Jingga tersenyum, "Aku tidak akan menjawabnya sekarang. Tidak malam ini, Aku mau kamu mengucapkannya di depan makam ayah dan ibu." Keenan tergelak, "Apa aku baru saja mendapatkan penolakan?" Jingga tertawa, "Sebut saja pembicaraan ini bersambung." "Seperti serial saja. Tapi bersambung lebih baik daripada tamat. No sad ending Jingga," Keenan ikut tertawa. "Rahasia!" Jingga tersenyum. "Kamu sudah mengantuk belum?" Keenan membelai rambut Jingga. Jingga menggeleng, "Belum." Keenan menatapnya lembut, "Aku juga. Biarkan aku di sini sampai kamu tidur ya?" "Iya. Aku tidak mau kamu pergi," Jingga bersandar di d**a Keenan dengan nyaman. "Kalau mau tidur, tidur saja," Keenan mendekap Jingga yang meringkuk masuk dalam pelukannya. "Keenan, apa kamu tidak lelah membantuku dalam kasus ini?