Perasaan Anka begitu tak karuan, seolah ada sayatan luka di hatinya yang tidak dapat dia sembuhkan sendiri, walaupun di depannya ia mengatakan hal yang kasar, namun jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam ia tak tega mengatakan itu. Kebenciannya kepada Kirana yang membuatnya seperti ini, kebencian yang seharusnya tidak ia tunjukkan dalam Kirana keadaan hamil. Saat ini ia, Anka dan Siska tengah sarapan bersama, Siska menang kali ini Siska sudah mendapatkan Anka kembali dan merebut Anka dari Kirana setidaknya ia sudah menjadi istri satu-satunya sekarang. "Mas," lirih Siska. Anka menoleh dan menatap Siska dan Siska langsung mengecup bibir Anka. "Ada makanan di bibirmu," jawab Siska mengelus leher belakangnya. Anka menganggukkan kepala, ia tidak punya tenaga untuk meladeni Siska. "Mas