Ikrar POV. "Hay, cowok!" Seorang perempuan menyapaku. Dia berdiri di samping pintu kantin menuju keluar. Aku tidak menyapanya balik. Aku hanya menatapnya datar. Namun gadis itu mendekat dan menatap padaku. "Lo ikrar kan?" tanya nya. Aku masih terdiam dengan tatapan datar, tanpa mengiyakannya. "Lo diem aja sih, tapi wajah lo boleh juga sih," dia memberikan tangannya. "Gue ambar, gue mantannya Raka." Mendengar nama terakhir yang dia sebutkan, aku pun mulai tertarik dengan sosok gadis ini. "Ada apa?" tanya ku. Bohong kalau aku tidak ingin bertanya lebih lanjut mengenai Raka si lelaki b******k yang selalu saja merebut kesempatan kedekatakanku dengan Reina. Seperti hari ini, dia mengacaukan hariku dengan Reina. Ingin sekali aku membunuhnya. "Gue enggak tahu posisi kita berada di tempat y