“Gimana keadaan Om?” tanya Alvin sembari mengayun langkah bersama Rendra menuju tempat mobilnya terparkir. “Harus pasang ring.” Rendra menyahut. Tangan kiri pria itu terangkat. Rendra memperhatikan benda yang melingkari pergelangan kirinya. “Ada meeting?” “Masih nanti dua jam lagi. Lo sudah makan?” “Aduh. Sorry, Ren. Gue sudah makan bareng temen gue tadi.” Rendra menoleh. “Sekarang sudah temen? Berarti sudah clear semua? Sudah bisa move on sekarang?” Sepasang alis Rendra mengerut ketika melihat sang teman tertawa. Alvin berhenti melangkah ketika tiba di sisi mobilnya. Tangan kanan pria itu berangkat, mengusap kening. “Paling nggak gue sekarang tahu alasannya. Jujur, gue lega.” “Apa?” tanya Rendra penasaran. Gerakan tangan Rendra di handel pintu terhenti untuk sesaat. “Dia ngerasa k