16.Sedih Tak Berujung

2728 Kata
Saat menjelang Hari hari bahagiamu Aku memilih diam dalam sepiku Saat mereka tertawa diatas pedihku Tentang cintaku yang telah pergi tinggalkanku Aku tak peduli Sungguh tak peduli Inilah jalan hidupku Ini aku kau genggam hatiku Simpan didalam lubuk hatimu Tak tersisa untuk diriku habis semua rasa didada Selamat tinggal kisah tak berujung Kini ku kan berhenti berharap Perpisahan kali ini untukku Akan menjadi kisah sedih yang tak berujung Ini aku kau genggam hatiku Simpan di dalam lubuk hatimu Tak tersisa untuk diriku Habis semua rasa di dada Selamat tinggal kisah tak berujung Kini ku kan berhenti berharap Perpisahan kali ini untukku Akan menjadi kisah sedih yang tak berujung (Sedih yang tak berujung,Glen Fredly)  Setelah aku menyampaikan keputusanku pada Sashi,keesokan harinya Keluargaku datang secara resmi melamar Sashi.Dan di putuskan pernikahan aku dan Sashi sebulan kemudian Semua mendadak sibuk mempersiapkan acara pernikahan yang memang mendadak.Kedua keluarga sepakat untuk tidak memgundang banyak orang.Hanya keluarga inti yang semua di urus Rengga.Sinta juga ikut membantu persiapan pernikahanku dengan Sashi.Dia yang merancang semua kebaya untuk keluarga dan juga Sashi.Jas untukku dan yang lain juga di urus Sinta. Lalu apa yang gila dari semua ini?,Rara ikutan terlibat dengan keceriaan yang kentara.Awalnya aku senang saat dia benaran datang untuk menemani mamaku membeli semua kebutuhan pernikahan.Dia menemani mamaku memesan catering,membeli perlengkapan serahan dan tektek bengek pernikahan.Lalu aku?,aku sibuk meredam perasaanku.Sibuk menyendiri dan mengurus Sashi yang harus  periksa ke dokter kandungan.  "Semuanya sehat pak,ibunya dan juga bayinya.Ibunya mual ga?"tanya dokter pada Sashi yang duduk di sebelahku Sashi menatapku lalu menggeleng "Ga dok,biasa aja"jwabnya Dokter wanita itu tersenyum ramah. "Syukurlah,tapi saya tetap akan membuatkan resep obat mual untuk berjaga.Lalu...keinginan untuk bercinta menurun atau...." Aku dan Sashi diam.Bercinta apaan coba "Biasa aja dok!"Sashi yang jawab Aku sih diam aja.Aku harus jawab apa?,aku mesti bereaksi apa??. "Okey...biasanya pada nanya saya soal ini,jadi saya bertanya.Ga apa apa berhubungan intim tapi hati hati ya!"katanya Sashi menoleh menatapku lalu tersenyum cangung ke arah dokter "Iya dok,makasih!"jwab Sashi lagi Setelah itu kami pamit.Sashi merangkul lenganku menyusuri koridor rumah sakit sambil berceloteh riang.Aku hanya diam dan sesekali menanggapi "Kamu mau makan atau sesuatu?"tanyaku begitu masuk mobil "Hm...makan aja deh,aku tiba tiba mau gultik Blok M"pintanya Aku tersenyum lalu mengangguk menurutinya.  Setelah mengantar Sashi aku pulang dan lagi lagi menemukan Rara sedang ngobrol dengan mamaku di sofa ruang tengah.Semenjak persiapan pernikahan,sementara waktu memang aku balik tinggal di rumah mamaku. "Halo sayang,gimana hasilnya?"tanya mamaku melihat aku mendekat "Baik..."desisku pelan lalu duduk di sebelah Rara "Syukurlah"jwab mamaku Aku hanya mengangguk "Ke sini trus lo!"kataku pada Rara Dia tertawa "Bukan makasih sama aku,aku bantuin malah ngusir aku mah!"adu Rara Mamaku tersenyum "Sudah makan kamu?"tanya mamaku lagi "Mama sama Rara udah makan?"aku balik tanya "Udah Ga...tadi kan kita abis shopping sekalian makan ya mah?"dia padaku dan mamaku "Gue juga udah makan"kataku "Antar Rara pulang deh,udah malam juga"perintah mamaku Rara buru buru bangkit "Aku pulang sendiri aja"tolaknya "Sok jaim lo!,takut cinlok ya ma gue!"ledekku ikutan bangkit Dia tertawa berdua mamaku "Ayo deh kalo elo ga cape.Mah aku pamit ya!"katanya pada mamaku seraya mencium tangannya juga pipinya "Hati hati kalian!"jerit mamaku saat aku dan Rara berlalu Kami diam sepanjang perjalanan. "Loh kok kaya ke apartemen elo"kata Rara saat menyadari arah laju mobilku "Bentar....ada yang mau gue ambil!"alibiku Dia menoleh menatapku "Elo ga lagi mau belajar gila kan?"tanyanya "Maksud elo?"tanyaku santai "Kali elo berubah jadi psikopath karena putus asa,elo mau matiin gue,setelah itu elo perkosa terus elo mutilasi trus elo buang ke kali!"ledeknya Aku jadi ngakak "Gue ga mau ngotorin tangan gue Ra"sanggahku "Trus mau ngapain?,handphone gue GPSnya nyala lo,kalo elo macam macem"tanya dan ancamnya Aku terbahak lagi "Astaga...gue mau ambil laptop Ra...gue mau ngelamar kerja di Gw.Elo kan tau gue pengangguran"keluhku Dia terdiam "Awas bohong,gue mau kirim pesan ma Rengga kalo gue ga pulang ke rumah sampe besok sore berarti gue di bunuh elo!"katanya sambil mengotak atik handphonenya Aku tertawa "Serah elo Ra!!"jawabku santai Aku mau bunuh dia?,perkosa aja aku ga sanggup,gila kali! "Tunggu sini ya Ra!!"pamitku sebelum beranjak ke kamarku untuk mengambil laptopku Aku memasukkan laptopku ke tasnya beserta perlangkapan lain lalu keluar kamar. "Ra..."desisku saat aku lihat dia terdiam menghadap kaca besar jendela apartemenku yang menunjukan pemandangan malam jakarta Aku mendekat dan menaruh laptopku di sofa "Udah?"tanyanya menoleh dengan wajah berlinang air mata saat aku menyentuh bahunya Aku hanya mengangguk "Butuh pelukan?"tanyaku Dia tertawa tanpa suara sambil mengusap airmatanya "Punggung aja.....biar gue lupa rasanya di peluk elo"tolaknya sambil memutar tubuhku dan tangisnya pecah di pungungku Aku mematung.Rasanya perasanku berantakan lagi.Rasa yang coba aku tekan beberapa hari belakangan ini. "Harusnya kan gue ya Ga,yang lagi happy mau nikah,kan elo sayangnya ma gue.Elo tau rasanya harus milih barang barang buat elo bawa serahan buat Sashi???"ungkapnya masih dengan isak tangis yang sepenuhnya belum reda Aku memilih diam dan menggenggam tangannya yang bebas,sementara tangan dia yang lain dia pakai untuk tumpuan dahinya di punggungku "Mau banget gue banting,gue injek injek,trus gue bakar.Mama elo yang jadi alasan gue buat tetap bisa bersandirawa seakan semua biasa aja buat gue"keluhnya sambil menarik ingus Aku masih diam "Sakit Ga....sakit banget.....ga akan ada yang kuat jadi gue.Kenapa sih bukan gue yang hamil,kita make love trus malah Sashi yang hamil??"keluhnya lagi Aku menghela nafas.Pertanyaan yang sama  yang selalu aku tanyakan pada siapa pun yang bisa jawab "Gue bisa ga bohongin semua orang,bisa bohongin elo,tapi gue ga bisa bobongin diri gue sendiri.Gue kesakitan Ga...rasanya setiap menit itu siksaan,makin dekat banget rasanya gue bakal benar benar kehilangan elo"ungkapnya hampir berbisik dan terbata bata  Aku berbalik memeluknya.Dia tak menolak malah memelukku erat tapi suara tangisnya sudah reda. "Makanya jangan sok jadi Dian Sastro,ga bakal ada yang mau lama lama lihat akting elo yang nyebelin!"ledekku Karena cuma itu yang bisa aku lakukan,hanya bisa menguatkan tak lebih.Aku sudah memutuskan Dia tertawa pelan dalam pelukanku "Iya nih...mestinya gue ikut kelas akting jadi pas gue lihat elo lagi sama Sashi gue bisa lebih menjiwai"balasnya Aku mendengus kesal "Mulai lagi!"keluhku Dia tertawa lalu melepaskan pelukan kami "Balik yuk ah,elo salah aja gue ke sini!"katanya sambil beranjak ke arah pintu "Ngapa?,gue mau ngambil laptop"sanggahku "Lupa lo?,ini apartemen tempat elo sama gue main rumah rumahan sama main mama mama han.Jual aja deh Ga!,bikin gue mimpi buruk!"katanya sambil membuka pintu dan lenyap setelah membanting pintu Astaga Ra....aku juga ga akan ke apartemn ini lagi tanpa kamu. Aku pikir setelah dia mengeluh sakit hati sama aku,dia berhenti dengan kegilaannya membantu persiapan pernikahanku.Toh beberapa hari ke depan dia tidak datang ke rumahku.Ternyata aku salah. Saat aku mengantar Sashi untuk fiting kebaya di butik Sinta,aku menemukan Rara sedang fitting juga. "Aku bareng Sinta sama Rara ya yang!"pamit Sashi menghampiri Sinta dan Rara Mereka bertiga saling berteriak lalu tertawa bersama.Aku hanya bisa menggeleng melihat pemandangan penuh ironi ini  "Masih bisa waras lo?"tegur Rengga mendekat dan mengajakku duduk di sofa di ruangan lain "Lumayan..."sahutku setelah berhasil duduk Rengga tersenyum "Tuh cewe gila ya?"tanya Rengga tiba tiba "Siapa?"tanyaku kan ada 3 cewe "Siapa lagi Ga,Rara lo lah"jwab Rengga Aku meringis "Banget,padahal seminggu lalu baru curhat kalo dia sakit hati"keluhku Rengga menggeleng pelan "Lebih gila dari Noni!"cetus Rengga "Siapa lagi?"tanyaku heran "Cewe,temen gue ma Sinta.Cewe yang gue bilang keras kepala karena nunggu cowonya pulang tanpa kepastian"jelas Rengga Aku hanya mengangguk.Aku ga kenal juga.Buat apa aku kepo.Kami lalu diam "Tadi dia tiba tiba datang,gue sama Sinta sampe kaget.Sinta sih yang lebih kaget.Kalo gue kan,nyokap elo cerita kalo dia di bantu Rara buat beli macam macam buat nikahan elo"kata Rengga memecah keheningan Aku hanya menyimak "Dia bilang baru dari Padang kemarin,hari ini dia libur jadi bisa sempat buat fitting"lanjut Rengga Aku masih menyimak "Elo yakin ga sih kalo Rara bakal datang ke acara nikahan elo?"tanyanya Aku menatapnya "Ga tau gue"jawabku lirih Rengga menghela nafas pelan "Kalo sampe dia datang,gue ga tau lagi mesti anggap dia apa!"cetus Rengga "Perempuan berhati batu"  Kami menoleh dan Sinta mendekat lalu duduk di sebelah Rengga "Mereka yang sandiwara,aku yang sesak hunn...."keluh Sinta sambil memeluk pinggang Rengga yang terduduk Rengga merangkul bahunya lalu mencium pelipis Sinta penuh kasih sayang "Makanya elo tinggal?"tanyaku Sinta mengangguk pelan.Lalu bersandar di bahu Rengga sampai Rengga mesti bersandar di badan sofa.Couple Goal. "Maaf gue pernah mikir buruk sama Rara.Gue salah Ga"kata Sinta Aku tersenyum "Gue punya teman sakit jiwa,ini lebih sakit jiwa lagi"lanjut Sinta "Rengga udah cerita"kataku "Noni hunn??"tanyanya menoleh ke arah Rengga Rengga mengangguk "Siapa lagi,cewe keras kepala cuma dia.Banyak yang mau,tapi malah ngamuk di deketin siapa pun.Kali kampret ada kabar"keluh Rengga Aku hanya mengawasi sepasang kekasih ini berdebat "Eh...itu namanya setia"sanggah Sinta "Setia?,ampir delapan tahun hunn"sanggah Rengga "Biar aja sih,Noninya yakin sama konsep dia ,kalo cinta bakal tau kemana harus berpulang.Santai aja kamunya"kata Sinta sambil mengusap pipi Rengga "Aku tenang,yang ga tenang itu kamu.Soal Saga sama Rara aja ,kamu nangis trus"keluh Rengga Sinta tertawa pelan "Cium sih,lagi gemes aku"goda Sinta meraup wajah Rengga yang cemberut "Gue tutup mata ga nih?"godaku Mereka berdua tertawa "Liat orang cipokan dia mau tutup mata hunn,tapi liat cewe telanjang dia hajar,sampe hamil"ledek Sinta Aku jadi terdiam. "Maaf Ga...."desis Sinta seakan sadar kesalahannya Aku tersenyum karena merasa tidak enak "Slow Sin"jwabku  "Gue balik ya!"suara Rara yang datang menggandeng lengan Sashi menjeda kami "Sudah selesai fittingnya?"tanya Sinta bangkit "Udah dong.Balik deh Sas...istirahat babynya kasihan"kata Rara "Elo balik sama siapa?"tanya Sashi tepat aku bangkit bareng Rengga "Rara balik bareng gue"sela Rengga Aku menghela nafas lega dan aku lihat Rara juga "Okey....sayang ayo pulang,aku juga agak pusing dan mual"keluh Sashi Aku mendekat ke arahnya setelah mengangguk "Udah sana pulang,biar Rara urusan gue ma Rengga"kata Sinta mendorong bahuku Aku tertawa pelan.Kami berangkulan lalu Sashi merangkul lenganku keluar butik Sinta. "Hati hati ya!!"jerit Rara sambil memberikan ciuman jauh. Gadis itu,gadisku....hatinya benaran terbuat dari batu. Lagi lagi sepanjang perjalanan ke rumah Sashi,kami terdiam.Sashi malah kelihatan tertidur.Apa hamil beneran bikin capenya Tak banyak yang aku perbuat di sisa hari hari menuju hari pernikahanku dan Sashi.Aku banyak di rumah.Tidur atau nonton TV,Rara juga ga datang.Aku tanya mamaku semua sudah beres sampai mamaku tanya soal cincin pernikahan "Nanti aku cari!"kataku santai Masih beberapa hari.Tinggal datang ke toko perhiasan setelah itu beres kan??.Santainya aku ternyata membuat mamaku gregetan  Sampai perlu sekali dia memanggil Rara.Aku sedang tidur saat dia menerobos masuk kamarku "Bangun ga!"bentaknya sambil menarik selimutku "Berisik ih!"keluhku lalu tidur lagi "Astaga...Sagara!!,bangun!!,mandi!!,gue temenin elo cari cincin.Begitu aja mesti gue juga yang turun tangan!!"keluhnya galak Aku bangkit terduduk dengan malas "Masih lama Ra..."desisku lalu menjatuhkan lagi diriku di kasur "Seminggu lagi!!,Bangun!!,Saga!!,gue siram ya!!"ancamnya Aku mendengus kesal "Resek lo!"keluhku bangkit juga "Gue tunggu di bawah!"katanya berlalu dari kamarku Aku mandi dengan santai dan dia ngamuk lagi karena aku kelamaan.Setelah itu kami keluyuran di mall untuk mencari cincin pernikahan "Ra udah sih,cincin doang lama amat carinya!,yang tadi udah bagus Ra!"keluhku karena cape di paksa muterin mall "Ih gue ga suka"bantahnya Aku terbelak.Kesannya kaya dia yang mau nikah.Bikin aku baper lagi "Ayo tuh ada toko perhiasan lagi!"ajaknya menyeret tanganku Aku mengikutinya dengan malas.Pas masuk toko dengan antusias dia memilih dan aku menunggu.Cowo mah cincin kawin gitu paling polos aja kan? "Astaga....."pekik Rara tertahan Aku sampai bangkit untuk melihatnya "Kenapa?"tanyaku "Siniin tangan elo!"pintanya tanpa menoleh Aku menurut memberikan tanganku "Yang kiri Ga,yang ada tatonya!"serunya lagi Aku mengganti tanganku dengan bingung "Apaan sih?"tanyaku lagi Dia menunjuk ke arah kaca etalase dan aku mematung  Sepasang cincin pasangan dengan emboss lubang kunci dan kunci "Kalo elo yang nikahin gue,pasti gue minta ini buat cincin kawin Ga!"desisnya pelan Aku tak menanggapi.Fokusku tetap pada cincin itu juga "Kunci detak jantung dan gembok perasaan"desisnya lagi pelan dan dengan butiran airmatanya yang lolos lagi Aku memejamkan mataku menahan perih.Tak lama aku menghela nafas lalu menarik tangannya "Ayo pulang!"ajakku paksa "Ga..cincin elo belum dapet Ga!"serunya panik Aku tak perdulikan.Ini gila.Aku bakalan nikahin orang lain masa gadis yang aku cintain malah yang berniat membantuku memilih.Dia terus berontak bahkan sambil menangis tapi aku tidak bisa dia lawan kali ini.Aku trus menarik tangannya ke parkiran.Aku tak perduli semua orang menatapku bertanya. "Ga!,SAGARA!,LEPAS!!"bentaknya kesal menepis cekalan tanganku Aku lepaskan dengan setengah membanting sampai dia terhuyung "STOP BIKIN GUE GILA RA!!"bentakku dengan kemarahan maksimal Dia malah menatapku dengan airmata yang trus mengalir "Elo pikir gue tahan?,elo pikir gue sekuat elo ?,elo pikir gue bisa sandiwara?"keluhku menahan rasa sesak yang merambat naik Rara terisak pelan "Gue ga sekuat elo Ra!,gue ga pinter sandiwara!"bentakku tapi tak sekeras tadi Rara masih terisak "Setiap hari yang gue harapin gue mati,setiap hari yang gue harapin gue bisa berhentiin jam,ngelarang matahari terbit,biar gue ga perlu jalanin pernikahan yang ga pernah gue harapin!" Aku menghela nafas "Gue mau marah sapa siapa?,gue mau teriak kalo yang gue cintain elo!,bukan Sashi!,bukan orang lain" Jeda "Elo malah bikin gue setiap hari mesti lihat gimana elo kesakitan!!,elo malah bikin gue setiap hari harus ngerasain sesak dan luka trus!,elo yang memaksa gue trus menghitung tiap menit tiap detik sampai tiba saatnya gue mesti lepas elo!,elo gila!!GILA RA!!!"lolongku frustasi Rara mematung dan perlahan tubuhnya melorot ke aspal parkiran.Aku menggeram dan setengah berlari aku menahan tubuhnya dan memeluknya "Gue cinta sama elo Ra...tau ga lo??"tanyaku mengikuti tangisannya di pelukanku Dia mengangguk dengan sedu sedan yang semakin membuatku merasa tak berdaya "Ga bisa apa kita berdua kabur kemana kek?,ke tempat dimana orang ga kenal kita.Kita nikah!,dan hidup bahagia?"tanyaku lagi Kali ini dia menggeleng "Ga mau kan lo?,elo kan keras kepala!,please Ra....jangan bikin gue mesti lihat kesakitan elo lagi....please....."rengekku Dan menangislah kami berdua.Lega?,ya!,aku lega.Aku akhirnya bisa mengungkapkan kesakitanku pada Rara.Aku berharap dia mengerti. Setelah puas menangis,aku antar dia pulang dan cincin pernikahanku terlupakan sudah. Kali ini sepertinya Rara mengerti.Sampai dekat hari pernikahanku,dia ga pernah lagi datang ke rumah.Aku jadi lebih tenang juga.Mamaku tak juga bertanya,Rengga,Sinta,papaku,hanya Jo adikku yang bertanya itu pun aku jawab dengan mengangkat bahu Adikku memang sudah menikah dengan pacarnya saat mereka berdua harus kuliah di Jogja.Mamaku menyetujuinya.Sampai sekarang adikku menunda punya anak karena fokus kuliah.Mereka menikah untuk bisa tinggal satu kos kosan. Kembali ke soal cincin pernikahan,menjelang dua hari pernikahanku,aku baru membelinya.Cincin pernikahkan biasa juga tak ada yang istimewa.Aku malah tertarik membeli cincin yang Rara tunjuk.Padahal aku tau cincin itu ga akan pernah Rara pakai.Biar aku simpan bersama serpihan hatiku. "Semoga dengan begini Tuhan berpikir ulang soal jodohku...."desisku pada diriku sendiri sebelum aku menaruh kotak cincin itu di sudut terdalam lemari pakaianku H-1 hari pernikahanku,aku semakin banyak diam.Aku menatap nanar halaman belakang rumahku.Semua sudah di persiapkan sempurna.Teman Rengga yang menjadi WO juga bekerja maksimal. Ya penikahanku memang sederhana sekali.Tidak di gedung,hanya di halaman belakang rumahku dan acaranya hanya makan makan.Prosesi ijab kobul aja di kantor KUA.Sashi menolak saat harus di laksanakan sekalian di rumahku.Dia bilang ga seru kalo aku lihat dia bersiap dan dia mau pakai mobil pengantin.Apa aku menyela?,tidak!,aku turuti.Ini pernikahan impiannya bukan?,bukan pernikahanku.Aku hampir tidak mendebat apa pun kecuali susunan tamu undangan.Aku mau hanya saudara dan kerabat dekat.  "Sagara..." Aku menoleh karena bahuku di tepuk dan papa tiriku sudah beranjak duduk di sebelahku "Pah....belum tidur?"tanyaku Dia menggeleng pelan "Baru urus mamamu!"lapornya "Mama sakit?"tanyaku khawatir Papaku tertawa "Hanya khawatir,takut kamu besok berubah pikiran trus kabur"goda papa tiriku Aku tertawa pelan.Ini yang membuatku mengizinkan mamaku menikah dengan mantan bosnya yang duda anak dua.Dia selalu berusaha mendekatkan kami seakan kami satu keluarga.Dia tak membedakan aku,adikku dan Rengga juga kaka peremuan tiriku.Buat papa tiriku semua sama anaknya. "Kamu tau?,untuk pertama kalinya papa melihat konsep keikhlasan yang sebenarnya dari Rara"katanya Aku menoleh menatapnya "Kamu kaget papa ngomong gini?"tanyanya Aku mengangguk "Orang yang papa kenal banyak bicara keikhlasan tanpa pernah tau arti dan makna sebenarnya dari keikhlasan itu Ga.Tapi Rara bisa menunjukan itu semua pada kita.Dia itu yatim piatu,dia bisa aja bersikap egois dengan mengajakmu kawin lari kalo dia memikirkan dirinya sendiri,toh dia tau kalo kamu pasti bersedia.Tapi lihat Rara!,dengan menekan setiap rasa yang dia punya dia justru menggiring kami semua untuk bisa ikhlas menerima kesalahanmu yang membuat semua keluarga kelabakan.Astaga Ga....calon mertuamu mantan marinir,kamu ga takut dia kirim sniper buat matiin kamu!"keluh papaku Aku tertawa "Mending gitu pah,Rengga juga calon mertuanya jendral,apa papa takut?"tanyaku Dia menghela