Lintang bersiap-siap kembali ke Bandung dua hari berikutnya, sudah ada tas ransel besar di atas sofa. Dia berdiri sambil memainkan gawainya, sebelum masuk ke dalam dapur, hendak sarapan. Melihat Anung yang baru saja ke luar dari kamar dengan berpakaian kerja yang rapi, Lintang langsung mengikuti langkah kakaknya menuju dapur. Anung memang mengajaknya sarapan bersama pagi itu. Di dapur, tampak Ajeng dan Widya bersendagurau, entah apa yang mereka bicarakan. Sementara Anung dan Lintang sudah duduk dan bersiap-siap sarapan. “Kamu yakin mau kuliah di Boston?” tanya Anung. Lintang sudah menyinggung keinginannya untuk kuliah di Amerika Serikat. Anung mendukungnya dan bersedia membiayainya. “Iya, Mas.” “Sayang sekali, Lintang. Kuliahmu kan sudah hampir selesai, kenapa nggak urus dulu, baru