Azura sudah menangis sesegukan sembari berlari mengikuti Alvaro yang sudah berbaring pada ranjang beroda yang tengah di dorong para suster. Pemuda jangkung itu mengorbankan dirinya untuk melindungi Azura dari pisau tajam yang bapak angkat Keyla lakukan. Bapak yang selama ini membantu Keyla keluar dari hidup kesengsaraan, bapak yang rela menghabiskan sisa hidupnya hanya untuk Keyla yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Karena tidak rela Keyla menangisi mamanya hampir setiap malam, pria paruhbaya itu bertekad akan membalaskan dendam almarhum mama Keyla. Bapak itu hampir menebas leher Azura, kalau saja Alvaro tidak sigap menarik tangan bapak itu kasar. Namun, naasnya pisau berakhir bersemayam dalam perut kanan pemuda itu. Azura kembali menangis saat Alvaro terlihat mengerjap pelan