10.Melepas dan Menggenggam yang Lain

3540 Kata
Tetes airmataku tak tertahan lagi Menanti kepastian tentang kita Kau masih juga bersamanya Masih mencintainya Maafkanlah sayangku atas keadaan Kamu tak pernah jadi kekasihku Wajahnya selalu terbayang  Saat kau bersamaku Aku dan kamu tak akan tau. Mengapa kita tak berpisah Walau kita tak an pernah tau... Biarlah aku menyimpan bayangmu Dan biarkanlah semua.. Menjadi kenangan Yang terlukis di dalam hatiku Meski pun perih namun tetap selalu ada Di sini..... Ku beri segalanya semampunya aku Meski cinta harus terbagi dua... Mungkin kamu tak pernah tau Betapa sakitnya aku (Biar menjadi kenangan,Reza Artamevia dan Masaki Ueda)     Aku melangkah menyusuri koridor rumah sakit yang di beritahu mamaku dengan langkah setengah terburu buru.Aku abaikan kesunyian yang tiba tiba menggigit menyerangku Tapi Aku berdiri ragu di koridor saat aku melihat om Faisal,ayah Sashi sedang terpakur sambil menggenggam gelas kopi sampai dia menoleh dan tersenyum tipis ke arahku.Aku menghela nafas berat sebelum melangkah mendekat dan duduk di sebelahnya Kami terdiam selama beberapa saat setelah aku mencium tangan om Faisal.Dia yang mantan Marinir terlihat diam setengah menunduk di kursi tunggu dengan helaan nafas berat yang sesekali terdengar.Luruh sudah semua kesan garang dari garis wajahnya yang selalu tampak keras.Om Faisal itu orang Bugis,salah satu keturunan bangsawan kerajaan Bone.Tapi melihat dia tampak kepayahan seperti ini,kesan angkuh dan besar lenyap sudah. "Ampir Sashi kehilangan nyawanya,seandainya tantemu tidak masuk kamar.Om pikir dengan sikap dia yang trus membelamu, dia menerima keputusanmu memutus pertunangan kalian.Tapi om salah Sagara"desisnya pelan tanpa menoleh Aku terdiam "Om juga berusaha menerima,Sashi benar.Kalo lebih baik putus sekarang daripada nanti saat kalian sudah menikah malah harus bercerai"lanjutnya lalu terdiam Aku juga memilih diam "Om tau ga bisa memaksa kamu untuk kesini,walaupun hanya untuk memberikan harapan kosong untuk Sashi.Anggap ini keegoisan om sebagai seorang ayah yang tidak sanggup melihat putrinya kesakitan.Maafkan om Sagara...om tau semua memang sudah salah sejak awal,tapi jangan salahkan Sashi karena mencintaimu"desisnya pelan,dalam dan penuh keputusasaan Perlahan rasa sakit merambat naik.Aku akui aku salah kali ini.Sashi harusnya tidak mesti menanggung kesalahanku.Aku menghela nafas pelan "Aku lihat Sashi dulu om!"pamitku bangkit Aku perlahan membuka pintu ruang rawat Sashi.Tampak mamanya,duduk di tepi ramjang rumah sakit sambil menunduk dan menggenggam tangan Sashi yang tertusuk infus "Saga...."desisnya pelan mendengar suara pintu di tutup Aku tersenyum lalu mendekat.Mamanya mengusap rambutku pelan saat aku mencium tangannya "Tante istirahat ya,biar Saga yang temenin Sashi"kataku Dia terdiam sebentar lalu memgangguk dan keluar kamar.          Aku menatap Sashi yang seakan mendadak terlihat ringkih.Padahal belum sebulan baru beberapa minggu atau malah hari.Beban pikiran membuatnya seperti tidak berniat lagi melanjutkan kehidupan.Bukankah memang dia berniat begitu??,bukti niatnya terlihat di tangannya yang terbungkus perban. "Kenapa mesti kaya gini sih Sas....."desisku lelah... Belum lama aku harus liat Rara sekarang aku harus lihat Sashi....Lelah Tuhan!!! Rasa lelah itu yang membuatku tertidur di sisi pembaringan Sashi sampai matahari pagi menerobos dari sela tirai rumah sakit. "Buat apa kamu datang??"suara dingin Sashi menegurku begitu aku membuka mataku Aku tersenyum dan menggenggam tangannya "Mau nengok kamu!"kataku Dia menarik paksa tangannya lalu tertawa sinis "Mau ketawain bodohnya aku?"tanyanya dengan tatapan luar biasa kesakitan Aku menghela nafas "Terserah kalo kamu mikir gitu"kataku menyerah Dia bangkit terduduk "Pergi dari sini Ga!!"desisnya pelan Aku terdiam "Pergi Ga!!!,PERGI AKU BILANG!!"jeritnya kencang Jeritan Sashi membuat mama dan papanya masuk ke ruang rawat.Aku bangkit "Sas....tenang...."pinta mamanya mendekat Dia tertawa sarkas "Mama bilang aku buat tenang?,aku ga mau lihat dia lagi,usir mah!!!"pintanya masih dengan tatapan tajam Om Faisal ayahnya Sashi merangkul bahuku dan membimbingku keluar kamar "Maaf Ga...Sashi....." "Ga apa om,aku ga apa apa!"kataku memotong Om Faisal menghela nafas "Mau ngopi sama om atau sarapan?"tawarnya Aku menggeleng "Aku pulang dulu om,nanti aku kesini lagi!"pamitku mencium tangan om Faisal Dia mengusap punggungku "Ga usah memaksakan diri Ga,nanti Sashi juga bakal tenang dan lupa..."kata om Faisal Aku tersenyum "Aku bakal tetap kembali om!"kataku pelan Om Faisal tersenyum "Terima kasih...."desisnya lirih lalu masuk kamar Sashi lagi Aku pulang ke rumah mamaku dan mama langsung memelukku "Sabar ya nak...."desisnya menangis dalam pelukanku Aku membimbing mamaku duduk di sofa ruang tengah.Mamaku mengusap kepalaku saat aku tiduran beralas pangkuannya "Aku hanya berusaha jujur pada perasaanku sendiri mah...apa aku salah???...aku ga bermaksud sakitin Sashi....juga....Rara...."desisku lirih "Mama tau Nak....Ga semua hal bisa berjalan sesuai apa yang kamu mau....Apalagi setelah kamu melakukan banyak kesalahan....jalani semua dengan pasrah...hidup hanya soal pilihan Ga.....ga ada yang lain...apa yang kamu pilih itu yang akan kamu jalani..."suara lembut mamaku perlahan membuatku tenang.... Semoga aku bisa hadapi semua kekacauan ini... Setelah makan dan tidur sebentar,aku kembali ke rumah sakit.Kali ini mamaku meminta okut sekalian melihat keadaan Sashi. Tangis Sashi pecah di pelukan mamaku,dan aku hanya bisa diam terpaku mendengar tangisan yang dalam dan penuh sedu sedan.Sampai aku menyingir keluar kamar dan terpakur sendiri dalam keheningan lorong rumah sakit yang dingin. "Mama pulang ya Ga!"tegur mamaku Aku bangkit "Aku antar!"kataku "Jangan...jaga Sashi aja.Mama bareng mama dan papa Sashi mereka mau pulang dulu ambil baju ganti!"tolak mamaku Tak lama kedua orang tua Sashi keluar kamar.Setelah aku mencium tangan mereka,mereka berlalu dari rumah sakit.Aku menghela nafas lalu masuk kamar rawat.Semiga Sashi ga nolak kehadiranku sekarang. "Hai...."tegurku setelah menutup pintu. Dia hanya melirikku sekilas lalu diam duduk terpakur.Aku mendekat duduk di kursi di sisi ranjangnya.Dia masih diam dan mengabaikan kehadiranku "Aku minta maaf...aku bikin kamu sakit dan...."aku diam.karena Sashi menatap tajam ke arahku Dia memutus kontak mata kami dan diam lagi.Aku jadi ikutan diam.Lama juga dia terdiam sampai dokter masuk kamar untuk memeriksa kondisinya "Makasih!"desisnya lirih pada suster Aku hanya diam mengawasi. "Pak Faisal Matta dimana?"tanya dokter padaku "Pulang dok,ada masalah?"tanyaku "Bisa kita bicara di luar?"tanyanya padaku Aku menatap Sashi dan dia hanya melengos. "Okey..."desisku mengekor dokter keluar kamar "Gimana kondisi Sashi Dok?"tanyaku "Hm...sejauh ini stabil,tapi tolong jaga stabilitas emosinya!"pinta dokter Aku mengangguk pelan "Luka tangannya?"tanyaku pelan Dokter setengah baya itu menghela nafas "Sudah lumayan.Luka sobekan cukup dalam.Dan ada lebih dari tiga luka sayatan.Sepertinya dia terlalu marah...dan benar benar berniat bunuh diri...itu...yang membuat kami aga kesulitan.Setengah jam saja telat Sashi di bawa ke sini,saya rasa..."desis dokter pelan "Saya ngerti dok...."selaku Dokter itu tersenyum "Tolong jaga ya!!"pintanya sambil menepuk bahuku Aku menggangguk dan masuk kamar lagi begitu dokter berlalu "Kamu pulang aja!,mama papaku nanti juga ke sini lagi!"suara dingin Sashi baru terdengar lagi "Aku bakal di sini,temanin kamu"tolakku "Aku yang ga mau kamu di sini.Lagi buat apa sih kamu datang lagi,cuma bakal ingetin aku sama luka Ga!"desisnya jutek Aki terdiam "Maaf...aku..." "Ga usah minta maaf.Hubungan kita sudah selesai sesuai kemauan kamu,sekarang apa lagi??"tanyanya sinis Aku diam lagi "Oh...aku tau...kamu mau nonton gimana aku lewatin rasa sakit ini?,atau kamu mau bunuh aku pas aku tidur?" "SAS!!!"bentakku Sashi tertawa sarka "Ga usah kamu berbuat seakan kamu perduli sama aku.BASI GA!!,AKU MUAK!!"jeritnya membentak Aku menghirup udara sebanyak yang aku bisa dan memijat keningku berharap rasa sakit di kepalaku mereda "Aku ga butuh apa pun lagi dari kamu,keluar sekarang!!,KELUAR AKU BILANG!!"jeritanya bersamaan dengan lemparan gelas yang dia ambil dari samping tempat tidur ke arahku Aku berhasil menghindar "Tenang Sas!"kataku agak keras "GA AKAN!,SELAMA KAMU MASIH NUNJUKIN MUKAMU DI SINI!!,AKU BENCI!!,KELUAR!!!"lolongnya penuh kemarahan dan bersiap melempar pas bunga di tangannya "OKEY!!,aku keluar..kamu yang tenang!!"pintaku mengangkat kedua tanganku. Sashi terengah dengan wajah keras.Perlahan aku mundur ke arah pintu dan duduk di depan kamar lagi.Tak lama dua suster tergopoh gopoh masuk kamar Sashi.Aku mau ikutan masuk tapi seorang suster menahan dadaku "Tunggu di luar aja mas nya!"pintanya Aku menurut dan terpaku saat pintu itu tertutup.Aku bergegas menelpon om Faisal dan menceritakan keadaan di sini. "Tolong ya mas,mba Sashi menolak mas untuk masuk kamar.Tolong mas ngerti!!"kata suster yang tadi menahan aku masuk. Suster yang satu keluar setelahnya dan.tersenyum canggung. "Biar.mba Sashi tenang.Mohon masnya ngerti"pinta suster yang tadi Akhirnya aku pasrah mengangguk.Sampai tidak berminat untuk bertanya kondisi Sashi. Untung om Faisal keburu datang.Kali ini dia seorang diri. "Biar om yang temanin Ga..dia belum bisa nerima kehadiranmu!!"kata om Faisal Aku mengangguk maklum.Aku duduk lagi menunggu.Tidak banyak yang aku lakukan selain ke toilet untuk pipis,ke kantin untuk beli kopi dan aku duduk lagi menunggu.Tapi sampai jauh malam,Sashi ga juga mengizinkan aku masuk,sampai om Faisal keluar kamar dan menyuruh aku pulang.Aku menyerah dan memilih pulang.Tapi aku tidak pulang ke rumah mamaku lagi.Aku pulang ke kos Rara          "Ga...."desis Rara begitu membuka pintu kamarnya Aku berhambur memeluknya.Lelah dan penatku langsung menguar terganti dengan rasa tenang yang perlahan merambat naik "Cape Ra...dan gue kangen elo...."bisikku dalam pelukan Rara Rara tersenyum di bahuku dan mengusap lembut punggungku. "Masuk yuk,ga enak pada liatin drama elo!"katanya menarik tanganku dan menutup pintu kamar Aku menubruk tubuhnya lagi di balik pintu dan mencium bibirnya rakus.Dia menanggapi sampai aku melepaskan ciuman kami dengan nafas terengah "Baru kangennya hilang!"kataku cengar cengir Rara tertawa sambil melepaskan diri "Makan ya!!,gue pesanin sambil elo mandi dulu!"katanya menjauh Aku mengangguk "Kode buat make love bukan sih?"godaku Rara tertawa "Boleh....mandi sana...gue pesenin makan.Mau makan apa?"tanyanya sambil duduk di kasurnya Aku mendekat lalu duduk di sebelahnya "Apa aja yang penting abis itu gue boleh makan elo!"godaku lagi Rara tertawa lagi lalu sibuk memesan makanan di aplikasi ojek online "Gue mandi ya!,baju gue Ra!"pintaku bangkit Rara hanya mengangguk dan aku berlalu ke kamar mandi.Makanan sudah siap begitu aku selesai mandi.Bajuku juga sudah siap di kasur dan aku buru buru pakai "Nasinya banyak amat!!"keluhku sambil duduk di sebelahnya yang santai duduk di karpet kamar "Elo meliatan kaya ga makan sebulan.Lagian butuh tenaga buat gempur gue kan?"jawabnya Aku tertawa "Emang paling tau yang gue butuhin"kataku "Makanya makan dan habisin.Gue udah makan bareng Lila tadi"perintahnya Aku menurut dan mulai makan "Lila kemana?"tanyaku "Kerja..dia nyanyi di kafe!"jelas Rara lalu bersandar di kasur dengan laptop di pangakuannya. Aku sibuk menghabiskan makananku sambil menonton TV dengan suara rendah. "Elo ke kampus ga?"tanyaku "Hm...gue dapat dosen pembimbing cewe dan mau tau berita hebatnya?"tanyanya Aku menoleh menatapnya "Apaan?,tuh dosen ngajak elo kencan?"ledekku Rara ketawa "Gue di terima magang di perusahaan design Chantiq"katanya senang Akhirnya ada berita gembira di tengah semua kekacauan ini "Congrats!!"desisku setelah menelan makananku "Makasih...dan kayanya gue bakal ngekos sampai akhir bulan ini"katanya lagi "Kenapa?"tanyaku berbalik menghadapnya "Kantor Chantiq di Jakarta Ga,cape kalo mesti dari depok gini.Gue juga jadi bisa berhemat.Mahal juga lama lama ngekos gini!!"katanya Aku diam "Okey...elo tinggal di rumah kan?"tanyaku "Iyalah...menurut lo?"katanya tertawa Aku tersenyum lalu bangkit menarih bekas makanku lalu gosok gigi sebentar.Aku merokok sambil menunggu Rara selesai dengan tugas kuliahnya "Cape euy!!,bobo yuk Ga!!,udah jam 11 juga"katanya bangkit menaruh laptop dan masuk kamar mandi dan keluar dengan daster pendek "Benaran kodein gue!!"komenku Dia tertawa pelan sambil merebahkan tubuhnya di kasur.Aku bangkit mematikan lampu lalu membuka kaosku dan bergabung dengannya di kasur "Elo kangen gue ga?"tanya menarik tubuhnya agar bisa aku peluk "Kangen tiap.saat kaya rexsona"jawabnya tertawa pelan "Syukur deh,gue jadi ga merana kangen elo sendirian"kataku Rara tertawa "Tidur ah!"perintahnya memeluk tubuhku Aku bangkit menindihnya "Janji elo mana?"kejarku menciumi dadanya Dia menjerit pelan "Geli bodoh!,dan basah..."desisnya Aku tertawa tanpa suara lalu beringsut turun ke bagian bawah tubuhnya dan menyerangnya dengan lidah dan jariku. "Ga...."rengeknya menjambak rambutku Aku bangkit dan menciumi wajahnya.Dia makin menggeliat gelisah lalu pasrah saat aku menarik keluar dasternya dan kami bercinta. "Gimana keadaan Sashi?"tanya Rara begitu kami puas bercinta Pintar dia bikin aku rileks dulu baru ngajak aku ngobrol berat gini. "Worts!!"desisku mengeratkan pelukanku di tubuhnya yang telanjang Dia mengusap punggungku pelan "Pastilah.Abis elo bikin syok.Lagian elo begi sih!,udah gue bilang jangan pernah berpikir buat putusin Sashi"katanya "Gue cuma mau jujur sama perasaan gue ma elo Ra...elo ga sakit apa?"tanyaku "Udah terbiasa...karena gue nikmatin rasa sakit itu pelan pelan"jawabnya "Sakit jiwa"desisku bangkit lalu memakai bokserku Aku menyulut rokokku dan duduk di karpet bersandar di kasur "Gue kadang bingung sama elo!,harusnya elo senang gue mutusin milih elo dengan mutusin Sashi.Kecewa gue!!"kataku sambil menghembuskan asap rokokku Rara bangkit dan memakai dasternya juga lalu duduk di sebelahku..Dengan santai dia menyulut rokokku "Sejak kapan elo ngerokok lagi?"tanyaku menangkap tangannya "Lupa!!"jawabnya sambik menghembuskan asao rokok ke wajahku mengejek Aku memggeleng menghindari hembusan asap rokok Rara. "Cincin tunangan Sashi mana Ga?"tanyanya Aku bangkit mengambil celanaku yang tadi aku pakai dan mengambil cincin pertunangan Sashi "Nih!"kataku menyerahkan pada Rara yang mematikan rokoknya Dia memakainya di jari manisnya lalu merentangkan jarinya ke arah jendela kamar.Sinar lampu dari luar kamar menyorotnya "Ga pantes gue pake,emang cocok di jari Sashi!"komennya lalu melepas.cincin itu dan memyerahkan padaku lagi Aku terdiam menatap cincin berlian itu. "Elo kenapa ga bersikap kaya cewe lain sih yang girang saat elo di pilih sama gue?,elo sayang ga sih ma gue?"kerjarku Rara tertawa "Kalo ga sayang ngapain gue terima elo datang lagi padahal elo pasti abis rayu rayu mantan tunangan elo yang habis berusaha bunuh diri"katanya santai dan masih merokok "Trus kenapa ga berusaha mempertahanin gue?,usaha biar gue tetap di sebelah elo dan bukan ngusir gue biar gue nemuin Sashi?"akublebih mengejar "Karena itu cara gue bikin elo ngerti kalo gue ga akan pernah mau sama elo,gimana pun elo atau gue mau kita sama sama.Ga,gue salah...sadar banget gue salah.Gue tidur sama laki yang gue tau tunangan orang lain!" "Baru tunangan!,gue belum jadi lakinya"kataku mematikan juga rokokku Dia tertawa "Sama aja!,secara harpiah elo tetap punya orang.Karena rasa salah itu pasti nyiksa Ga!.Gue ga mau kesiksa,gue lebih milih lepasin perasaan gue.Toh gue tau elo sayang gue.Udah cukup!!"katanya Aku diam "Nikah aja yuk Ra!,besok besok dah!,biar posisinya kebalik,elo yang berhak atas diri gue dan bukan Sashi!"ajakku Rara tertawa "Mana bisa segampang itu.Nikah siri pun butuh wali.Gue ga minat datang ke om gue yag serakah trus minta dia jadi wali gue.Ga deh...gue tunggu dia mati dulu Ga,baru gue nikah biar gue ga perlu minta dia jadi wali" "Bisa bohong dan pake wali hakim" "Bodoh!,kan akan sah pernikahannya.Orang bisa di bohongin tapi Tuhan ga bisa.Tuhan tau gue masih punya wali.Itu smaa aja elo ma gue zina kaya sekarang!"katanya tertawa lagi Aku memggeleng pelan "Kalo gue juga bakal nunggu om elo mati buat nikahin elo.Kita kumpul kebo aja kaya gini!"putusku Rara menoyor kepalaku "Enak banget lo jadi laki,lama lama gue ogah lah di tidurin doang ma elo,mana gue deg deg an trus takut bunting!" "Baguslah kalo elo bunting!,kan elo nuntun gue tanggung jawab.Siap gue mah,ga usah KB lah!"jwabku "Ga bakal gue minta tanggung jawab.Gue mau aja sih bunting,anak lo lagi!,tapi ga sekarang.Nantilah kalo gue udah kerja.Gue jadi punya duit gedein anak lo!" Aku melotot "Gue bapaknya jadj apa?"keluhku sewot "Elo nikah ma Sashilah,gue tinggal nyintain anak elo,kan bagian dari elo" Aku menghela nafas lelah "Elo cinta ga ma Sashi?" "Gue cintanya ma elo Ra!"protesku "Sayang?" "Ma elo doang!"jwabku malas Rara menatapku "Gue cuma kasihan ma Sashi!"kataku "Besok elo ke sana lagi ya!"perintahnya "Ra...udah dong!,dia ga mau ketemu gue!,hiar aja sih!,mending kita lanjutin hidup kita.Kuliah,kerja sampai gue mapan trus kita nikah!"kataku "Kalo gitu elo ga kan temuin gue lagi!,gue bakalan kabur"ancamnnya "RA!"bentakku gusar "Udah gue bilang percuma.Elo tetap mesti ma Sashi,gue yang lanjutin hidup gue sendiri.Sashi ga terbiasa sama rasa sakit.Kalo gue rasa sakit itu udah cs an,jadi gue bakal lebih kuat dari dia.Tenang aja gue bakal tetap di sebelah elo,ga akan kemana mana juga.Yang penting rayu Sashi  biar mau tunangan lagi sama elo!"katanya Aku bangkit lalu tiduran di kasur setelah menaruh cincin di asbak dengan asal "Gimana besok!,gue ngantuk!"kataku menutup kepalaku dengan bantal. Gila kali susah payah aku mutusin Sashi malah dia nyuruh aku tunangan lagi.Perlahan dia menyusup memeluk tubuhku dari belakang "Cuma tuhan yang tau gimana sayangnya gue ma elo!,cuma tuhan yang tau gimana nama elo gue sebut tiap saat setiap waktu.Tiap doa gue selalu berharap elo jodoh gue.Ini cuma soal cinta di waktu yang salah Ga.Selebihnya semua rasa yang gue punya cuma buat elo"desisnya dari belakang punggungku. Aku berbalik badanku "Kenapa yak mesti sesakit ini?"ungkapku "Udah skenario hidup gue.Elo punya skenario lebih baik dari gue.Perjuangin Ga"katanya lalu menyusup memelukku Aku mencium kepalanya "Sayang elo Ra....."desisku Dia hanya memggangguk lalu mengeratkan pelukannya          Keesokan harinya saat aku terbangun aku melihat Rara sudah rapi mandi dan memasukan bajunya ke tas "Elo mau kemana?"tanyaku bangkit terduduk "Pergi!"jwabnya pelan Aku langung bangkit lalu merebut tas pakaian dan melempar "Jangan gila!"desisku ngamuk "Makanya temuin Sashi dan ajak dia tunangan lagi.Permintaan gue sederhana tapi elo ga bisa kabulin!"jawabnya santai Aku menjambak rambutku "Tunangan!,GUE CINTANYA MA ELO!!"jeritku putus asa "Tau...tunangan doang.Rasa elo kan tetap tinggal"jawabnya lagi Aku menggeram lalu mencengkram bahunya "Elo gila!"bentakku lalu masuk pintu kamar mandi Aku tonjok tembok sampai buku tanganku berdarah.Emosiku benar benar di atas kepala.Lebih gila lagi dia santai melihat aku pakai baju lagi setelah dia membungkus lukaku dengan kaos yang di sobek "Jangan drama jadi laki!"ledeknya Aku diam "Udah rapi!,sana ke rumah sakit!,gue tunggu kabar baik dari elo!"katanya mendorong tbuhku keluar kamar "Jangan nyesel pernah minta ini dari gue!"ancamku Dia tersenyum "Ga akan...sayang elo Ga!,semangat!!"katanya lalu menutup pintu kamar Aku menghela nafas gusar.Beneran gila.Kalo ga aku turutin trus dia benaran pergi gimana???.Biar waktu yang bakal jawab semua akan berakhir gimana          Aku bergegas ke rumah sakit.Aku turutin kemauan kamu Ra!!! "Usir dia keluar mah!"pinta Sashi begitu aku muncul di hadapan nya Mamanya menatapku. "Tinggal Saga sama Sashi Tan,biar kita ngobrol!"pintaku "Aku ga mau!!"jerit Sashi protes Mamanya menatapku "Ga akan apa apa tante.Tante tunggu di luar aja"pintaku "Aku bilang aku ga mau!!"protes Rara lagi "KAMU DIAM!!"bentakku Sashi terdiam lalu melengos.Mamanya memghela nafas lelah lalu perlahan keluar kamar. "Jangan dekat aku!"katanya sudah siap dengan gelas di tangannya lagi "Lempar ke aku kalo bisa bikin kamu lega.Aku terima kalo maumu begitu!"kataku santai dan tetap mendekat Tangan Sashi yang memegang gelas bergetar dan dia terisak pelan "Bukan gini caranya Sas.Kamu ga kasihan liat mamamu yang khawatirin kamu trus?"tanyaku merebut gelas dari tangannya "Ga usah perduli!"katanya bercampur tangis "Alasannya?,kita memang ga tungnangan lagi sekrang.Tapi ga bisa aku jadiin alasan untuk berhenti peduli sama kamu"kataku Sashi terdiam "Sakit Ga..."keluhnya meremas dadanya kuat Aku menariknya kedalam pelukanku "Aku tau...sabar..."kataku mengelus rambutnya Tangisnya pecah dalam pelukanku.Aku biarkan dia menangis dan memeluk pinggangku. "Aku sayang banget sama kamu!!"desisnya lirih "Kalo gitu terima lagi Saga jadi tunangan elo lagi ya!!" Aku menoleh dan aku menemukan Rara sudah berdiri di tak jauh dariku dan Sashi "Ra......"desis Sashi melepaskan pelukannya di pinggangku dan mengusap airmatanya Rara tersenyum mendekat "Sory ganggu,gue cuma mau balikin cincin yang lupa Saga bawa.Elo udah ya ga usah drama,cape gue dengar Saga curhat semalam ma gue"kata Rara sambil menunjukan cincin pertunangan Sashi di tangannya Sashi tertawa pelan "Emang iya?"tanyanya menatapku Aku diam.Apa apaan ini?? "Saga laki Sas.Dia malu buat ngaku.Percaya sama gue....dia khawatir sama elo"kata Rara sambil melirikku Rasanya aku mau menjambak rambutnya saking aku muak.Gila semalam kami habis bercinta dan berkali kali.Kok bisa dia santai ngomong gini "Saga sayang nya ma elo Ra..bukan ma gue"sanggah Sashi Nah ini baru benar "Siapa bilang?,kalo sayang gue dia ga bakal tunangan ma elo.Pasti gue yang pakai cincin ini"katanya menunjukan cincin di tangannya pada Sashi "Cuma untuk tanggung jawab"desis Sashi menunduk Rara tertawa "Elo ga lagi hamil waktu itu.Apa yang mesti Saga tanggung jawabin.Apa karena elo udah ga perawan.Udah biasa Sas.Elo cantik,kalo pun Saga ga tanggung jawab pasti elo dapat yang lebih ganteng dari Saga.Lagi Saga doang ngapain sih di perebutin kaya dia sultan brunai"ejek Rara padaku Aku terbelak dan dia malah melengos menatap Sashi yang sekarang tertawa "Trus elo?"tanya Sashi Rara terdiam.Jujur aku deg deg an mendengar jawabannya "Gue bakal tetap ada di antara kalian,kalo elo tetap ngizinin.Sagara tuh b******n!,elo tetap butuh gue buat nabok mukanya"katanya jenaka "Ra!"protesku Rara tertawa dan Sashi juga "Tapi gue bakal pergi kalo elo ga mau gue ada"katanya setelah tawanya reda Sashi diam "Ga usah...gue mau elo ada!"pinta Sashi "Okey....udah ya...mana jari elo!"pinta Rara Sashi manatapku.Aku menghela nafas pelan "Malah bengong!,buruan pakein!,tar dia ogah elo galau lagi!"perintah Rara sambil menyerahkan cincin di tangannya ke genggaman tanganku Aku menghela nafas berat "Tangan kamu Sas"pintaku Sashi menatap aku dan Rara yang berdiri sebelahan "Ayo Sas...elo berubah pikiran?"tanya Rara Sashi tersenyum dengan wajah merona dia menyodorkan tangannya ke arahku.Perlahan aku sematkan cincin itu di jari manisnya "Dan sekarang kalian tunangan lagi!"jerit Rara riang sambil tepuk tangan Aku tau sorot mata Rara terluka.Dia bisa sembunyikan dari siapa pun tapi tidak dariku. "Makasih Ra...."desis Sashi "Iya...peluk sih Ga,ga peka banget jadi laki!!"perintahnya Aku menurut lagi.Sashi memelukku hangat dan perlahan aku lihat Rara tersenyum sambil menangis "Jangan berantem lgi ya"pintanya setelah aku dan Sashi melepaskan pelukan kami "Makasih Ra..."desis Sashi memeluk Rara Mereka berdua berpelukan dan aku hanya menonton "Gue balik ya...gue mesti ke kampus "pamit Rara Sashi mengangguk "Jagain Sashi yang benar!!"perintahnya sambil menepuk bahuku lalu keluar kamar Aku dan Sashi mengawasi sampai dia lenyap di balik pintu. "Ayo kamu istirahat,aku antar Rara dulu ya!!"kataku Sashi menatapku "Kamu kesini lagi ga?"tanyanya sambil beringust telentang di ranjang "Iya...kasihan Rara..depok jauh dari sini.Aku balik lagi nanti!!,kamu bobo aja!!"perintahku menarik selimut "Ga..."tahan Sashi pada tanganku "Apa?" "Boleh cium kamu ga?"pintanya dengan wajah merona Aku langsung mencium bibirnya,pikiranku sudah penuh dengan Rara "Hati hati!!"kata Sashi Aku hanya tersenyum lalu berlalu keluar kamar "Temanku mana tante?"tanyaku "Baru jalan!"kata mama Sashi "Aku antar dulu tante,tolong jaga Sashi!"pintaku "Ga!"cegahnya Aku berhenti "Bilang makasih tante sama Rara!!"pintanya Aku mengangguk lalu bergegas mencari Rara Hampir aku putus asa mencarinya saat aku akhirnya melihatnya duduk di bangku taman rumah sakit.Langkahku terhenti saat aku dengar dia terisak pelan.Posisiku yang berada di balakangnya membuat dia tidak menyadari kehadiranku.Aku melanjutkan langkahku begitu aku lihat dia menghapus airmatanya "Cewe bego......"desisku memeluk kepalany dari belakang dan mencium pipinya Dia sempat tersentak kaget lalu membiarkan setelah tau itu aku. "Sakit kan??,elo doang yang bego deman banget sama rasa sakit!!"kataku lagi di bahunya Dia tertawa bercampur tangis lalu menarik tanganku agar duduk di sampingnya.Aku menurut dan membiarkan dia memeluk lenganku dan bersandar di bahuku "Gimana rasanya?"tanyanya tanpa menoleh "Sakit!"kataku jujur "Sama...elo tau ga?,gue jadi ingat film ayat ayat cinta deh!"katanya dengan suara yang dia paksakan riang "Kok bisa?"tanyaku menyandarkan juga kepalaku di atas kepalanya "Iya...elo ingat pas adegan Fachri yang di kasih cincin sama Aisah buat jadi mahar nikahin maria?,gue jadi ngerasa kaya Aisah...yang mengiklaskan suaminya poligami!!"katanya pelan Aku bergeser lalu duduk menghadapnya.Airmata lolos lagi dari sepasang matanya yang coklat gelap. "Ra......"desisku mengusap airmatanya Dia berhambur memelukku "Sakit Ga.....sakit banget.....rasanya sekrang gantian gue yang mau banget bunuh diri....ya tuhan......perihnya...."keluhnya sambil memelukku kencang banget Aku membisu menahan tangisku.Tapi tangisku pecah juga.Aku pejamkan mataku dan buliran airmataku lolos di bahu Rara sama seperti airmata Rara yang membasahi bahuku.Aku mengeratkan pelukanku. "Gue...mau banget marah...mau banget memaki...mau banget buang badan gue di jurang.Ga tahan Ga....."keluhnya meraung Aku mencium samping lehernya "Tapi lihat senyum Sashi bikin gue luluh.....bikin gue ngerasa keikhlasan gue lepas elo terbayar lunas.Hidup gue teryata berarti besar buat kelangsungan hidup orang lain.Jadi tolong bantu gue buat ikhlas dengan cara elo tetap sama Sashi"pintanya Aku melepaskan pelukan kami "Ra...gue tetap mau elo ada"rengekku Dia meraih tanganku dan meletakkan di dadanya. "Gue  ga akan kemana mana,elo ada di sini di hati gue.Dan gue ada di sini...di hati elo..."desisnya sambil meletakkan tangannya di dadaku "Janji!!"pintaku Dia mengangguk "Janji....sampai tuhan benaran mutusin takdir cinta elo sama gue bakal berakhir di mana!!"katanya sambil tersenyum dengan airmata yang masih berurai Aku tersenyum "Pergi yuk!,antar gue ke suatu tempat!"pintanya bangkit sambil menarik tanganku "Kemana?"tanyaku bingung "Tar juga elo tau!"katanya sambil menarik tanganku bangkit          Ternyata dia mengajakku tatoo. "Dosa Ra,ga bisa sholat!"tolakku "Tuhan udah kasih gue rasa sakit trus.Masa tatoo aja ga bole seandainya gue gelar sejadah dan doa.Urusan Tuhan Ga mau nerima sujud gue atau ga!"katanya Aku menyerah saat jarum tatoo menrajah lenganku dekat pergelangan nadiku dengan gambar kunci atas permintaan Rara dan gamabr lubang kunci di lengan Rara di dekat detak nadinya juga "Artinya?"tanyaku saat kami selesai mentatoo "Elo akan selalu pegang kunci detak jantung gue.Kalo elo udah ga mau genggam detak jantung gue bisa elo apus.Biar tanpa gue tanya gue bisa ngerti elo masih menjaga rasa elo buat gue atau nyerah"katanya sambil mencium gambar tato di tanganku Aku mengusap rambutnya "Gue bakal simpen trus sampai tiba waktunya gue buka,dan benaran bisa gue genggam dengan utuh"kataku mengusap gambar tato lubang kunci berbentuk hati di tangannya. "Jangan sampe Sashi lihat ya!!,tar dia cemburu"godanya sambil tertawa Aku ikutan tertawa "Sayang elo Ra..."desisku memeluknya Aduh.....mau nangis dulu ya.... See you next part Kiss and love ❤❤❤❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN