POV Sumirah
Namaku Sumirah Anggraini, usiaku 29 tahun, Aku memiliki dua orang anak yang aku titipkan kepada orang tuaku di kampung dan sebentar lagi aku akan melahirkan seorang anak lagi.
Hari ini tepat tanggal 19 Oktober 2016 anak ketiga aku lahir bersamaan dengan anak dari majikanku, anak kami sama-sama perempuan.
Di dalam sebuah ruangan yang sama aku dan majikanku itu dirawat, sesaat sebelum perawat keluar dari ruangan kami, Nyonya Zachary berkata kepada salah satu petugas tersebut.
"Mas tolong katakan pada pihak keamanan CCTV di ruangan ini dimatikan saja, Saya tidak nyaman jika di ruangan ini ada cctv-nya!" perintah nyonya Zachary saat itu.
Entah mengapa saat aku lihat kedua bayi di box itu, aku merasa Tuhan Tak adil kepada bayiku itu, mereka lahir bersamaan tapi dengan nasib yang berbeda.
Putri dari keluarga Zachary sudah tentu kehidupannya akan terjamin, beda halnya dengan putriku untuk kehidupannya akan sangat berbanding terbalik dengan Putri keluarga Zachary tersebut, aku hanya seorang pembantu rumah tangga sedang suamiku hanya seorang sopir pribadi.
Timbul dalam hatiku niat untuk menukar bayi tersebut, perlakuan istimewa kepada kedua bayi tersebut membuat ku leluasa untuk melaksanakan niatku menukar keduanya, Bagaimana tidak mudah bayi yang biasanya lahir di rumah sakit akan selalu diberikan tanda pengenal di lengannya, sedangkan kedua bayi tersebut tidak dan tentu itu atas permintaannya Zachary, dalam hati Aku mengucapkan terima kasih kepada Nyonyaku itu.
Di dalam ruangan itu hanya ada aku dan nyonya juga kedua bayi yang ada di boxnya, tanpa pikir panjang aku pun mencoba mendekati box bayi itu untuk segera menukar keduanya.
Meskipun sakit masih kurasakan di jalan lahirku, aku tetap memaksakannya karena ini lah saatnya, jika aku tunda lagi aku takut mereka akan mengenali satu dan lainnya, meskipun fakta yang ada bayi yang baru lahir itu akan selalu ada kemiripan satu dengan yang lainnya.
"Maafkan Ibu ya nduk? Maaf karena bukan tubuh Ibu yang akan memelukmu saat kamu kedinginan, maaf karena nanti bukan tangan Ibu yang akan menghapus airmata mu jika kamu menangis, Maaf juga bukan air s**u ibu yang akan kamu minum saat kamu kehausan nanti"kataku dalam hati.
"Maafkan Ibu nduk, maaf bukan tangan ibu yang akan menyuapimu makan, bukan ASI ibu yang akan mengalir di tubuhmu, dan bukan peluk hangat ibu yang akan menenangkanmu, akan ada ibu lain yang akan memberikan segalanya untukmu, semuanya ibu lakukan demi untuk masa depanmu, kamu akan menjadi pewaris sah dari seorang yang kaya raya yang hartanya tidak akan habis 7 turunan" ku kecupi pipi bayiku sebelum akhirnya aku kembali ke pembaringanku.
Tepat saat aku baru berbaring, terdengar handle pintu dibuka, dan tuan Zachary lah yang datang.
Hatiku berdegup sangat kencang saat Tuan Zachary mengatakan bawa ya condong ke putriku yang itu artinya putrinya sendiri.
Belum hilang detak jantung yang sangat keras karena ucapannya berarti aku mendengar ucapan tuan Zachary.
"Kalian akan hidup berdampingan sebagai sahabat, apa yang putriku dapatkan kamu juga akan mendapatkannya, kalian akan tumbuh bersama sebagai dua putri seorang Zachary!"
Ada rasa Tak rela saat Beliau mengatakan itu, itu berarti Apa yang kau lakukan akan sia-sia saja.
Aku yang berniat menukar posisi dan takdir mereka, kenapa akhirnya harus berbagi? tidak ini tidak boleh terjadi.
Tiga hari setelah dirawat kami pun diizinkan untuk pulang, tapi tidak dengan nyonya, jadinya harus tetap tinggal untuk pemulihan.
Aku berencana untuk menyusui anakku itu saatnya belum kembali, jangan begitu tentu Asiku juga akan mengalir di tubuhnya.
Tapi kejadian di rumah membuatku berubah pikiran, aku berencana akan menitipkan putriku kepada orang tuaku seperti kedua anakku yang lain.
Semua yang berada di ruangan itu kaget dengan keputusanku tak terkecuali suamiku. Akhirnya atas izin dari tuan Zachary saat itu juga Aku diantar pulang oleh Mas Indra suamiku.
Entah suamiku yang pintar atau aku yang terlalu bodoh, atau memang insting sebagai suami dan seorang ayah yang membuatnya merasakan rahasiaku, rahasia yang hendak aku simpan sendiri.
Aku pun tak berkutik dengan ancamannya, dua pilihan yang diberikannya sama-sama membuatku sulit.
Karena tak memiliki pilihan lain akhirnya aku pun jujur kepada Suamiku itu. dan yang terjadi rencanaku gagal untuk memisahkan bayiku dan bayi majikanku, dengan sangat berat selepas acara pemberian nama, aku dan suami juga bayi itu akhirnya kembali ke kota lagi.
Aku marah karena rencana aku benar-benar gagal. suamiku berhasil membuatku bersumpah dan akupun tak berkutik oleh sembah itu.
dalam hati aku berdoa, semoga aku selalu ingat dengan sumpahku.
flashback and
***
Sumirah pun meneguk salivanya berkali-kali dengan peringatan yang diberikan oleh Indra, dan terpaksa Sumirah pun mengangguk dan meminta kepada suaminya untuk selalu mengingatkan.
"Selalu ingatkan aku ya Mas? aku takut khilaf karena kasih sayangku sebagai seorang ibu!" ucap Sumirah mencoba mengambil hati suaminya.
"Kesalahan kita sangat besar sum, rasanya aku sangat malu bila mengingat kebaikan majikan kita, kenapa kesalahan ini harus kamu lakukan Sum? kamu benar-benar berhasil membuatku jadi lelaki paling bodoh yang tak bisa mendidikmu!" Indra berkata penuh kecewa, dan hanya bisa terucap dalam hatinya saja.
Indra mengangguk atas ucapan istrinya.
"Setelah mereka kamu susui untuk malam ini mereka akan tidur bersama kami!" ucapnya Andien kepada sumirah.
"Bagaimana kalau mereka malam-malam nanti minta s**u nyonya?" tanya Sumirah dengan menunduk.
"Akan saya berikan s**u formula, tentu jika kamu menyusui mereka berdua sekaligus, maka juga membutuhkan s**u pendamping! jadi akan saya biasakan mulai sekarang agar mereka nanti bisa saling berbagi! ingat ya Sum, tanamkan rasa persaudaraan dari kecil hingga tidak ada jarak antara mereka!" Tanya Andien mempertegas ucapannya.
Sumirah pun mengangguk tanda hormat kemudian dia masuk ke kamar untuk menyusui Andara dan kenes secara bergantian.
Di dalam kamar tersebut ada Indra yang menemani Sumirah dalam menyusui kedua bayi tersebut, karena Sumirah merasa diawasi oleh suaminya maka yang pertama kali disusui oleh Sumirah adalah kenes, setelah kenes kenyang baru Andara diambilnya untuk disusui.
Dalam gendongan Indra karena sangat tenang, Sumirah mendengar suaminya mengatakan sesuatu kepada bayi yang belum tahu apa-apa itu.
"Maafkan Bapak ya non, Bapak tidak bisa berbuat apa-apa atas takdir yang tak adil untukmu, Bapak janji kamu tidak akan pernah kekurangan kasih sayang dan kamu akan selalu dekat dengan kedua orang tuamu, dalam kesempatan apapun Bapak janji Bapak akan selalu mendekatkanmu kepada mereka!" ucapan Indra semakin membakar emosi di d**a Sumirah.
"Bukan takdir seperti itu yang kau mau untuk anak kita Mas, Aku ingin Andara mendapatkan kasih sayang dan semua seutuhnya sendiri bukan berbagi dengan kenes!" batin sumirah bersungut-sungut dalam hatinya.