Mata berat Dirga memincing mencari asal suara alarm yang sudah mengusik tidurnya. Sempat menggeram kesal dan melempar ponselnya, seketika senyum Dirga merekah mendapati gadis kecil kesayangannya yang meringkuk pulas di pelukannya. Tangannya terulur membelai lembut wajah cantiknya. Rasanya masih seperti mimpi sekarang dia benar-benar bisa memilikinya. Bukan, ini bukan akhir penantian panjangnya selama ini. Merengkuh Key adalah awal dari perjuangan yang sesungguhnya, karena setelah ini dia harus berhadapan dengan Bian. Tidak terbayang akan semurka apa Bian nanti, ketika tahu dia melanjutkan perasaan gilanya mencintai Keyra. Terlepas karena jarak umur mereka yang terpaut dua puluh tahun, tentu saja juga status duda yang disandangnya. “Key …,” panggilnya pelan. Tidak bergeming, Key tetap