Saat aku membuka mata lebih lebar, terlihat olehku, Mas Rafka telah tidur dengan posisi memunggungiku. Aku mematung sejenak. Benarkah dia sudah tidur? Atau … dia hanya berpura-pura tidur agar aku percaya jika yang aku alami cuma sekedar mimpi? Aku tak bisa menahan diri untuk tidak berprasangka saat merasa ciuman yang kudapatkan belum lama ini terasa sangat nyata dan mengesankan. Benarkah Mas Rafka yang melakukannya? Atau … aku cuma terbawa mimpi karena sudah lama mendambakan sentuhannya? Entahlah. Masih menjadi misteri. Jam digital di dinding kamar menunjukkan pukul 00.30 dan sekarang aku jadi susah tidur gara-gara ciuman yang aku tak tahu entah nyata atau tidak. Tak mau terus menebak-nebak, aku yang mendadak merasa haus dan panas meski berada di bawah ruangan ber-AC, menurunkan kaki