BAB 22. Si Paling Peka

1084 Kata

Di dalam café, keadaan masih sedikit kacau. Para karyawan sedang membereskan meja dan kursi yang berjatuhan di lantai. Beberapa piring dan gelas juga pecah berserakan. Tidak lama kemudian polisi datang dan menggiring keempat orang pria yang telah mengacau. Windy, waitress yang tadi pertama kali melayani Anggara, sedang mengobati luka di pelipis manager café mereka. Namun begitu melihat Kaluna datang, Reza langsung berdiri, bahkan dia tidak melihat perubahan di raut wajah Windy. “Kal! Kamu nggak apa-apa?” Reza menghampiri Kaluna dengan wajah cemas. Padahal dialah yang sedang terluka. “Nggak apa-apa, Bang.” Ada senyuman canggung di bibir merah muda Kaluna. Dia memperhatikan luka robek di pelipis Reza yang telah diperban. “Bang Reza luka.” “Ohh iya nggak apa-apa kok. Udah diobatin juga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN