Sepeninggalannya dari kantor Victor, Mawar mengantar Rositta ke kamar gadis itu di kediaman Maraina. Ia memiliki tujuan lain dengan mengantar Rositta. Setelah memasuki ruangan, Mawar langsung menatap Rositta lurus. Dia berkata dengan nada datar, "Buatlah perjanjian sihir denganku." Rositta yang sudah melihat memori Mawar tidak kaget ketika Mawar menyebut 'sihir'. "Itulah tujuanmu, bukan?" tanya Mawar. "Untuk membuat perjanjian sihir denganku?" "Ya. Karena perjanjian sihir tidak bisa diingkari." Mawar tersenyum kecil. "Aku suka cara berpikirmu, Rositta. Baiklah, sebagai ganti kau menjadi orangku, apa yang kau inginkan?" Rositta menyisir rambutnya dengan jemari. Gadis itu duduk di ujung tempat tidurnya. "Apa yang menurutmu aku harus minta?" Mawar menaikkan satu alisnya. "Kau yakin m
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari