan bertahan di sisi kanan kiri ranjang menemani mamanya. Subuh menjelang,aku dan Rara jerit jerit senang saat mamanya batuk dua kali dan membuka mata. "Mah...mah sadar...DOKTER GA!!!"jerit Rara histreris.. Aku buru buru beranjak tapi lalu urung begitu aku mendengar suara monoton di mesin kardiogarf dan garis panjang melengkapi.... "Mama pergi juga......"desis Rara lirih dan kali ini tanpa tangisan sama sekali. Aku langsung memeluknya,dan malah aku yang menangis,apa mamanya dengar suaraku makanya dia pergi?,dengar janjiku untuk jaga Rara sampai dia menyerah??Kalo tau seperti ini,harusnya aku ga bilang!!! Beda dengan pemakaman papa dan adiknya,pemakaman mamanya terkesan tidak ada kesedihan,semua lancar,tanpa ada tangis berlebihan.Rara juga kelihatan tenang memandikan,malah membantu proses mengkafani. "Are you okey?"tanyaku Dia tersenyum "Harusnya dari kemarin gue kaya gini Ga,siapa yang bisa mencegah tuhan ambil lagi miliknya!,gue cuma bisa mengikhlaskan dan menerima,rasanya lebih enak di banding gue nangis tanpa henti kan?,kepala gue malah pusing"jelasnya Aku tersenyum "Elo emang selalu kuat kalo hadapin masalah apa pun!"ungkapku Kami bertahan di Bandung 2 minggu lamanya sampai acara tahlilan mamanya selesai.Juga klaim asuransi jasa marga selesai di urus om Rara.Aku bersyukur keluarga mama Rara banyak membantu "Pegang aja om tante uang asuransi untuk biaya tahlilan dan kuburan mama,papa dan Raka!"tolak Rara "Jangan Ra!,kamu lebih butuh untuk biaya hidupmu,kuliahmu juga!,om Ikhlas bantu kamu.Pikirkan saran om untuk pindah ke sini ya,aki,semua keluarga setuju kamu tinggal di sini!"kata om Gunawan suami adik mama Rara yang dari kemarin rumahnya di pakai mengurus jenazah.Mereka tidak punya anak perempuan,mungkin itu yang membuat mereka sayang Rara.Dua anaknya lelaki dan umurnya 2 tahun di bawah Rara jadi seumuran Raka Rara ada rumah di Bandung,kecil sekitar 60 m persegi.Dua kamar yang di pakai kalo keluarganya pulang kampung dan di urus kelurganya di Bandung,kadang jadi seperti tempat untuk kelurga lain menginap kalo sedang pulang kampung.Dan Rara bilang,papanya mengizinkan,asal di urus dan di bersihkan dari pada tidak di tempati,karena keluarga Rara hanya pulang kampung setahun 2 kali.Saat lebaran dan lebaran Qurban. Dan kalian tau,seakan tidak cukup kehilangan kelurganya,dengan gilanya,om Salim menjual rumah Rara di Jakarta. "Bagus kamu datang jadi ga repotin om mesti ngepak barangmu!"katanya santai "Om apa apaan ini!,kuburan papaku belum kering!,om udah seenaknya jual rumah papaku!"jerit Rara "Rumah eyang!,bukan rumah papamu!"katanya santai lagi Rara menggeram kesal "Dasar gila!,dari mana om dapat surat rumah ini?"cecar Rara "Di lemari kamar papamu!,kamu pikir di mana!" Rara menerobos masuk rumahnya yang sudah hampir kosong "Neng Rara!"suara bibi pembantunya memeluk tubuh Rara "Kita beresin bi!"kata Rara pelan. "Pa Salim kasih rumah pengaganti neng,lebih kecil,tapi cukup buat eneng sama bibi,kalo eneng masih mau bibi sama eneng!"kata bibi lagi sambil terisak pelan "Pasti bibi sama Rara bi,Rara cuma punya bibi,nanti Rara kerja ya,buat kita makan!"kata Rara sambil mengusap bahu bibi dalam rangkulannya "Iya neng,bibi juga cuma punya neng Rara,bibi ga tau mesti kemana kalo neng Rara ga mau bibi temenin!"katanya "Iya...ayo bantu aku beres beres!"kataku Bibi mengangguk.Aku memilih membantu.Dalam diam Rara mengepak semua barang barang pribadinya.Sebagian barang yang menurut om Salim dan tante Mariska hasil beli eyang,mereka bawa,dan Rara tidak memgambil pusing "Elo ga mau nuntut mereka Ra?"tanyaku kesal begitu kami sampai di rumah baru Rara yang seperti rumah kontrakan petakan.Ada dua kamar,tapi benar bibi,cukup kalo untuk mereka berdua.Dan masih terletak d pinggir jalan yang lalu lintasny tidak ramai.Masih tidak cukup adil sih,mengingat harga jual rumah eyang Rara yang pastiya M an. "Gue malah senang,mereka beneran buang gue,gue tinggal rubah surat rumah ini atas nama gue dan semua selesai,gue ga perlu berhubungan dengan orang serakah kaya mereka"jawab Rara Aku hanya mengangguk mengiyakan sewaktu kami beristirahat membereskan rumah pindahan ini.Bibi sudah membereskan yang besar besar hanya sisa baju baju dan barang pecah belah.Aku juga pulang dulu dua hari kemarin.Baru aku datang lagi,dan sudah rapi rumahnya "Neng ini surat apa?,waktu pa Salim bongkar lemari papa eneng,ini di lempar lempar begitu aja,jadi bibi pungut dan beresin!"jelas bibi sambil memyerahkan map map yang aga berantakan Rara menerima dan langsung menjerit tertawa senang "Kenapa lo!"kataku menarik map dari tangannya "Makasih pah!,makasih mah!,aku sayang kalian!!,begitu juga elo Raka!!"bukan jawab malah ngomong gitu Aku memeriksa "Polis asuransi dan ausransi pendidikan elo,Raka dan.....rekening tabungan!"kataku terbata bata "Gue ga susah susah amat Ga,gue bisa kuliah!!,astaga...bibi aku sayang bibi!!!"kata Rara mencium bibi bertubi tubi "Bibi ga ngerti neng!"kata bibi "Bi!,itu surat surat duit papaku bi,besok aku urus,trus bibi cape ga kalo aku buka warung sembako kecil kecilan buat kita makan sehari hari,Rara biar kuliah dulu,sampai lulus trus kerja baru kita tutup warungnya,bibi mau kan bantu Rara?"tanya Rara "Alhamdulilah Neng,ayo neng bibi mau!!"kata bibi berbinar Aku tertawa senang,selalu ada pelangi setelah hujan kan???aku melihat sendiri bagaimana pelangi itu muncul di kehidupan Rara. Aku sudah mulai menebar bawang yang akan membuat kalian terpaksa mengangkat tangan karena sakit dan perih banget....percaya ga??? Aku selalu penuh kejutan kan??? See next part, Kiss and love ❤❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN