04. Pesta kelulusan

1020 Kata
***Beberapa bulan sebelumnya*** Seorang pria tampan dengan setelan jas resmi memasuki kamar dan menghampiri Ditha. Pria itu melangkah masuk ke kamar besar dengan perabotan bernuansa warna peach dan putih yang lembut. Kamar mewah dengan perabotan layaknya kamar putri bangsawan eropa. Kamar itu terkesan berlebihan namun sangat wajar untuk kamar Ditha. Dia adalah putri kesayangan keluarga konglomerat, dari Group perusahaan Raksasa Sampoerna. "Ditha? Ayo kita turun. Semua orang sudah menunggu." Prawira Sampoerna, kakak laki-laki ketiga Ditha menyapa. "Sebentar ..." Ditha menjawab kepada Wira dari dalam kamar. Karena dia masih harus menjalani proses rias yang ribet. Ditha memiliki tiga orang kakak laki-laki, Para tuan muda Sampoerna dengan segala pesonanya masing-masing, Tyo, Budi, dan Wira. Memiliki tiga orang kakak laki-laki mau tak mau membuat Ditha tumbuh menjadi seorang gadis yang tomboi. Bagaimana tidak, saat teman-teman wanita Ditha bermain boneka atau masak-memasak, Ditha sejak kecil malah bermain dengan ketiga kakaknya. Mereka bermain mobil-mobilan, pistol, robot, bahkan juga bermain berbagai konsol game dengan berbagai macam jenis player bersama. "Mau nantang main game? Ayo aja, siapa takut!" Ditha sangat percaya diri dengan skill bermain gamenya. Dalam hal fashion dan pemilihan pakaian serta gaya berpenampilan jangan ditanya lagi. Ditha hanya memakai sesuatu yang nyaman di badan dan kasual untuk dia kenakan setiap hari. T-shirt oblong dipadu dengan celana jeans, hampir mirip seperti apa yang biasa outfit kakak laki-lakinya. Sementara untuk Rok atau dress, Ditha juga memilikinya di sudut almari yang paling terpencil. Lalu untuk urusan make up, sudah dapat ditebak. Gadis itu sama sekali tidak bisa dan tidak berminat dengan yang namanya merias wajah. Tingkah janggal Ditha itu kerap membuat Rahayu Sampoerna, mamanya mengomel. "Mau jadi apa kamu, Ditha? Anak cewek kok begitu dandannya?" "Aduh Dith, mana ada tuan muda yang mau kalau kamu mainnya Mobile Legend melulu!" "Dadi cah wadon kui mbok yo sing ayu lan lemah lembut toh, Nduk?" Rahayu merasa perkembangan kepribadian putrinya sedikit menyimpang dari kebanyakan gadis normal. Merasa gagal dalam mendidik putri satu-satunya untuk menjadi wanita sejati yang cantik dan lemah lembut. Ditha adalah satu-satunya putri diantara tiga putranya yang nakal. Oleh karenanya, sejak kecil gadis itu selalu dimanja dan dituruti keinginannya, baik oleh orang tua maupun kakak-kakaknya. Hal ini membuat Ditha tumbuh menjadi gadis yang seenaknya sendiri. Setelah Ditha tumbuh dewasa, Rahayu lebih sering memaksa Ditha untuk memakai baju-baju feminim dan berbagai macam make up. Terutama untuk acara-acara formal tertentu, beliau pasti akan memanggilkan tukang rias kenamaan untuk mendadani Ditha agar tampil cantik dan sepantasnya sebagai putri dari keluarga Sampoerna. "Ditha, selamat ya!" Wira yang tidak sabar menanti, sudah masuk lebih dalam untuk menghampiri Ditha. Pria itu menyodorkan sebuah buket bunga mawar berwarna peach kepada adiknya. "Waaaah, terima kasih!" Ditha bankir dari kursi rias setelah hair stylist menyemprot hair spray di rambutnya. Malam ini adalah malam spesial yang membuat Ditha harus berdandan maksimal. Karena malam ini adalah pesta perayaan kelulusannya bersama Wira. Perayaan kembalinya mereka dari Australia setelah menyelesaikan pendidikan sarjana dan paska sarjana. Ditha menerima buket mawar dari Wira dan meletakkannya di vas. Kemudian dia menghampiri sang kakak sembari bertanya. "How do I look?" "Wuooow kirain Putri dari kerjaan mana ini, cantik banget?" Wira memberikan komentar sambil bersiul jahil mengamati penampilan adik kesayangannya. Sebagai seorang pria, Wira tahu benar bahwa Ditha memiliki kecantikan wajah yang alami. Ditambah dengan kulit putih, kontur wajah bak artis Korea serta bentuk tubuh yang idealnya. Akan tetapi dia tidak mengira bahwa adik kecilnya bisa disulap secantik itu malam ini. "Idih gombal banget. Basi!" Bukannya senang mendapatkan pujian, Ditha malah mencibir kepada kakaknya. "Lisa atau Jisho Black Pink mah lewat sama kamu, Dith!" Wira berusaha meyakinkan kata-katanya. "Masa si? Aku cantik beneran?" Ditha masih tidak percaya. Karena jarang sekali kakaknya itu memuji terang-terangan, apalagi untuk masalah kecantikan dan penampilannya. Ditha pun mengamati penampilannya sendiri di depan cermin. Dapat dia lihat wajahnya sendiri yang terpantul di sana. Wajah yang terlihat sangat asing, namun memang cantik dan mempesona. "Beneran cantik banget lho! Aduh, aku jadi khawatir ini kalau ada nyamuk nakal yang ingin mendekat kepadamu nanti." Wira terang-terangan mengungkapkan rasa tidak sukanya jika ada seorang pria yang sampai berani mendekati Ditha. Ditha hanya menghela napas panjang mendengar ucapan sang kakak. Sudah hafal dengan sifat Wira yang hampir bisa dikatakan sedikit kebablasan, hampir mirip sister complex stadium empat. Bagaimana tidak dikatakan sister complex jika Wira ini bahkan sampai rela ikut ke Australia demi menemani Ditha kuliah dan menetap di sana. Wira juga rela mengambil kuliah paska sarjana hanya untuk menjaga Ditha yang berkuliah di Universitas Sidney. "Kamu itu seperti sister complex abnormal yang takut adik kecilnya diculik kanguru, Mas Wira!" Gerutu Ditha dalam hati. University of Sydney dikenal sebagai universitas terkemuka dengan jurusan Manajemen Bisnis terbaik. Jurusan yang sangat sesuai bagi mereka para calon penerus kerajaan bisnis Sampoerna. Pesta malam ini adalah pesta khusus untuk merayakan kelulusan dan kepulangan mereka berdua setelah beberapa tahun merantau di negeri Kanguru. "Mana ada yang mau sama aku, Mas?" keluh Ditha sambil mendengus pasrah. "Kenapa gak mau? Adikku cantik begini kok." "Secantik apapun aku, kalau dijagain sama tiga Herder super galak, mana ada yang berani mendekat?" Ditha mengungkapkan alasan sifat pasrahnya. Apalagi kalau bukan karena sikap ketiga kakak laki-lakinya. Sikap yang menurut Ditha terlalu over protective. Hal yang membuat Ditha tidak pernah bisa merasakan yang namanya dekat dengan seorang pria, apalagi punya pacar. Bahkan sampai lulus kuliah pun, sampai usianya genap dua puluh satu tahu, Ditha tidak pernah sekalipun merasakan yang namanya pacaran. Sangat menyedihkan bukan? Kalau begini terus, kalian bertiga bukan hanya bikin aku jomblo sejak lahir. Tapi bisa-bisa aku jadi jomblo seumur hidup! "Halah nanti juga datang sendiri pria yang baik buat kamu." Wira tergelak mendengar Ditha menyebut dia dan kedua kakaknya sebagai Herder. Namun dia tidak memprotes karena memang benar juga, mereka bertiga adalah anjing penjaga setia untuk adik perempuan kesayangan mereka. "Amiiiin ... Aminin aja deh." "Ayo kita ke lantai bawah. Sudah mau dimulai kayaknya acara utama pesta." Wira kembali mengajak Ditha. Ditha mengangguk sebagai balasan kepada Wira. Lalu menautkan lengan ke lengan sang kakak dan berjalan beriringan ke lantai satu tempat dilangsungkan pesta. Kemeriahan pesta langsung berhenti seketika saat keduanya menuruni tangga pualam. Sang pembawa acara langsung menyambut dengan mengumumkan kedatangan pangeran dan putri di pesta malam ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN