Naura mengambil minum. Lalu duduk sebelum meneguk minumannya. Ponsel masih terhubung dengan Azzam. Azzam sabar menunggu istrinya selesai minum. "Mau!" Azzam memanggil Naura. "Sudah minum. Agak lega perasaanku." Naura menarik nafas lega. "Kalau sedang tidak enak pikiran. Diam dulu sebentar, minum dulu, lalu pikirkan dengan tenang. Aku tidak ingin ikut campur urusanmu dengan Fadel. Walau kamu istriku. Kita hanya mengikuti perjanjian awal saja. Aku akan sabar menunggumu memutuskan, apa yang kamu inginkan untuk masa depanmu." Azzam tidak ingin mencampuri urusan Naura dengan Fadel. Azzam ingin bertindak sesuai perjanjian saja. Azzam percaya, jika Naura adalah jodohnya, pasti akan didekatkan antara mereka berdua. "Terima kasih. Kamu begitu baik." Rasa haru di dalam hati Naura. Azzam sanga