Bab.17 Melihat Kamera Pengawas

602 Kata
  “Kak, dia jelas mengakuinya! Kamu tidak bisa membiarkannya pergi!” Siska tidak pernah menerima penghinaan seperti ini sebelumnya, jelas dia tidak akan menyerah.   Yohan mengerutkan kening dan menatap saudara perempuannya, "Apa yang kamu ingin dia lakukan?"   Siska mengerti maksudnya, apakah dia berniat melampiaskan amarahnya?   Dia tersenyum puas, "Kalau berbicara masalah sopan santun, aku juga ingin mengguyur anggur ke wajahnya, jadi masalah ini dapat dibilang seimbang."   Yohan terdiam.   Melihat dia terdiam, Merry tahu bahwa dia berencana untuk melindungi Siska.   Setiap kali selalu seperti ini, dia selalu memihak keluarganya, dan hanya bisa menyuruhnya untuk meminta maaf.   Dulu dia menyukainya jadi dia bisa menahannya.   Tapi hari ini ....   Dia sudah tidak perlu berurusan dengan sifat jelek mereka!   "Tidak apa-apa jika kamu mau meminta ganti rugi, tetapi tolong Tuan Prawira untuk memeriksa kamera pengawas terlebih dahulu untuk melihat siapa yang kasar terlebih dahulu!"   Sambil mengatakan itu, dia menepis tangan Yohan dan mendekat ke Michael.   Michael sudah tidak tahan saat ini dan berbicara dengan dingin, "Daripada Tuan Prawira dipermalukan karena berusaha membela Nona Prawira, lebih baik bawa dia kembali dan disiplinkan mereka dengan baik, jangan sampai dia menghabiskan sisa martabat yang dimiliki Keluarga Prawira."   Michael berbicara tanpa ampun, setiap kalimatnya menusuk hati.   Wajah Yohan menjadi suram.   Hati Siska bergetar ketika dia mendengar Michael berbicara, dan dia buru-buru bersembunyi di balik Yohan.   Sampai saat ini, dia tidak lupa bagaimana memutar balikkan fakta dengan Yohan, "Kak, di perihal ini Merry lah yang keterlaluan! Jika dia tidak menjebakku karena mencuri kalung mimpi, apakah aku akan dideportasi dari Cina? Kalung mimpi itu milikmu dan kamu itu saudaraku, itu normal bagiku untuk mengambil barang-barangmu! Dia bukan Keluarga Prawira, tetapi ikut campur urusan keluarga kita. Dia yang tidak punya aturan, jadi aku harus memberinya pelajaran. Siapa yang tahu dia tidak mendengarkan, dan bahkan berani menindasku!"   Setelah mendengar ini, Yohan bahkan lebih yakin bahwa kejadian hari ini disebabkan oleh Siska yang tidak masuk akal yang masih ingin mencari masalah dengan Merry.   Raut mukanya dingin dan tatapan matanya menjadi gelap, alisnya berkerut, dan saat dia mau berbicara, dia didahului oleh Merry.   Dia terkekeh ringan, "Kemampuan Nona Prawira untuk berbicara omong kosong benar-benar tidak dapat diragukan."   Lalu ia lanjut berbicara, "Saya akan tetap mengatakan hal yang sama. Jika ada yang salah dari kamera pengawas, saya dapat melaporkan ke polisi. Siapa yang akan memberi kompensasi dan siapa akan yang meminta maaf dapat diputuskan lewat hukum."   Lalu dia langsung mengikuti Michael ke dalam mobil dan berjalan pergi.   Yohan melihat bayangan mobil yang menghilang dengan mata muram. Merry yang telah bercerai dengannya, seperti kereta yang tergelincir dan tidak lagi dalam kendalinya.   Di masa lalu, dia sangat berhati-hati ketika berbicara dengannya, tetapi sekarang, dia tidak takut padanya sama sekali.   Yohan membeku di tempat dengan seribu pikiran.   Siska tidak mau membiarkan Merry pergi seperti ini, dan ingin mengejarnya, tetapi ditegur oleh Yohan, "Apakah tidak cukup membuat keributan?"   Siska kaget, dan matanya langsung memerah, "Kak, apakah karena orang asing itu kamu marah padaku? Jadi kamu lebih percaya dengan apa yang dia katakan daripada apa yang kukatakan?"   “Aku tahu lebih jelas darimu apakah dia mencuri perhiasan itu atau tidak. Kamu yang mencuri barang-barangku tanpa persetujuanku, apakah kamu punya alasan?” Yohan berkata dengan dingin.   Siska tidak percaya bahwa Yohan dapat mengatakan hal seperti itu padanya, dia menangis dan berkata, "Kakak, aku adikmu, aku baru saja mengambil sepotong perhiasanmu, apakah kamu ingin memperlakukanku seperti orang asing?"   Yohan terlalu malas untuk berdebat dengannya lagi, jadi dia masuk ke restoran.   Siska panik dan bertanya, "Kak, apa yang mau kamu lakukan?"   Yohan berkata, "Mengecek kamera pengawasan."   Siska meraih tangannya dan berkata, "Apakah kamu tidak percaya padaku?"   Yohan tetap teguh, "Kamera pengawas yang akan membuktikan semuanya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN