Pemuda jangkung itu terlihat menghela pelan saat melihat sang adik menghilang bersama para muridnya di balik pintu kamar inap Gio. Sejujurnya dia ingin melepas rindu dengan Azura, namun keadaan tak mendukung membuat ia kembali hanya bisa menatap dalam diam. Azzam terlihat menoleh lagi pada pria paruhbaya yang kini sudah menarik Gio kasar dalam tempat berbaringnya. "BANGUN ! KAMU KENAPA DISINI ?!" Sentaknya kasar membuat Gio menelan salivanya, remaja jangkung itu hanya melirik Azzam sekilas berharap sang guru membantunya kini. "Maaf pak, Gio nya harus istrahat dulu. Bapak tidak lihat kalau lengannya di perban ?" Ujar Azzam sembari menatap pria itu dengan alis bertautan. "Mau lengannya di perban kek patah kek atau apa pun itu tidak ada hubungannya sama kamu. Saya papanya Gio, saya berhak