PROLOG
Juleha yang bernama Asli Julia Shasmita ditakdirkan untuk menghabiskan sisa umurnya menjadi seorang Polisi wanita. Tidak hanya menjadi polisi wanita, tapi wanita itu juga kerap turut serta dalam misi inteligensi negara. Seorang wanita yang sangat cerdas, perkasa, tomboy dan maskulin.
Namun sayang, diusianya yang hampir kepala tiga, Juleha tidak memiliki keinginan sama sekali untuk mengakhiri masa lajangnya. Bahkan ia tidak tertarik berhubungan dengan seorang pria.
Eits, tunggu dulu guys ....
Tidak tertarik dengan pria bukan berarti Juleha sukanya sama wanita.
Juleha adalah wanita normal yang tetap suka kok sama laki-laki. Tapi profesi Juleha yang berbahaya dan sikapnya yang kelewat maskulin membuat para pria mundur teratur.
Secara Fisik, Juleha cukup cantik. Namun cara bicara yang keras terkadang kasar membuat pria manapun menghindarinya.
“Leha ... bangun, ini udah jam sepuluh siang ... sampe kapan lu molor aje Leha ....” Terdengar suara sopran Aminah dibalik pintu kamar Juleha.
“Hhmmmm ....” gumam Juleha malas. Wanita itu semakin merekatkan bantal ketelinganya.
“Dasar ya ni anak prawan. Pulang udah tengah malem, shalat kagak. Mau jadi ape lu Leha ...?” Aminah semakin kesal dan menggedor pintu kamar anak perawannya.
“Apaan sich mama berisik aja ... Aku capek ma, lagipula hari inikan libur, biarkan Leha bobok cantik dulu.” Juleha membalas suara Sopran ibunya dengan suaranya yang taka kalah melengking.
“Apa lah kau ini ma, teriak-teriak sajalah kerja kau tu. Tak malu lah kau didengar tetangga. Pekak teingaku ini.” Edo-suami Aminah datang menyusul.
“Ajarin tuh anak prawan papa satu-satunya. Bentar lagi die udah tiga puluh tahun, Pa. Tapi kelakukannya masih begitu juga, kagak ade berubah-berubahnye. Nyesel mama dulu ngizinin dia masuk polisi.” Aminah menggerutu, kedua lengannya disilangkan keatas da-da.
“Tak baik lah mama bicara begitu. Harusnya kan kita bangga, punya anak hebat macam Juleha.” Edo yang sudah menikahi Aminah selama tiga puluh empat tahun dan tinggal menatap di kota Jakarta semenjak menikah, masih belum bisa menghilangkan logat bataknya seratus persen.
“Serah dech ....” Aminah berlalu dengan wajah sangat kesal.