Arden terdiam menunggu di sebelah pintu ruang praktik Intan, bak orang hilang. Layaknya bayi yang tengah sakit, Arden mengenakan setelan piama lengan pendek dan bawahan celana panjang warna hijau beraksen keroropi. Membuat tampang Arden menjadi tampak manis apalagi kali ini wajah garang pria itu tampak sendu akibat luka-luka sekaligus pengobatan yang dijalani. Jangan tanya kenapa seorang Arden mendadak berpenampilan manis layaknya kini. Tentu saja semua itu karena ulah sang istri. “Terus semangat dan jangan lupa minum obatnya biar cepat sembuh!” ucap Intan sangat ramah sambil tersenyum hangat. Intan mengantar kepergian pasien terakhirnya sebelum ia mengambil waktu untuk istirahat sekaligus makan siang, hingga ambang pintu. Mamah dari balita laki-laki yang baru ia tangani, membuka pintu s