Ajeng yang mengerti keinginan Lintang, perlahan mendaratkan tangannya ke balik celana pendek Lintang, memegang bagian tubuh Lintang yang berontak, dengan tangan lain mendekap pinggang Lintang. Lintang membungkukkan sedikit tubuhnya agar bisa melumat bibir Ajeng dengan bebas, dan Ajeng menyambutnya dengan senang hati, dia usap-usap punggung Lintang seolah menunjukkan betapa sayang dia kepada Lintang, sambil membiarkan bibirnya dijarah mulut Lintang. Keduanya sama-sama terbuai dalam keinginan besar, melalui tangannya Ajeng merasakan ujung milik Lintang yang basah dan lembab, dan miliknya yang tidak berhenti berkedut dan terasa membuka. Beberapa detik kemudian, Lintang menghentikan lumatan bibirnya, dan menatap Ajeng penuh napsu, "Aku mau mulut kamu yang mainkan punyaku, Ajeng." Keinginan