Secercah Cahaya di Tengah Gelap Gulita

2196 Kata

Melihat Kinanti terdiam di pembaringan dengan pandangan yang menerawang jauh, Pak Dewo Bumi dan Bu Bulan Ryandhani saling berpandangan. Mimik wajah dan mata keduanya menyorotkan kekhawatiran. Lalu, lewat pertautan pandang itu, masing-masing saling memberi isyarat. Namun akhirnya, Bu Bulan Ryandhani menyerah, menuruti permintaan suaminya yang ia sampaikan lewat sorot mata. “Kinan … Kinanti … kamu tidak apa-apa, kan, Nak?” tanya Bu Bulan Ryandani, sembari menyentuh kepala putrinya. Maksud hati, ia ingin mengusap dan membelainya, akan tetapi … Bu Bulan Ryandhani tersentak. Sekonyong-konyong, matanya membulat lebar. Dirabanya kening Kinanti untuk memastikan. Belum juga yakin, ia juga menyentuh pipi dan lengan putrinya tersebut. “Ya Tuhan … tubuhmu panas, Nduk!” kata Bu Bulan Ryandhani spon

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN