Kesalahan Sama

1011 Kata
Edward adalah orang yang menyukai anak - anak. Jadi bagaimana mungkin ia membiarkan anak kandungnya di aborsi oleh Karen. Akhirnya ia memutuskan untuk menyuruh Karen pergi terlebih dahulu agar ia bisa merencanakan langkah selanjutnya. Karen menurut tantang aku jika aku pasti akan memikirkan nasib anaknya titik sebelum pergi dia berpesan pada Edward. "Aku tidak menyuruhmu meninggalkan Emerald, kita bisa berhubungan secara diam- diam seperti dahulu. Dan kali ini jangan membongkar hubungan kita untuk selamanya." "Pergilah Karen. Aku akan memikirkannya lagi." "Tentu saja. Ingat pesanku Edward, hidup matinya bayi dalam perutku ada pada keputusanmu." Setelah mengatakannya karena meninggalkan restoran diam-diam titik memakai masker terlebih dahulu agar tidak ada yang mengenali dirinya masuk ke restoran Edward. Kalau sampai ia ketahuan maka semua akan berantakan. Edward kembali ditemdang keluarga White dan dia tidak mungkin mau kembali pada Edward yang miskin. Edward mondar mandir karena memikirkan apa yang harus ia lakukan. Dering di ponselnya membuatnya sadar jika dia sudah lebih dari setengah jam berlalu. Drrttt. Drrrtt. "Halo sayang." "Kenapa kau belum pulang?" tanya Emerald dari balik telepon. Edward menjaga suaranya agar tetap tenang saat menjawab pertanyaan dari emeral. "Maafkan aku, karena terlalu larut dalam pemeriksaan pembukuan aku sampai lupa. Aku akan pulang sekarang. " Edward pun keluar kantornya dan menguncinya. Lalu ia iuga mengunci pintu depan restoran sambil menjawab telepon. "Baiklah aku tunggu, makan malam sudah siap sekarang." "Ya aku sedang menuju ke mobil, aku mencintaimu sayang." Setiap hari Edward emang menunjukkan sikap manis dan kata - kata yang romantis pada Emerald. Dia bahkan lupa jika semua itu karena tak ingin kembali menjalani hidup miskin dan dikejar - kejar oleh penagih hutang. Edward sudah terlalu terbiasa dengan semua ini. Perbincangan yang aku lakukan di telepon diam-diam diawasi oleh Karen. Sejak awal gadis itu memang tidak meninggalkan restoran dan hanya bersembunyi di balik garasi mobil. Ada rasa sakit melihat Edward yang bersikap baik kepada gadis selain dirinya. Sesuatu yang membuat sudut hatinya merasa tercekik. "Kenapa kau jadi bersikap semanis itu pada Emey, Edward. Padahal kau tidak mencintai istrimu, " ucap Karen pada dirinya sendiri. Tak lama kemudian mobil sport Edward meninggalkan restoran menuju ke apartemennya. Edward yakin jika Emerald dan ibunya sudah menyiapkan makan malam dan menunggunya pulang. Sesaat ia hampir lupa dengan keberadaan Karen yang sudah mendatanginya. Dia merasa tahu harus memilih yang mana. Bagaimanapun anak dalam kandungan karena sama sekali tidak bersalah, apalagi sekarang Karen tidak menginginkan hubungan mereka terekspos. Dengan demikian Edward pun tahu jika harus tetap berhubungan dengan Karen agar anaknya bisa terus tumbuh sehat di perut Karen. "Ya, aku juga masih mencintai Karen. Aku tidak boleh membiarkan bayi dalam kandungan gadis yang aku cintai diaborsi. Aku harus segera melunasi hutangku agar ketika Emerald tahu hubungan kami--- hutangku sudah lunas." Rupanya kesalahan yang Edward lakukan di masa lalu tidak membuatnya belajar. Sehingga hanya karena kedatangan wanita dari masa lalunya dia membuat keputusan yang salah lagi. Dia tidak memikirkan jika akibat dari keputusan yang salah akan membuatnya menyesal dalam waktu yang panjang. Edward pun memulai menjadi pria dengan sikap palsu. "Oh aku sudah mencium aroma lezat dari pintu masuk," ucap Edward begitu ia masuk ke apartementnya. Emerald dan Claudia yang berada di meja makan segera menyambut dengan wajah berseri-seri. "Ayo mandi lebih dahulu sebelum makan." Edward mengiyakan ucapan ibunya tapi masih menempel pada Emerald. "Sebentar lagi Bu. Aku sangat merindukan malaikatku ini," ucap Edward yang masih terus memeluk Emerald. Emerald tersenyum dan menyuruh Edward mandi terlebih dahulu. "Ayo cepat mandi. Makanan akan dingin jika kau terus bermanja - manja seperti ini." Edward menurut perintah dari Emerlad. Yang mendapatkan sindiran dari ibunya. "Lihat Emey, sekarang dia jauh menuruti mu dari pada padaku." "Ibu, dia hanya nakal." Mereka pun makan malam seperti keluarga kecil yang bahagia. Tidak nampak sedikit pun riak di wajahnya yang bahagia. Edward sudah menjadi pria munafik yang sangat mudah berbohong. Ketika waktunya Emerald pulang, Edward bersikeras mengantarnya ke rumah Emerald. Namun Emerald menolak. Bagaimana pun Emerald menolak keinginan Edward untuk tinggal bersama karena mereka belum menikah. Jika Edward mengantarkannya ke rumah, pasti ia tidak mau pulang ke apartement. "Aku tidak sabar menikahimu sehingga kau tidak perlu lagi meninggalkan aku," keluh Edward. "Sabarlah. Kita tidak mungkin bercerai dan menikah di waktu yang bersamaan." Edward mengusap rambutnya frustasi lalu mengacak - acaknya. Namun hal itu justru membuat Edward semakin tampan. Wajahnya yang tegas terbingkai surai gelap yang nampak lembut. Hidup Edward yang tinggi menghias bibir yang sama indahnya dengan matanya. Tak heran jika Emerald jatuh cinta pada pria itu dalam sepintas lepas. "Andai saja aku dulu tidak bodoh. Kita pasti tidak akan berpisah seperti ini. Semua ini memang salahku." Emerald membelai wajah Edward dan menenangkannya. "Hei sudahlah. Kau tidak boleh terus terusan merasa bersalah." Edward tersenyum lembut pada Emey. Gadis ini benar- benar setia dan tulus. Ada sedikit rasa bersalah akibat niatnya untuk menduakan tunangannya ini. "Aku pergi dulu. Sampai jumpa." Begitu emeral meninggalkan apartemen Edward, pria itu segera masuk menuju ke lift. Tanpa ia duga Karen berada di pinggir jalan itu dan sedang menunggunya. " Karen... Kenapa kau ada di sini? " " Aku hanya ingin tahu seperti apa hubungan kalian setelah kembali bersama. Bisa kulihat jika kau sudah jatuh cinta padanya Edward. " Karen memasang wajah yang menyedihkan agar Edward kasihan padanya. Dia juga mengelus perutnya yang masih datar. Rupanya trik yang ia mainkan bekerja dengan baik pada Edward. Pria itu mendatanginya dan menjelaskan semua sikap yang ia lakukan pada Emerald. "Aku sekarang membutuhkan pertolongan keuangan dari keluarga white. Kau harus tahan melihat semua sikapku pada Emerald jika memang ingin bersamaku," ucap Edward. Senyum di mulut Karen melebar, ucapan dari Edward menandakan jika pria itu mau kembali padanya. Dia sungguh tidak menyangka jika Edward benar-benar mencintainya sehingga dengan mudah memaafkannya. Dengan demikian peluangnya untuk kembali memanfaatkan harta keluarga white pun terbuka lebar. "Aku bersedia Edward. Demi anak ini aku bersedia." "Jika demikian maka kau harus bertahan. " "Ya." Karen menyandarkan tubuhnya pada Edward dan memeluknya erat. Sekarang Ia hanya perlu menjadi wanita baik yang duduk manis menanti Edward yang memanjakannya. Dalam hati ia sungguh senyum kemenangan atas kesialan yang menimpa emeral. Cepat ternyata jadi Sepandai dia bisa tertipu dua kali. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN