Dalamnya Hati yang Tak Bisa Diukur

1070 Kata

“Kuharap, kamu benar-benar paham dengan semua jawaban dari orang-orang yang kita datangi waktu itu, Sa!” tukas Jatayu bernada tegas, meski kata-kata itu ia tuturkan dengan volume suara yang biasa dan wajar. Mahesa yang sedang memutar mundur memorinya dan mengingat satu demi satu kunjungannya pada orang-orang yang dimaksudkan oleh Jatayu tersebut hanya menghela napas berat. Pandangannya masih belum beranjak dari satu titik yang sedang ia tatap dengan dalam. “Hesa, are you ok, Bro?” tanya Jatayu, karena tak kunjung mendengar suara sahabatnya itu. “Mahesa?!” Jatayu meningkatkan volume suaranya. Serta-merta, mantan suami Kinanti itu tersentak. “I—i—iya, ada apa, Jat?” “Melamun terus!” celetuk Jatayu, “Apa kamu baik-baik saja?” Mahesa hanya memandang sahabatnya itu sekilas, lalu ia me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN