Riska diam, pikirannya campur aduk. Perempuan itu lalu menghampiri Aira, Aira lali berbalik badan menghadap pada Riska. "Aira, ini serius. Kita berurusan sama intel. Sebenarnya kamu saat ikutin mereka kamu tahu semua apa yang mereka lakukan?" Aira menganggukkan kepalanya. "Seperti yang sudah aku ceritakan sama kamu tadi malam, aku gak ngarang Ris. Itu benar, tapi aku gak tau siapa bandar nya. Yang aku sangat tahu bahwa mereka mempekerjakan orang dengan menghilangkan data dan jejak orang-orang tersebut." jelas Aira. Riska mengernyitkan keningnya. "Jadi, orang yang bekerja sama mereka gak punya data, terus gimana dengan keluarga orang-orang itu?" "Iya, jadi kalau orang-orang itu lolos diibaratkan seleksi begitu, kalau terpilih maka mereka akan menjamin kehidupan orang tersebut, dikasih