nafas "Takut tapi sedikit.Rengga lebih bisa nahan diri.Kamu sih ga bisa nahan penismu!"keluhnya lagi Aku tertawa lagi "Papa percaya Rengga ga nidurin Sinta?,mereka toh di apartemen trus berdua duaan"kataku "Papa percaya semua anak papa,termasuk kamu! Yang sekarang sedang berusaha memperbaiki kesalahan.Papa sudah tua Ga...bisa apa,selain membantu kalian saat kalian mau menikah"jelasnya Aku tersenyum "Makasih pah..."ungkapku "Ya...dengan syarat" "Apa?"tanyaku "Besok jangan kabur,walaupun Rara besok berdiri di hadapanmu yang sedang ijab kobul!,itu yang membuat mamamu khawatir,tapi untuk melarang Rara datang juga ga mungkin,dia sudah bersusah payah membantu"katanya Aku terbelak "Papa yakin dia akan datang?"tanyaku tak yakin Dia menghela nafas "Sejauh ini dia menepati janjinya pada mamamu dengan mempersiapkan semua ini Ga.Itu yang bikin papa milih lembur di kantor daripada melihat dia yang berusaha tegar dalam kesakitan"kata papaku Aku langsung tercenung "Sudah tidur,besok jam 9 pagi kita semua harus ke KUA,yang akan terjadi besok biar Tuhan yang memutuskan"katanya sambil beranjak bangkit Aku hanya mengangguk dan terdiam lagi seorang diri sampai jauh malam.Lewat tengah malam baru aku beranjak ke kamar untuk tidur.  Keesokan harinya aku dan keluargaku sudah bergerak ke KUA.Kami semua menunggu keluarga Sashi yang sudah dalam perjalanan juga. Saat kami sedang menunggu di ruang tunggu KUA malah kami di buat terkejut dengan kehadiran Rara yang datang dengan kebaya seragam dengan kelurgaku "Benar benar hatinya dari batu!"desis Sinta sambil mengawasi Rara yang sedang mencium tangan papa dan mamaku. Aku meringis mendengar keluhan Sinta. "Siap siap deh gue mesti jadi tumpuhan tangis cewe gue"desis Rengga yang menyusul Sinta menyambut kedatangan Rara Aku mengawasi saat Sinta dan Rara saling memuji penampilan mereka masing masing.Sampai Rara menoleh ke arahku.Aku tersenyum melihat Rara pamit pada Sinta untuk menghampiriku.Sinta sudah memeluk Rengga dan menghindari pemandangan di mana aku dan Rara berhadapan "Hai...handsome.."desisnya "Hai....kirain ga datang?"godaku Dia tertawa "Mana mungkin sih.Ini hari istimewa elo Ga!,gue mesti jadi saksi gimana elo nyongsong kehidupan baru elo"katanya Aku tersenyum "Makasih Ra...."desisku "Boleh peluk ga sih?,masih boleh kali ya?,kan belum ijab!"pintanya Tentu saja aku kabulkan "I'm happy for you Ga"desisnya dalam pelukanku Aku mengangguk lalu melepaskan pelukan kami. "Jadi berantakan gini!"keluhnya memperbaiki jasku Aku tertawa "Elo lagi sandiwara lagi ya?"tegurku Dia tertawa "Bukan Ga...lagi berharap pas elo ijab,lidah elo keseleo,bukan sebut nama Sashi tapi malah sebut nama gue,Raline Syah Razade binti Fiermansyah Razade"katanya Astaga........andai bisa seperti itu Ra..... Masih mau ngamuk ya sama aku???.Aku terima amukan kesayangan aku semua.... Abis gimana dong??,dari awal aku bilang ini sad story...jadi kuatkanlah perasaan kalian oke!! See you next part....semoga lidah Sagara beneran keseleo atau malah Sashi yang ga bisa datang...berharaplah kalian semua... Kiss and love ❤❤❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN