Part 24 Dongeng Cinta

962 Kata

Satu minggu kemudian. "Mak pak, Bia pamit ya ke kota. Rumah ini kalau mamak mau disewakan saja atau dikontrakan. Buat nambah penghasilan mamak sama bapak." "Bia. Tidak perlu, rumah kamu ini nanti mamak bersihkan, siapa tau kamu balik ke desa, dan kamu bisa tinggal dirumah kamu. Mamak sama bapak sudah cukup dengan warung kita, sekarang kan lagi rame-ramenya warung kita. Iya kan pak." "Betul Bia. Kamu hati-hati di kota ya, cari pekerjaan yang halal, walaupun pendapatannya tidak besar tapi pekerjaannya bagus, halal." Bia menganggukkan kepalanya. "Iya pak. Bia pamit ya mak, pak. Titip salam sama adek," Rosita mengangguk. Ibu tiga anak itu kemudian merengkuh Bia, putri sulungnya itu. Rosita menangis dengan suara lirih berkata. "Cari Nunu nak. Mamak nggak tega liat kamu sedih terus tiap har

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN