Mataku kembali terpejam, dengan posisi duduk kembali semula. Kurang lebih lima menitan setelah itu, tiba-tiba tangan Mbak Avni menarik tanganku dan mengarahkannya ke tempat yang aku inginkan. Hehehehe, aku menang. Tampaknya Mbak Avni tidak tahan atau tak tega melihatku ngambek. Tanganku kini sudah berada tepat di atas gundukan lembabnya. Dia membuka kancing bajunya tepat di area itu dan tangan nakalku langsung bergerak mencari lembah yang paling aku ingingkan. Dapat! Suasana bus semakin gelap, namun mataku bisa merasakan jika celana dalam yang dipakai Mbak Avni berbahan satin atau sutra. Aku sama sekali tidak peduli. Yang jelas bahannya sangat halus sekali saat aku merabanya Tanganku terus turun ke bawah untuk menemukan apa yang kucari. Dan ternyata benda yang paling aku inginkan itu su