Bab.8 Dia Tidak Sepadan

620 Kata
  Serangan balik Merry mengejutkan warganet.   Lagipula, pada awalnya semua orang berpikir bahwa kebisuannya dikarenakan hati nuraninya yang bersalah, tetapi siapa yang mengira bahwa dia menahannya untuk melakukan langkah besar!   Dan dibandingkan dengan Keluarga Prawira yang mencari akun pemasaran untuk memperluas popularitas, unggahan Merry dapat dikatakan tenang dan rasional. Tidak ada omong kosong di rangkaian pesannya. Bahkan orang lewat membaca dapat melihat kepolosannya yang mutlak dari pemilihan kata-katanya, bisa terlihat dia sudah benar-benar menyerah terhadap Yohan.   Benar saja, siapa yang tidak menyerah ketika menghadapi b******n seperti itu?   Siapa pun juga dapat melihat bahwa Yohanlah yang selingkuh dengan Yella!   "Tidak heran Merry ingin bercerai, jika aku jadi dia juga akan pergi! Apa gunanya punya banyak uang? b******n tetaplah b******n!"   "Jelas Yohan yang tidak memiliki moral sebagai laki-laki, dan jelas Siska yang moralnya rusak, mengapa malah melukai Merry? Bisakah Keluarga Prawira tahu malu sedikit? Jika Anda punya waktu untuk mengancam orang di sini, lebih baik pikirkan bagaimana cara mendapatkan kembali putrinya dari kasino!"   "Dapat dilihat bahwa keluarga kaya memang keluarga kaya, tapi belum tentu Keluarga Prawira adalah manusia."   Gejolak besar di Internet akhirnya sampai ke telinga Yohan. Baru saat itulah dia tahu bahwa seseorang menggunakan akun perusahaan untuk menerbitkan berita semacam itu, merusak kepolosan Merry.   Dia bertanya dengan dingin, "Siapa yang melakukannya?"   Asisten itu berkata dengan suara gemetar, "Nyo ... Nyonya Besar yang menyuruhnya semalam."   Yohan tertawa dengan sarkas, "Sebegitu sukanya kalian mendengarkan perintah Ibuku, kalian pergi dan melakukan sesuatu untuknya"   Asistennya tidak berani mengatakan sepatah kata pun.   Yohan berkata dengan emosi, "Apa yang masih kamu lakukan? Semua orang di departemen humas yang terlibat masalah ini akan dipecat!"   Asisten sibuk menerima perintah untuk melakukannya, dan dia menginstruksikan, "Tarik semua berita yang ada di internet!"   Asisten itu berhenti dan berkata dengan tergesa-gesa, "CEO Budiman dari Sewarta Entertainment telah berbicara. Berita ini akan terpampang selama 24 jam, dan tidak ada yang bisa menariknya."   Sewarta Entertainment adalah perusahaan hiburan terkemuka di lingkaran sosial ini, siapa yang berani tidak respek kepadanya?   Raut wajah Yohan sangat jelek.   Aku tidak menyangka Merry memiliki kekuasaan luar biasa untuk membuat manajer umum Sewarta Entertainment untuk berbicara mewakilinya.   Dan tidak disangka, Merry juga memberi tahu Tuan Prawira, apakah dia pikir ini semua ulahnya?   Wajah Yohan menegang dan matanya mendingin.   Di saat yang sama, telepon berdering, dan panggilan berasal dari Riana.   Dia malas menjawabnya, jadi dia menutup telepon.   Kemarin sudah sepakat untuk tidak memanggil polisi, tetapi Riana malah membuat langkah besar. Jika bukan karena Merry yang mengetahui keberadaan kalung itu, bukankah dia b******k?   Memikirkan hal ini, raut wajah Yohan menjadi lebih jelek lagi.   Teleponnya masih berdering, dia melihat teleponnya lagi, dan menemukan yang meneleponnya adalah ayahnya, Reka, dan dia mengangkatnya.   Di sisi lain, Reka berkata dengan suara rendah, "Suruh Merry segera menghapus konten di Internet! Dia tidak punya malu, aku masih punya malu!"   Di samping itu, Riana berteriak histeris, "Yohan, kamu harus membawa jalang itu kembali! Aku harus memberinya pelajaran! Dia sudah keterlaluan!"   Yohan berkata dingin, "Dia keterlaluan? Karena kamu tidak mengharapkan hasil ini ketika kamu menjebaknya?"   Riana tertegun dan hampir menangis, "Apa maksudmu? Kamu memihak orang asing dan menyalahkan ibumu? Apakah Merry si p*****r itu yang menghasutmu?"   Yohan lelah, "Sejak awal itu bukan salahnya, orang yang mengambil kalung itu adalah Siska, kamu seharusnya meminta maaf padanya."   Amarah Riana hampir meledak, "Yohan, bisakah kamu tidak memihak orang luar, memang kenapa kalau Siska yang mengambil kalung itu? Dia adalah saudara perempuanmu, itu hal normal untuknya mengambil kalung milikmu, kenapa? Kamu masih ingin memintanya untuk menyerahkan diri ke polisi?"   “Ditambah lagi, kalung itu hilang di rumahmu, jadi tentu saja orang yang pertama kucurigai adalah Merry, ini adalah hal yang wajar, mengapa aku harus minta maaf? Tidakkah kamu melihat dia miskin dan tidak punya kekuasaan? Apakah orang superti dia pantas untuk mendapatkan permintaan maaf dariku?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN