Seorang dokter berwajah dingin, akan tetapi tatapan tajamnya membuat aura wajah lelaki itu semakin tampan keluar dari sebuah gedung rumah sakit milik keluarga Anggara.
Dia pun memakai kacamata hitam sebelum masuk ke dalam mobilnya.
“Akhirnya, namaku sudah bersih di kalangan rumah sakit ini.” Dia pun sampai bergeleng-geleng kepala, jika mengingat kejadian yang sudah tega dilakukan oleh calon istrinya itu.
Lelaki itu pun menyandarkan tubuhnya di kursi pengemudi. Kedua tangannya sibuk menutupi wajahnya lalu mengusapnya dengan kasar. “Aku gak bisa biarkan dia bisa bergerak lebih luas lagi denganku. Bisa-bisa pernikahan ini gagal lagi.”
“Tapi, apa mungkin ini akan menjadi pernikahan keduaku kembali? Kalau saja bukan karena mamah dan papah, aku malas banget nikahi dia yang susah diatur.”
Ar
