Jika nanti Alisha malah tidak nyaman dengannya atau malah jadi malas bekerja karna asyik curi-curi pandang ke arahnya, bisa panjang urusannya, bisa-bisa butiknya bukan malah maju, malah merosot. “Lagi apa Bos?” tanya Farel mengagetkan. “Tidak, aku hanya lagi melihat Alisha pindah ke sana,” jawab Alfin dengan jujur. “Jadi enak kalau mau ngapel bos kan?” goda Farel yang memang sudah menjadi hobbynya menggoda temannya itu. “Kamu mau ngapelin Alisha? Bagus, dia wanita yang baik kok,” sahut Alfin berjalan masuk kembali ke dalam butiknya. “Memang boleh Bos? Bos tidak keberatan?” tanya Farel sambil menaik turunkan alisnya. “Kenapa saya harus keberatan,” bantah Alfin secepat mungkin. “Kalau cemburu?” Alfin tersenyum sambil menaikkan ujung bibirnya, “Jangan ngaco!” “Aku dukung kok Bos, di