Proposal Bodong

1186 Kata
Fara, demikian nama gadis cantik yang dibesarkan dan dididik layaknya pria, karena hanya dia penerus tahta perusahaan milik keluarga. Papinya tidak ingin Fara tumbuh menjadi anak yang cengeng. Karena suatu saat, dirinyalah yang akan memimpin perusahaan. Itu adalah perkataan yang selalu diucapkan Papi berulangkali, dan tentu saja didukung Mami yang akan selalu berada di pihak Papi. Fara yang saat itu sedang menyelesaikan Magisternya, bertemu Luis, pemuda baik yang juga seorang pekerja keras. Luis adalah teman satu angkatan dari sahabat baik Fara. Pertemuan demi pertemuan membuat mereka mulai dekat. Hingga pada akhirnya Luis memberanikan diri untuk menembak Fara. Gayung bersambut, Fara juga ada hati pada pemuda manis tersebut. Mereka akhirnya berpacaran, tapi menjalankan hubungan LDR, karena Saat Itu, Fara sedang menyelesaikan S2 nya di luar negeri. Hingga akhirnya Fara selesai kuliah, ia dan Luis sepakat untuk segera mengikat kebersamaan mereka dengan pertunangan, karena Papi belum ingin Fara menikah. Fara juga mempercayakan perusahaan pada Luis. Toh mereka akan menikah nantinya, sehingga Luis juga perlu banyak belajar menangani semuanya. Karena Luis yang akan membantunya Kelak. Papi menasehati Fara untuk hati-hati dan tidak terlalu percaya pada siapapun. Tapi Fara yang keras kepala seperti Papinya hanya mengiyakan tapi tetap mempercayakan semua pada Luis. Fara sering ke luar negeri juga untuk mengurusi butiknya yang dibangun bersama sahabat baiknya yang bernama Gabi, saat mengambil Magister. Gabi juga sama seperti Papi, sering mempertanyakan mengapa Fara begitu percaya pada Luis. "Kamu kok percaya banget sama Luis ?" Tanya Gaby sahabat baik Fara di tiap kesempatan, saat mereka bertemu. Fara sampai hafal akan pertanyaan itu. "Tentu saja, dia calon suamiku, aku harus memberikan kepercayaan padanya bukan ?" Fara tampak tersenyum melihat foto kebersamaan mereka. "Kalau sudah cinta, orang pintar akan berubah menjadi bodoh," celetuk Gabi menyindir Fara, yang malah mendapat cubitan dari Fara. "Dan orang bodoh akan berubah jadi lebih pintar," balik Fara sambil tertawa mengejek Gabi. Selama berpacaran, sikap Luis sangat manis pada Fara. Luis juga memahami trauma yang dihadapi Fara, sehingga gadis itu begitu mencintai sang kekasih. Omongan yang merendahkan Luis, dianggap sebagai angin lalu. Bagi Fara, Luis adalah dunianya yang menyenangkan. Yang lain hanyalah benalu yang menganggu. ******** Pagi yang cerah bagi hati Kafi. Dengan diantar oleh Maya, akhirnya Kafi tiba di depan perusahaan yang kemarin didatanginya. Ia datang lebih pagi. Tidak apa-apa menunggu daripada terlambat. "Mas Kafi nanti pulangnya gimana ?" Tanya Maya yang tidak tega meninggalkan Kafi sendiri. Motor milik Kafi entah mengapa tidak bisa menyala pagi ini. Akhirnya mau tidak mau Maya yang mengantar dengan jarak tempuh yang lumayan jauh. Setelah ini, Maya akan ke pasar untuk membantu Babe jualan hasil laut. Babe Danu memiliki toko kecil yang khusus berjualan hasil laut segar yang diantar langsung dari nelayan, selain menyewakan kos. "Gampang kalau itu, terima kasih banyak, hati-hati di jalan, jangan ngebut, jangan mampir-mampir lagi, jangan." "Iya .... iya, jangan dan jangan, Maya understand," jawab Maya lalu segera pamit meninggalkan Kafi yang geleng-geleng kepala menghadapi tingkah cuek Maya. Kafi sudah menganggap Maya seperti adiknya sendiri. Kafi duduk di ruang tunggu, karena ini masih sangat pagi, dan tentu saja Bos yang kemarin menyuruhnya datang belum tentu sudah ada di kantor. Hingga saat jam masuk kantor, tampak bos yang bernama Arsen itu terlihat memasuki kantor dengan raut dingin. Kafi hanya menatapnya dan tidak mendekat. Tapi rupanya netra Arsen tidak sengaja menangkap kehadiran Kafi yang juga melihat ke arahnya. Bos muda itu memberi isyarat agar Kafi mendekat. Kafi berjalan perlahan menuju ke arah bos muda tersebut. "Hmmm ... bisa ikut denganku ?" Tanya si bos yang mendapat anggukan dari Kafi yang segera mengikuti langkah pria tersebut tanpa banyak bertanya. Mereka memasuki ruang milik si bos yang kemarin didatanginya. "Kamu, siapa nama kamu kemarin ?" Tanya Arsen pada Kafi yang sudah duduk setelah dipersilahkan. "Kafi," jawab Kafi cepat karena terlihat Arsen sedang gusar. "Aku mau minta tolong, kamu bawa proposal ini pada gadis yang kemarin kamu tolong. Jangan berikan pada siapapun. Hanya pada Fara saja proposal ini kamu berikan," perintah Arsen sambil menatap ke arah Kafi yang terdiam. "Bagaimana ?" Tanya Arsen tidak sabar. "Baiklah, tapi saya tidak memiliki kendaraan," ucap Kafi kemudian karena ia memang tidak membawa motor. "Kamu bisa menyetir ?" Tanya Arsen yang dibalas anggukan Kafi, yang memang sudah belajar menyetir dari Babe Danu saat ia mulai berkuliah. "Pakai mobilku," ucap Arsen lalu memberikan kunci pada Kafi yang menerimanya dengan takjub. Mobil bos muda ini pasti berharga fantastis, batin Kafi lalu segera pamit. Kafi menjalankan mobil menuju alamat perusahaan yang Arsen mksud. "Bapak bisa menemui pak Luis jika itu berkaitan dengan Ibu Fara. Beliau calon suami Ibu Fara, sekaligus tangan kanan Ibu Fara. Jadi jika ada sesuatu hal, bisa langsung pada beliau," jelas resepsionis pada Kafi yang memilih mengunggu. Tapi resepsionis malah menghubungi pria bernama Luis tersebut. Akhirnya mau tidak mau Kafi diantar ke ruangan tangan kanan dari Fara tersebut. Setelah mengetuk dan dipersilahkan masuk, tampak seorang laki-laki manis yang duduk di kursi kebesaran dengan seorang wanita di sampingnya. Sepertinya itu sekretarisnya. Tapi Kafi sedikit heran, karena si wanita terlihat manja pada si bos. Tapi Kafi tidak ambil pusing. "Ada keperluan apa ?" Tanya si pria dengan wajah angkuh. Kafi lalu menjelaskan maksud kedatangannya pada bos yang bernama Luis tersebut. "Bisa saya lihat ?" Tanya Luis yang dibalas gelengan Kafi. "Hanya pada Ibu Fara saja proposal ini bisa diberikan," ucap Kafi sesuai pesan dari Arsen. "Tapi saya calon suaminya, jadi semua hal yang berkaitan dengannya saya juga harus tahu !" Luis sedikit emosi karena Kafi tidak mau memberikan proposal padanya. "Sekali lagi mohon maaf, saya hanya bisa memberikannya pada ibu Fara." Kafi juga kekeh tidak mau menuruti keinginan Luis. Cklek ! Pintu terbuka, menampilkan sosok wanita bernama Fara yang kemarin ditolongnya. "Hai sayang ....," Panggil Fara pada si pria yang langsung berdiri menyambut. Tidak ada cipika-cipiki, hanya memegang tangan saja lalu duduk bersama. Kafi sedikit merasa lucu, melihat sekretaris si pria yang terlihat marah dengan wajah ditekuk. "Hai Jane, apa kabar hari ini ?" Sapa Wanita bernama Fara pada sekretaris calon suaminya yang bernama Jane. "Kabar baik," jawab Jane dengan senyum dibuat semanis mungkin. "Eh, bukannya kamu yang kemarin dan juga tadi malam ?" Tanya Fara takjub karena kambali bertemu penolongnya. Kafi lalu menjelaskan maksud kedatangannya seraya menyerahkan proposal pada Fara. Luis juga mengadu pada Fara dengan rasa kesal yang masih bercokol di hatinya akan sikap keras kepala pemuda pembawa proposal. "Hahaha ... Arsen sialan, padahal ini hanya proposal milik adik sepupuku. Ini tugas dari kampusnya," kekeh Fara yang membuat Kafi serta Luis melongo. Hampir saja terjadi pertumpahan darah gara-gara proposal bodong yang ternyata tugas kampus. Kafi geleng-geleng kepala, pagi-pagi sudah dibuat sport jantung oleh si bos. Karena tidak ada yang perlu dibahas lagi, Kafi segera pamit. Dan benar saja sampai di kantor, tampak Arsen yang tertawa renyah akibat lawakan yang dibuatnya sendiri. Fara sudah meneleponnya dan menceritakan hal yang terjadi antara Kafi dan Luis, akibat ulah iseng Arsen. "Hahaha .... besok datang kembali, sementara sekretariku sakit, kamu bisa menggantikannya untuk membantuku," ucap Arsen yang membuat Kafi tersenyum bahagia. Walau hanya pengganti tapi tidak apalah, yang penting ada pekerjaan, batin Kafi merasa sangat senang. "Kadang dingin kadang sableng," monolog Kafi akan Bos barunya. Berharap ia akan baik-baik saja saat bekerja nanti.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN