Black Rose - 24

1698 Kata

Setelah jam makan malam, aku memilih langsung ke kamar untuk menyiapkan proposal magang sembari melakukan panggilan video dengan Kenny. Padahal rumah kami hanya dekat. Dia juga sering bolak-balik ke sini. Tapi sepertinya malam ini laki-laki itu sedang malas beranjak dari kasurnya. Ketika kami sibuk membuat proposal, ada sebuah pesan masuk yang menyita perhatianku, karena dikirim dari nomor yang tinggal dikenal. Aku pun segera membukanya. Mataku langsung membulat setelah membaca pesan itu. Irawan Nugraha, meminta bertemu denganku? Dia ingin bicara empat mata denganku? Dia mau cari mati atau apa? Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa sebaiknya langsung aku laporkan pada Papa atau Edwin? Sudahlah. Lebih baik aku pikirkan nanti saja. Aku pun kembali fokus pada layar laptopku sem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN