“Ibu mau kan kan kalau ke rumah saya?” Elvina mengangguk beberapa kali dengan cepat. “Mau! Mama mau!” “Ohh jadi saya boleh panggil Mama?” Anggara melirik sekilas pada Kaluna yang sedang memelototinya. “Boleh, Nak Anggara! Kenapa nggak boleh memangnya?” “Ta—” “Baik, mulai sekarang saya akan panggil Mama.” Anggara puas sekali bisa memotong kalimat Kaluna. “Sekarang kita jalan lagi ya, ke rumah saya. Mama duduk bersandar saja supaya nyaman.” Elvina kembali mengangguk dengan bersemangat. Kaluna sampai terheran kenapa mamanya begitu mudah menurut pada Anggara. Padahal mereka baru bertemu. Anggara kembali melajukan mobilnya menuju ke Apartement Blue Sky. Kaluna yang sudah pernah ke apartement itu sebelumnya, tampak santai. Namun berbeda dengan Elvina, seringkali dia terlihat sangat terkag