Suapin

1312 Kata

38 Jeritanku ternyata lolos dan tidak teredam sumpalan jaket di mulut. Arman dan Isan yang ikut memegangi, sama-sama memasang tampang meringis karena aku beberapa kali mencengkeram lengan mereka bergantian. Kala alkohol kembali dibubuhkan, aku berteriak kencang dan tanpa sengaja menendang Arman yang membalas dengan menjitak kepalaku. Benar-benar sahabat tidak bermoral! "Gaya awalnya cool, giliran luka dibersihin ngejeritnya kayak lagi disiksa!" desis Isan, sesaat setelah kami keluar dari ruang dokter. "Sakit, Kunyuk!" sungutku. "Coba aja kamu digituin, luka kecil malah tambah dirobek biar terlihat bagian dalam, terus diguyur alkohol. Nyaris pipis aku tadi!" sambungku sambil memandangi perban mumi yang makin tebal. Denyutan luka dan jahitan masih terasa, padahal aku sudah mengonsumsi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN