Untuk Reina, Bulannya Arka .
Hai, cantik. Maaf atas kesalah pahaman yang menjauhkan kita selama ini. Arka kangen kamu. Bintang tidak akan berhasil terang Bulannya, kan ? Jadi tolong jangan menjauh lagi. Saya hancur tanpa Anda.
Arka sayang kamu, kita bertem lagi lagi nanti.
Pengakuan cinta? Ah, bukan-bukan. Ini ancaman baru untuk Reina. Ia tidak bisa lengah. Arka bisa saja meruntuhkannya.
Reina mengecek jadwalnya. Mendesah saat tidak menemukan dinasnya keluar kota.
Gak ada masalah mendesak apa, ya? Aduh, Rei gak mau kabur terus. Arka jangan ngikutin Rei dong, ah.
Reina meracau. Dua hari setelah mendapat kiriman dari Arka. Ia benar-benar tidak bisa tenang. Makan salah, tidur salah, sebaliknya yang lebih parah saat ia pergi sholat ke mushola padahal sedang dalam kondisi berhalangan.
Rei, fokus Rei. Anggap Arka hantu yang bisa kamu usar pake ayat kursi.
"Ndan, duluan, ya." Suara Marshal tiba-tiba menyadarkan Reina.
"Oh, iya, Shal. Hati-hati, ya. Salam buat ibu," kata Reina. Ia memang dekat dengan ibu Marshal. Maka tak heran jika ia selalu menitip salam untuknya.
"Siap, Ndan. Assalamualaikum. "
" Waalaikumsalam ."
Selepas piket Reina memang tidak langsung pulang. Ia lebih memilih membereskan note-note, dan melamun setelahnya. Hah, pilihan terakhir tidak pantas, bukan?
"Gak pulang, Ndan?" tanya Faiz sesaat setelah datang dari dapur.
"Ini mau pulang kok, Iz. Rafa mana?" Reina mencari-cari sosok rekannya itu.
"Rafa ada, Ndan. Dia lagi ke kamar mandi."
"Hoo ...." Kepala Reina mengangguk-angguk. Ia merapikan meja meraih, mengambil tas, lalu bangkit dari kursi.
"Aku pulang, ya, Iz. Tolong Dinilai sama Rafa kalau catatan kemarin ada yang terlupa."
Dengan segala kesigapan, Faiz segera memberi hormat.
"Siap, Ndan! Laksanakan."
Reina tersenyum. Menepuk bahu Faiz, pelan. "Pulang, ya. Assalamualaikum. "
" Waalaikumsalam , Ndan. Hati-hati."
Reina Berjalan keluar kantornya. Baru saja ia melewati pintu, Arka sudah datang bangkitnya.
Astagfirullah! Arka benar jelmaan hantu kayanya.
Merasa terpanggil, lelaki itu menoleh. Tersenyum, lalu bangkit dari posisi menyandarnya.
"Sudah pulang?" tanyanya.
Reina mengerjap. Tidak menjawab.
"Saya jemput kamu. Kamu mau ke mana?" Kata Arka saat Reina malah berjalan ke motor vespa matic yang dirasa miliknya.
Reina mengendik. "Ini motor saya. Suka-suka saya lah mau jalan ke mana."
Mendesis Arka. Tidak bisa dipecahkan.
"Kamu naik mobil saya. Motor kamu boleh di sini saja."
Wah, enak aja.
"Ya, gak bisa gitu lah. Siapa pun kamu punya hak nyuruh-nyuruh aku."
Mata Arka memejam. "Rei?" panggilnya.
Baik Nyali Reina langsung hilang entah ke mana.
"Naik mobil Arka, ya?" Suara Arka kelewat lembut, membuat Reina tergugu. Nolak salah, kabur apa lagi.
" Semuanya akan baik-baik saja. Arka hanya akan antar kamu."
Reina diam.
"Ehmm?"
Arghh !! Okey-okey, Reina nyerah, Reina akan ikut Arka.
Tanpa Banyak kata, besarbesaran Langsung Berjalan Menuju mobil biru metalik Milik lelaki ITU.
Mendengus. "Gak akan dibuka?" serunya saat pintu mobil Arka masih diserahkan sepenuhnya.
Arka tersenyum. Senang rasanya kena marah Reina.
"Sengaja. Biar kamu marah."
Aih! Arka kenapa, sih? Kena marah bangga.
"Silakan masuk Bulannya Arka."
Reina menatap Arka. Perbaiki nih orang kesambet.
.
.
Tidak ada percakapan yang berarti di antara Reina dan Arka. Pun saat mereka sampai di depan rumah.
"Gak ditawarin masuk dulu, ya, Arkanya?"
Delikan tajam langsung terpancar dari manik mata Reina.
"Oh, ya udah, deh. Arka pulang aja," putus Arka, tak mau memperkeruh suasana.
Reina bergeming, Membuka pintu lalu berucap seadanya.
"Makasih," katanya.
Arka tersenyum. "Sama-sama. Nanti Arka jemput lagi, ya."
Gerakan Reina melambat. "Gak usah, kamu kerja saja."
Arka mengangguk-angguk dengan bibir yang menyunggingkan senyum.
"Iya, Arka kerja buat kamu, kok."
Reina buru-buru keluar. Jantungnya tidak bisa sehat jika berlama di sana.
"Mimpi yang indah Bulan, Sayang," celetuk Arka yang ternyata ikut keluar dari mobilnya.
Reina acuh. Tetap berjalan lurus tanpa menoleh.
"Arka sayang kamu. Mengacuhkan tak masalah, meninggalkan yang membuat luka parah."
Reina menulikan pendengarannya. Ia berlari dan langsung masuk ke dalam Rumah.
Arka cinta kamu lebih dari segalanya , Rei.
▪ ︎▪︎▪︎