Zidan bergerak cepat kala, panggilan untuk para penumpang pesawat terdengar. Pria itu memutuskan pulang lebih cepat ke Indonesia, karena terus kepikiran apa yang Indah ceritakan. Namun, saat akan masuk antrian seseorang menyapa dengan mencolek punggungnya. Begitu menoleh seorang perempuan tengah tersenyum ke arahnya. "Zidan?" Wanita berkacamata hitam dengan syal terkalung di leher tersebut meletakkan telunjuk mengarah ke atas, sebagai ekspresi mengingat wajah pria di depannya. Zidan mengerutkan kening, sembari membalik tubuh agar posisinya tampak lebih serius menanggapi orang yang mengenalinya itu. "Siapa, ya?" tanyanya kemudian. "Arista, ketemu waktu di Bali. Inget?" tanya wanita itu lagi. "Hem? Bali?" Zidan menggumam sambil meneleng kepala. Mengingat-ingat. Namun, rupanya tak kun