PART 12

1241 Kata
                                Terhitung sejak hari kedua setelah hubungan di antara Vanya dan juga Raka berakhir, hari ini Vanya sudah terlihat baik-baik saja. Ia berusaha untuk mencoba mengikhlaskan apa pun yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, ia juga berusaha mengikhlaskan Raka bagi nya tidak ada yang bisa ia lakukan, sekalipun ia menangis semua nya tidak akan kembali lagi, kehidupan nya telah berubah sejak diri nya telah sah menjadi seorang istri dari Gavin Adrian Abimayu, ia bukan lagi milik orang tua nya, apalagi milik Raka. Seluruh hidup nya telah menjadi milik Gavin Adrian Abimayu.                         “Udah siap?” Tanya Gavin sembari memasukan koper mereka ke dalam mobil, Vanya mengangguk lalu masuk ke dalam mobil dan di susul oleh Gavin. Yap! Hari ini adalah hari keberangkatan mereka berdua untuk perjalanan honeymoon mereka selama satu bulan lama nya, mereka di jemput oleh seorang sopir utusan ayah Gavin. Sesampai nya di bandara hampir semua orang memperhatikan mereka , bagaimana tidak mereka berdua di antar dengan sebuah mobil mewah yang tak sembarangan orang bisa memiliki nya, seorang sopir dan seorang bodyguard mengantarkan mereka hingga ke depan pintu masuk, Vanya sangat risih karena di tatap oleh orang banyak , sementara Gavin terlihat biasa saja mungkin karena ia telah terbiasa dengan tatapan-tatapan seperti itu.                         “Makasih ya pak”                         “Iya Mas, mba . . . selamat honeymoon ya semoga pulang dengan keadaan yang sehat” Ucap Sopir mereka sesaat sebelum beranjak pergi, Gavin dan Vanya mengangguk lalu tersenyum malu-malu.                         Kedua nya melangkah masuk untuk melakukan prosedur keberangkatan, lalu menunggu jadwal keberangkatan mereka di private lounge , Vanya menatap suami nya itu dengan tatapan kosong , pria berwajah tampan dengan hidung mancung,bibir tipis, sorot mata yang tajam dengan bahu lebar serta tinggi badan yang pas semakin membuat Gavin terlihat tampan di tambah pakaian yang selalu modis semakin menambah nilai plus pria itu di mata kaum hawa. Tak sedikit juga Gavin mendapat tatapan genit dari para wanita , namun ia tak menghiraukan nya, ia malah fokus dengan tatapan pria-pria yang mengarah ke arah Vanya,Gavin terlihat kesal sebab gadis itu biasa saja,entah mengapa Gavin merasa tidak suka jika seseorang menatap Vanya seperti itu.                         “Itu cowo – cowo pada liatin kamu looh” Ucap Gavin , ia menggerakan dagu nya seakan – akan menunjuk ke arah para pria yang masih saja menatap Vanya.                         “Itu cewe – cewe juga pada liatin kamu looh mas Gavin” Vanya tak mau kalah sepertinya ia juga risih dengan para wanita yang menatap Gavin dengan tatapan berlebihan                         “Kamu dandan nya segala cantik – cantik gitu”                         “Ih engga mas”                         “Emang cantik kok kamu nya”  Vanya memalingkan wajah nya, sebab pipi nya selalu saja memerah tiap kali Gavin melontarkan kata pujian untuk diri nya                         Gavin terdiam, beberapa kali ia teringat akan kontrak pernikahan yang saat awal pernikahan ia ajukan kepada Vanya , entah mengapa setiap kali mengingat kontrak pernikahan tersebut ia merasakan hal aneh , entah kenapa ia merasa ia tak bisa jauh – jauh dari Vanya , Gavin melirik gadis itu sekilas lalu berusaha meyakinkan diri nya sendiri bahwa ia masih milik Airaa, ia tidak jatuh cinta dengan Vanya. Setiap kali menekan diri nya seperti itu, setiap kali juga ia merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam diri nya.                         Sementara Vanya masih kalut dengan pikiran nya sendiri, sesekali ia memikirkan Raka, bagaimana hancur nya pria itu sekarang, ia masih terbayang – bayang bagaimana perpisahan mereka dua hari yang lalu, semua kenangan mereka yang selama bertahun – tahun tiba-tiba terputar di kepala Vanya, ingatan – ingatan nya tentang Raka semakin membuat suasana hati nya kacau. Vanya menarik napas dalam – dalam lalu membuang nya , rasa nya seperti mimpi bisa ada titik seperti ini. Menyadari akan gerak-gerik aneh Vanya , Gavin segera mengajak gadis itu untuk mengambil beberapa makanan dengan alasan lapar, Gavin benar-benar tidak tau harus bagaimana menghadapi Vanya ketika gadis itu sedih, dan juga ia tidak mau melihat Vanya sedih maka dari itu ia buru buru mengalihkan perhatian Vanya.                         “Vanya ambil cemilan yuk” Ajak Gavin ia menarik tangan gadis itu tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu.                         Gavin menggenggam tangan Vanya erat, merasakan dingin nya tangan gadis itu. Ia membawa Vanya menuju sebuah meja panjang dengan banyak makanan dari berbagai negara di atas nya. Tiba-tiba mata Vanya berbinar ketika melihat sebuah menu makanan favorit nya.                         “Iih ada bomboloni, mau ah, mas Gavin mau jiga gak?” Tanya Vanya sembari mengambil roti kesukaan nya itu,Gavin tersenyum senang setidak nya istri nya itu tidak lagi terlalu merasa sedih.                         “Boleh deh, kamu mau ice cream gak? Kalau mau saya ambilin ya?”                         “Iyaa dong mas Vanya mau” Gavin melangkah ke arah tempat ice cream, meninggalkan Vanya yang masih sibuk dengan makanan kesukaan nya, tak lama kemudian Gavin telah datang membawa dua cup ice cream berukuran besar ke meja nya bersama Vanya,tak lama kemudian Vanya menyusul dengan piring yang berisikan berbagai macam cemilan untuk nya bersama Gavin/                         “Laper banget ya?” Tanya Gavin, lalu Vanya menggeleng                         “Gak laper, tapi kepengen aja, yuk mas makan keburu kita berangkat” Mereka berdua lalu memakan cemilan yang baru saja mereka ambil, sesekali Vanya tertawa karena celotehan celotehan lucu yang di lontarkan oleh Gavin, tak terasa waktu keberangkatan mereka pun tiba, Gavin dan juga Vanya bergegas menaiki burung raksasa besi tersebut, tak perlu berdesak – desakan sebab mereka adalah penumpang first class , yang memiliki jalur tersendiri.                         Vanya duduk tepat di sebelah Gavin, mereka di pisahkan oleh sebuah pembatas khas kursi penumpang kursi first class. Vanya mendandarkan tubuh nya lalu memasang earphone di telinga nya , ia sudah tidak peduli lagi dengan apa yang ada di sekitar nya, sementara Gavin sesekali mengecek keadaan Vanya sembari membaca sebuah buku yang sengaja ia bawa dari rumah.sudah dua kali para pramugari itu menawarkan makanan kepada mereka berdua namun Gavin tidak mengiyakan tawaran dari para pramugari itu, ia memilih untuk menunggu Vanya bangun dulu lalu makan bersama.                         Setelah beberapa menit, akhir nya Vanya bangun juga ia tampak cantik bahkan ketika bangun tidur, Gavin tersenyum manis lalu tertunduk, pria itu menyembunyikan senyum kekagumannya terhadap istri nya sendiri, sementara Vanya gadis itu masih mengumpulkan nyawa nya.                         “Nyaa? Mau makan gak?” Tanya Gavin, Vanya berpikir sejenak lalu menganggukan kepalanya, Gavin memanggil pramugari dan tak lama kemudian mereka di bawakan makanan sesuai dengan pesanan mereka, setelah makan mereka kembali bersantai.                         “Dulu ketemu sama mba Airaa dimana mas?” Tanya Vanya, sesaat setelah ia membalikan badan nya ke arah Gavin, Gavin terkejut mendengar Vanya yang tiba-tiba bertanya seperti itu.                         “Airaa gak pernah cerita ya?” Tanya Gavin, lalu Vanya mengangguk.                         “Dulu kami tuh satu smp bareng terus satu sma juga , saya setahun lebih tua dari dia jadi saya tuh dulu senior nya Airaa, kami kuliah bareng juga. Jadiannya pas SMP kelas 8 Airaa kelas 7, kamu waktu itu masih sd ya kayak nya” Vanya menyimak cerita Gavin                         “Terus kenapa mba Airaa nya pergi?” Tanya Vanya lagi,Gavin tersenyum kecut lalu menjawab pertanyaan Vanya                         “Ya itu dia . . . saya juga gak tau, mungkin Airaa gak benar-benar sayang sama saya” Ucap Gavin, wajah pria itu menjadi sendu, Vanya memutuskan untuk berhenti bertanya lalu kembali duduk manis di kursi nya, tak lama kemudian mereka telah sampai di pemberhentian pertama mereka, saat hendak ke toilet seseorang tiba- tiba mengentikan langkah Gavin                         “Mas Gavin!” Ucap orang tersebut lalu memeluk Gavin hingga hampir terjatuh. Gavin kaget begitupun juga  dengan Vanya ia langsung menghampiri suami nya , karena ia penasaran siapa yang tiba – tiba memeluk suami nya itu apalagi sekarang mereka tengah berada di negeri orang   HAI TEMAN-TEMAN AKU UP LAGI NIH HEHEH SEMOGA KALIAN SUKA YAA? JANGAN LUPA TAP LOVE DAN FOLLOW AKUU MAKASIH SEMUANYAA
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN