Bel rumahnya berbunyi. Itu pasti orang suruhan ibunya. Ibunya bilang akan ada orang yang mengantarkan makanan kerumahnya. Padahal sudah berkali-kali ia menolak untuk dibawakan makanan seperti itu. Tapi ibunya tetap saja keukeuh dan mengirimkan makanan setiap bulannya. Arsenio berjalan malas menuju pintu hanya dengan kaos putih dan celana panjang rumahan miliknya. Membuka pintu dan matanya cukup terkejut dengan kehadiran perempuan itu di depan rumahnya. Tidak jauh berbeda dengan Arsenio, Nara terlihat jauh lebih terkejut melihat laki-laki terakhir yang ingin ditemuinya di dunia ini. "Saya disuruh Ibu antar makanan." Suara Nara mengalun indah di telinga Arsenio setelah mereka terdiam cukup lama. Suara yang entah mengapa membuat Arsenio merasa begitu lega. Lega karena ternyata dia masih bi