Inti Pertanyaan

1220 Kata
-Andai dengan berkata jujur bisa mengembalikan kebahagiaan, maka kebohongan tidak akan pernah di izinkan untuk singgah selamanya- *** Jauh di luar dugaan Freya sebelumnya. Ekspektasinya dirinya akan mendapatkan pujian dari sang suami, tapi realitanya justru sang suami tidak merasa terpesona sedikit pun dengan penampilannya malam ini. Padahal, Freya sudah tampil maksimal dengan polesan make up tipis natural serta rambut panjang bergelombang yang di biarkannya tergerai begitu saja. 'Dasar kaku, manusia kayu, enggak bisa apa puji aku dikit aja? Setidaknya senyum lah saat lihat aku pakai baju dari kamu,' Freya mendengus kesal dalam hati. Ini sudah yang kesekian kalinya ia menggerutu. Sejak keluar dari dalam kamar tadi, tidak sepatah kata pun pujian yang terlontar dari mulut Zyan untuk Freya. Keduanya saat ini telah berada di dalam mobil menuju Hotel Atlas, yang menjadi tempat di selenggarakannya konferensi pers keduanya. Freya termangu dengan selembar kertas yang di berikan oleh Zyan padanya sebelum mereka keluar dari apartemen miliknya tiga puluh menit yang lalu. Mau tahu apa isinya? Isi dari kertas tersebut menuliskan kata kata yang harus di lontarkan Freya saat mereka melakukan konpers nantinya. Semua jawaban yang harus di ucapkan Freya saat pertanyaan demi pertanyaan yang akan di lempar para wartawan untuk keduanya. Zyan tidak ingin kecurigaan para wartawan pada pernikahannya akan membuat masalah besar. Apa lagi hubungan pernikahannya yang baru hitungan hari. Mereka telah tiba di Hotel Atlas, di susul dengan Samuel di belakangnya, Freya dan Zyan menuju ruangan yang telah di nantikan oleh para awak media tersebut. "Oh ya, sekalian nanti sampaikan kalau kamu sudah ganti manager dan bukan sama perempuan enggak tahu diri itu lagi," ucap Zyan saat meraka berada di dalam lift. "Aku belum ada rencana untuk mencari penggantinya loh mas. Mana bisa dong aku bilang kayak gitu." Freya menolak halus permintaan Zyan. "Sudahlah, turuti saja apa kataku. Kamu enggak perlu susah payah lagi cari manager. Aku sudah menyiapkannya," sahut Zyan tanpa menoleh sedikit pun pada Freya. "Tapi kan mas, a-" Belum sempat Freya menyelesaikan ucapannya, pintu lift mulai terbuka. Dengan cepat Freya mendekatkan tubuhnya pada Zyan sambil melingkari tangan kekar sang suami. Zyan menoleh, ia sempat ingin marah dan melepaskan tangan Freya, tapi urung di lakukannya setelah perempuan cantik di sebelahnya berbisik tanpa menyamakan tinggi keduanya. "Ingat mas, kita harus tampil romantis sebagai pengantin baru." Tersenyum manis lalu mengedipkan sebelah matanya. 'Rasain kamu mas, aku kerjain sekalian. Siapa suruh jadi kaku kayak kayu gitu.' Freya tertawa dalam hati. Walaupun risih dengan perlakuan Freya itu, tapi Zyan tetap memasang ekspresi santai dan datar seperti biasanya. Ini juga bagian dari kontrak pernikahan yang di buatnya sendiri untuk meyakinkan orang orang, terlebih ada beberapa wartawan yang terlihat sedang berada di luar ruangan itu. Untung saja mereka sudah terlihat romantis seperti ini. Kilatan lampu lampu dari kamera yang tersorot pada keduanya tidak membuat keduanya merasa canggung atau pun gugup. Pasalnya mereka sudah bersahabat dengan itu semua. Justru yang membuat Freya terkejut karena kehadiran kedua orang tuanya serta orang tua Zyan dan juga Jericho yang terlihat sedang duduk di kursi khusus yang telah di siapkan. Setelah Freya dan Zyan duduk di tengah tengah dua keluarga itu, Samuel segera memulai acara sesuai dengan perintah Tuan Mudanya beberapa saat lalu. Zyan akhirnya bersuara, mengkonfirmasi mengenai pernikahannya bersama Freya yang secara tiba tiba itu. Zyan juga mengatakan jika dirinya telah lama menyukai Freya, tapi belum memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Membuat Freya ingin muntah mendengar pengakuan palsu dari suaminya itu. Sesi tanya jawab di mulai, Zyan memberikan waktu untuk beberapa wartawan bertanya padanya dan juga Freya. "Mbak Freya kenapa tiba tiba membatalkan menikah dengan Bisma? Bukannya di dalam undangan yang tersebar tertulis nama Bisma bukannya Pak Zyan?" Wartawan perempuan yang menggunakan kacamata itu berdiri dan bertanya dengan sangat hati hati pada artis papan atas itu. Kedua orang tua Freya tampak menghela napas lesu saat anaknya di berondong pertanyaan yang akan membuatnya sakit hati. Tapi mereka bisa apa? Serapat apa pun mereka menutupi, tetap saja akan terbongkar, apa lagi ramainya awak media yang telah hadir di acara pernikahan itu. Begitu pula dengan Renata dan Jericho yang melirik Zyan dan Freya dengan tatapan penuh tanya. Berbeda dengan kedua orang tuanya, Freya terlihat lebih santai, tidak ada raut gelisah atau pun kesal di dalamnya. Ia juga menampilkan senyum tulus di wajahnya. Justru yang terlihat meradang saat itu adalah Zyan, Freya mengetahuinya karena genggaman tangan Zyan yang semakin mengencang pada telapak tangannya, laki laki itu sudah siap untuk mengeluarkan kalimat pedasnya untuk wartawan itu, tapi di halangi Freya yang langsung mengelus punggung tangan suaminya, seolah berkata 'tidak masalah' melalui pergerakan tangannya. "Sebelum saya jawab, terimakasih loh ya buat mbak yang di ujung sudah membuka sesi tanya jawab dengan pertanyaan yang aku rasa mewakili pertanyaan wartawan yang lainnya," sahut Freya di iringi tawa kecil setelahnya. "Alasan kenapa aku menikah dengan pria lain di hari rencana pernikahanku dan Bisma, ya karena sudah jodoh. Manusia boleh dong berencana, tapi kan ujung ujungnya tuhan juga yang memutuskan." Jawabannya memang terdengar klasik, tapi cukup membuat Zyan tertarik sampai laki laki itu menolehkan wajahnya pada Freya. Jika para wartawan bisa tertipu dengan senyum dan tawa kecil yang terpahat di wajah Freya, tapi dirinya bisa merasakan ada suatu kesedihan di dalam matanya. Merasa tidak puas dengan jawaban yang di berikan oleh Freya, lagi lagi perempuan berkaca mata itu kembali bertanya untuk mendapat jawaban pasti dari teka teki pembatalan pernikahan kedua artis tersohor itu. "Jadi, mbak Freya sendiri yang membatalkan pernikahan sama Bisma? Tapi kenapa tiba tiba mbak?" Oh tuhan, kalau saja bisa Freya membungkam mulut wanita itu, pasti sudah di lakukannya sejak tadi. Tapi sayangnya Freya bukanlah tipe perempuan bar bar yang akan merendahkan dirinya sendiri dengan perbuatannya. "Ya enggak dong. Yang batalin ya si Bisma sendiri," sahutnya santai tapi tidak dengan para wartawan juga Renata dan Jericho yang terlihat terkejut dengan berbagai ekspresi di wajah mereka. 'Apa yang sebenarnya kamu pikirkan, Freya? Sudah jelaskan di kertas itu tertulis kalau aku melarang kamu untuk menjawab pertanyaan ini. Kenapa justru kamu sendiri yang mempermalukan dirimu?' batin Zyan menggeram kesal. Sebelum para wartawan bertanya lebih lanjut, Zyan memutuskan untuk ikut menjawab dan meluruskan. "Rekan rekan media pasti mengira jika kesalahan ada pada istri saya." Suara baritonnya mampu membuat suasana kembali hening. "Saya akan meluruskan semuanya malam ini. Pertama, saya mewakili istri saya menyampaikan bahwa Hilda Puspita bukan lagi manager Freya," sambungnya. Sebenarnya Zyan sangat jijik menyebut nama perempuan itu, tapi mau bagaimana lagi, semua demi nama baik Freya dan yang terpenting lagi nama baiknya. Ia tidak mau di cap sebagai laki laki perebut calon istri orang lain. Padahal, dirinya melamar Freya tepat setelah perempuan itu membatalkan pernikahannya. Freya menoleh pada suaminya, sambil tersenyum dia berkata dengan suara tenang, "Mas, kamu tenang. Biar aku saja yang menjawab." Tapi sayangnya Zyan tidak menggubris sedikit pun permintaan sang istri dan lebih memilih untuk melanjutkan kembali penjelasannya pada awak media. "Dan yang kedua, yang paling penting dari inti pertanyaan ini. Bahwa Bisma telah berselingkuh dengan Hilda, mantan manager istri saya. Dan istri saya sendiri yang menangkap basah keduanya di dalam kamar hotel yang di tempati Freya, tepat beberapa menit sebelum acara pernikahan di mulai. Oh ya, satu lagi. Saya enggak asal bicara, bukti akurat semua ada di handphone istri saya." Heboh, suasana riuh terjadi antara para wartawan yang ada di sana. Mereka tidak menyangka jika seorang Bisma, tega melakukan itu pada Freya. __________ Jangan lupa klik gambar love pada cerita ini ya. Tinggalkan juga komentar kalian. Makasih...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN