Assalamualaikum, Sayang!

1374 Kata

Arvan terdiam, ia benar-benar merasa di bodohi oleh Mita hingga penyakitnya pun tidak ia ketahui. "Leukemia," gumam Arvan. "Maaf Nak Arvan, maafkan Mita yang mungkin tidak jujur kepadamu. Semua itu Mita lakukan karena ia merasa takut. Ia takut jika kamu akan meninggalkannya jika tahu ia memiliki penyakit yang mematikan," ungkap Ani. Tangan Arvan terkepal, ia benar-benar kecewa kepada Mita yang masih ragu akan perasaannya. "Jadi apa penyakitnya masih bisa di sembuhkan?" tanya Arvan. Ani menoleh ke arah Mita yang sedang tertidur. "Kami akan melanjutkan pengobatan di Singapura. Maaf Nak Arvan, sebelumnya kami belum mendiskusikan denganmu terlebih dahulu. Namun, semua keputusan ini sudah kesepakatan keluarga kami. Jadi--" Ucapan Ani tertahan, ia terlihat begitu ragu meneruskan ucapanny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN