"Selesai," gumam Prabu sambil menatap takjub meja makannya yang kini sudah penuh dengan masakan yang ia buat. Ada sup iga sapi, tempe goreng tepung dan juga sambal terasi yang semua itu ia buat sendiri. Prabu melepas celemek hitam yang sejak tadi ia pakai, ia lantas menaiki tangga menuju kamar Jihan. Prabu yakin kalau Jihan tertidur, karena itulah Jihan sama sekali tidak muncul di hadapannya sejak anak itu memasuki kamar. Kini Prabu sudah berdiri tepat di depan pintu kamar Jihan. Prabu mengetuk pintu kamar bercat putih di hadapannya, tak lupa untuk memanggil Jihan. "Jihan, bangun Sayang! Waktunya makan malam." Jihan yang memang baru saja terbangun dari tidurnya, langsung berteriak, membalas teriakan Prabu. "Iya Pah, Jihan sudah bangun. Papah duluan saja, nanti Jihan menyusul!