Pawang Ular

1629 Kata

36 Aroma menyengat terhidu di depan hidung. Aku gelagapan dan mencoba untuk menepis, tetapi tanganku sulit untuk digerakkan. Rintihan seketika keluar kala denyutan sekaligus rasa panas terasa di tangan kanan. Tangan kiri memang tidak sakit, tetapi lemah. "Alhamdulillah, akhirnya sadar dia," ucap seseorang yang suaranya seperti dikenali. Ucapan hamdalah beruntun terdengar dari banyak suara lainnya dan membuatku sadar bila sekarang tengah dikelilingi banyak orang. Usahaku untuk membuka mata ternyata sangat sulit untuk dilakukan. Beberapa kali dicoba, tetapi kelopak ini terasa berat untuk diajak kerjasama. "Fai, nggak usah dipaksa buat bangun. Tetap gitu aja nggak apa-apa." Suara Arman yang sangat dikenal itu terdengar dari telinga kanan. "Huft, aku nyaris mau nelepon papimu kalau kamu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN