Jemari Elleanor bergetar memegang alat pipih berwarna putih. Elleanor menunggu dalam diam. Hatinya was-was. Jantungnya berdetak sangat cepat.
Jordiaz pun sama. Ia memandang Elleanor dari atas kursi roda. Menunggu hasil yang akan ditunjukkan oleh testpack itu.
"Gimana?"
"Belum."
"Coba lihat!"
Elleanor menyerahkan testpack pada Jordiaz. Lelaki itu menelisik dengan jeli. Matanya sampai memicing. Belum muncul garis, hanya guratan samar. Mereka menunggu sampai hampir sepuluh menit, sampai garis yang muncul terlihat cukup jelas. Hanya satu garis. Tandanya Elleanor belum hamil.
Elleanor sangat lega melihat hasilnya. Berbanding terbalik dengan Jordiaz. Lelaki itu kecewa. "Nanti kita coba lagi, Mas!" Elleanor menenangkan sang suami. Elleanor akan dengan senang hati hamil—asal itu anak Jordi
