"Jawab pertanyaanku," Keenan menunduk mendekat ke arah wajah Jingga. Jingga mengangkat wajahnya. Keenan langsung tergelak, "Mukamu merah padam. Kenapa?" "Aku rasanya marah," Jingga menggigit bibirnya. "Marah kenapa?" Keenan menahan senyumnya. Tangannya mengusap usap pipi Jingga. "Aku marah saat mendengar ide Jemma, meski aku tahu kalau maksudnya baik. Hanya saja, kalau demi mencari tahu kejelekan Fathir, untuk apa mengorbankanmu?" Jingga mengatupkan bibirnya. Keenan terdiam. Jingga berpikir ide Jemma hanya untuk mengetahui kejelekan suaminya. Ia tidak tahu apa apa soal kemungkinan kalau Fathir bisa saja ada hubungan dengan kecelakaan yang menimpa Om Ilyas. Ada hal lebih besar yang harus ia ungkap. Bukan sekedar mencari tahu kebobrokan suaminya terkait perselingkuhan dan harta.