“Pak Tayu, ada yang nyari.” Jatayu menghentikan kesibukannya dan menoleh pada sepasang sepatu snaker warna merah menyala, beberapa meter dari tempatnya berjongkok di bawah mesin produksi unit A yang sedang maintenance. Tanpa melongokkan kepala atau mengintip dari celah-celah mesin, ia sudah langsung bisa mengenali, siapa yang datang itu. Jatayu memang telah hafal dengan suaranya, namun lebih dari itu, ia juga mengamati, di seantero pabrik, hanya satu orang yang suka tampil nyentrik. Suka mengenakan outfit tabrak warna menyala dari atas hingga bawah. “Siapa, Ron?” tanyanya, sembari meletakkan tang di tangannya ke lantai. “Saya kurang tahu, Pak. Orangnya tak menyebutkan nama. Hanya bilang, temannya Pak Jatayu.” “Laki apa perempuan?” “Hmm … ngarep, ya?” celetuk laki-laki bernama Baron it