PART 7

2036 Kata
Setelah makan Gavin dan juga Vanya langsung bergegas untuk pulang,hanya saja saat di perjalanan entah kenapa Gavin merasa ia ingin membawa Vanya untuk berjalan-jalan sebentar hanya untuk sekedar menghilangkan penat setelah bekerja seharian,kecantikan Vanya tidak berubah walau sudah berjam-jam lamanya mereka berada di luar ruangan,gadis itu benar-benar cantik hingga Gavin senang sekali menatap diam-diam wajah gadis itu. “Mau jalan-jalan dulu gak?”Tanya Gavin memberanikan diri, sementara itu Vanya memutar tubuhnya menghadap ke arah Gavin,ia menatap pria yang berstatus sebagai suaminya itu dengan tatapan yang heran,ia sangat bingung dengan perubahan sikap Gavin . bagaimana tidak Gavin yang sejak awal menikah adalah pria yang dingin lantas tiba-tiba berubah beberapa hari terakhir ini. “Mas kenapa tiba-tiba sih?”Tanya Vanya “Gapapa lagi pengen nyari angin aja” “Bukaan ih” “Yaudah iya apa emang?” “Kenapa Mas Gavin tiba-tiba berubah gitu sikap nya? Awal-awal sama Vanya mas ngeselin banget sekarang malah jadi baik banget sampai nraktir Vanya makan segala” “Abella Adinda Vanya dengar yaa, gak ada gunanya juga lama-lama kibarin bendera perang sama kamu toh bikin habis-habis tenaga, lagian juga kamu gak ada salahnya dalam masalah ini malah adanya kamu yang di rugiin. Lagian apa salahnya juga kalau saya baik ke istri saya sendiri, emang kita mau selamanya perang mulu?”Ucap Gavin yang tanpa sadar membuat jantung Vanya berdegub kencang, pipi gadis itu juga memerah pasalnya Gavin sudah mengakuinya sebagai istri. “Ehh kok pipi kamu merah? Hahah malu ya? Maaf-maaf” Vanya terkekeh pelan lalu mengipas wajahnya pelan agar kemerahan di pipi-nya menghilang. Mereka berdua mengitari kota hingga larut malam,sesekali mereka berdua tertawa karena celotehan-celotehan yang mereka lontarkan,Vanya pikir mungkin inilah alasan mengapa Airaa bisa sejatuh cinta itu terhadap Gavin sebab Gavin termasuk orang yang cukup menyenangkan apalagi jika di ajak berbicara , ia bisa berbicara serius, dan juga akan nyambung jika di ajak bercanda. “Kamu udah bilang mama kamu kalau kita bakal pergi?”Tanya Gavin, Vanya menggeleng ia hampir saja lupa dengan hal itu “Belom hampir aja lupa, besok aja deh bilang nya”Gavin mengangguk lalu kembali fokus dengan jalanan di depannya, sesampainya di rumah mereka langsung kembali ke kamar mereka masing-masing,Vanya kelelahan hingga dengan sekejab ia membaringkan tubuhnya lalu tertidur pulas. Paginya setelah bersiap-siap Vanya baru menyadari bahwa hari itu adalah hari libur, ia lantas mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan lalu berjalan santai menuju luar kamarnya, didepan sudah ada Gavin dengan pancake cokelatnya, dengan santai pria berumur 28 tahun itu memakan pancakenya sembari sesekali tertawa karena menertawakan hal lucu di ponselnya. Pria itu menyadari kehadiran Vanya lalu mempersilahkan gadis itu untuk memakan pancake buatannya. “Hai nya… sarapan dulu yuk” “Rajin amat mas, pagi-pagi udah bikin sarapan” “Gapapa cobain deh enak gak?” Vanya mencicipi sedikit sarapan yang di buat oleh suaminya,sedetik kemudian ia tersenyum senang karena Gavin membuatnya dengan sangat lezat. Vanya menghabiskan sarapannya hingga tak tersisa. “Laper banget ya kayaknya” Vanya mengangguk “Hari ini aku hampir aja ke kantor, lupa banget kalau hari ini tuh hari libur” Ucap Vanya sembari memakan sarapan yang dibuat oleh suaminya itu “Bisa banget sampai lupa hari” “Hari ini ke mall yuk? Mau gak?” Ajak Gavin, Vanya teringat akan keperluan untuk honeymoon nya yang belum juga ia beli karena masalah dengan Raka yang belum juga ia selesaikan.Vanya mengangguk, lalu di balas dengan senyum hangat milik Gavin. Sejenak Vanya menatap senyum itu entah mengapa jika Gavin bersikap manis aura ketampanan nya semakin terpancar, bagaimana tidak Gavin memiliki sorot mata yang tajam,hidung mancung, bibir tipis dan juga badan yang bisa dibilang proposional untuk ukuran manusia yang bisa dibilang hampir tak pernah berolahraga. Mereka berdua menyelesaikan makan mereka,Lalu segera bersiap-siap untuk bersama-sama pergi ke mall,Gavin telah selesai sejak lima belas menit yang lalu, sementara Vanya gadis itu masih setia di kamarnya, Gavin sudah sedari tadi mondar mandir didepan kamar Vanya hanya saja gadis itu belum juga selesai. Saat Gavin sedang berjalan mondar-mandir didepan kamar Vanya,gadis itu tiba-tiba keluar dari kamarnya dengan balutan dress selutut berwarna putih dengan riasan make up tipis di wajahnya dan anting yang berwarna senada dengan bajunya semakin membuat kesan anggun dan cantik pada gadis itu, Gavin terkesima dengan kecantikan istrinya, Mungkin saat ini hatinya masih milik Airaa namun matanya tidak bisa berbohong,bahwa Vanya berkali-kali lipat jauh lebih cantik daripada Airaa, jika saja ia di pertemukan dengan Vanya terlebih dahulu dibandingkan Airaa mungkin bisa saja Gavin jatuh cinta kepada gadis dihadapannya ini, dibalik kecantikan Vanya, ada tutur kata yang selalu lembut, senyum manis dan wajah cantik serta sikap baik yang menjadi nilai plus gadis itu. Vanya menyadari bahwa Gavin sedang menatapnya ia sedikit canggung lalu memalingkan wajahnya,tiba-tiba Gavin juga tersadar lalu dengan malu ia terkekeh pelan. “Hahah sorry, kamu cantik banget soalnya, saya jadi gak bisa fokus” Ucap Gavin dengan polosnya, sementara itu pipi Vanya semakin memerah menandakan gadis itu sangatlah malu. “Dih mas Gavin apaan sih yaudah yuk , aku malu tau kalau di puji kayak gitu” Ucap Vanya sembari memegang kedua pipinya,Gavin semakin gemas melihat tingkah istrinya itu ia tanpa sadar mengacak rambut Vanya entah mengapa jantungnya berdebar-debar saat tangan Gavin hanya sekedar menyentuh rambutnya. Gavin lalu menarik gadis itu untuk segara berangkat. “Mungkin ini ya yang kata orang , yang di acak Rambut nya yang berantakan hatinya”Ucap Vanya dalam hati sembari menenangkan dirinya sendiri. Setelah duduk manis di dalam mobil, sekarang giliran Vanya yang menunggu Gavin. Pria itu sedang mengunci rumah mereka,Gavin terlihat tampan dengan setelan kasualnya ,baju hitam celana hitam pendek ditambah sepatu kets putih yang semakin menambah aura ketampanannya, memang Vanya pun tak bisa memungkirinya , suaminya benar-benar tampan. Tak butuh waktu lama Gavin sudah duduk manis di samping Vanya, ia telah siap mengemudikan mobilnya menuju salah satu mall yang akan mereka kunjungi. Sesampainya disana, mereka langsung menuju pusat perbelanjaan baju Vanya memilih baju-baju yang pas untuk ia kenakan selama disana, sementara Gavin , pria itu hanya mengekor di belakang istrinya sambil sesekali mengawasi mata laki-laki yang dengan sengaja menatap Vanya. Entah mengapa ingin rasanya berdiri di hadapan Vanya lalu mengatakan kepada mereka-mereka yang sedari tadi menatap Vanya bahwa yang sedang mereka tatap adalah istri dari seorang Gavin Adrian Abimayu. “Mas ini lucu gak?”Tanya Vanya sembari menunjukan sebuah baju berwarna abu-abu,Gavin mengangguk asal,ia tidak fokus dengan apa yang Vanya tanyakan sebab semakin banyak pria yang memperhatikan gadisnya itu. “Mas kalau yang ini?”Tanya Vanya yang kembali menunjukan kepada Gavin sebuah baju,kali ini Gavin tidak menjawab dikarenakan ia sudah teramat geram karena bagaimanapun juga Vanya adalah istrinya. Tiba-tiba Gavin menarik pinggang Vanya untuk semakin dekat dengannya,pria itu merangkul Vanya agar orang-orang yang menatap Vanya tau bahwa gadis yang mereka tatap sedari tadi sudah memiliki seorang suami.Vanya semakin tidak mengerti dengan perubahan sikap Gavin apalagi yang sedang Gavin lakukan sekarang,pria itu sukses membuat jantung Vanya ingin meloncat keluar dari tempatnya. “Mas ihh apaan sih main rangkul-rangkul aja” Tegur Vanya namun Gavin semakin mengeratkan rangkulannya “sstt diam aja tuh cowo-cowo pada liatin kamu” “Ih biarin aja” “I don’t like sharing to the others people” Vanya tertegun mendengar ucapan Gavin, ia tidak mengerti apa maksud dari pria itu,sementara itu Vanya langsung buru-buru menyelesaikan belanjanya lalu berjalan mendahului Gavin, bukannya ia marah hanya saja ia takut suara degub jantungnya akan terdengar oleh pria itu. Gavin mengikuti langkah Vanya dari belakang,semakin cepat gadis itu melangkah maka semakin cepat pula Gavin mengikutinya,hingga menyamai langkah gadis itu. “Kamu kenapa kayak lagi di kejar setan sih?”Tanya Gavin “Gapapa mas” “Malu ya saya rangkul?” Vanya terdiam “Kamu kan istri saya, kenapa harus malu?” Damn! Sekali lagi Gavin membuat pipi Vanya memerah,jantungnya yang sedari tadi sudah berdetak normal kini kembali menjadi tidak normal akibat perkataan Gavin. “Hahah lucu banget sih”Gavin mengacak rambut Vanya lalu mendekat ke arah gadis itu lagi, kali ini ia tidak merangkul bahu Vanya melainkan ia memeluk pinggang gadis itu dari samping,sementara Vanya… badannya sudah dingin sejak tadi, pikirannya benar-benar kacau, harusnya ia biasa-biasa saja namun entah kenapa ia se kaget itu diperlakukan layaknya seorang istri oleh Gavin. Gavin membawa Vanya menuju salah satu restaurant yang menjual daging steak,mereka berdua memesan makanan dan minuman yang sama, sembari menunggu makanannya datang Gavin kembali menatap Vanya diam-diam namun sesekali juga memperhatikan para lelaki yang dengan sengaja menatap Vanya. “Ini anak kenapa dandannya cantik banget sih padahal ke mall doang” Ucap Gavin dalam hati. Tiba-tiba seorang pria menghampiri meja mereka lalu mengulurkan tangannya kepada Vanya “Mba saya boleh kenalan gak?”Ucap pria itu sembari tetap mengulurkan tangannya kepada Vanya,Gavin terkejut lalu segera menepis tangan pria itu “Maaf  mas adik mas cantik banget, saya daritadi ngeliatinnya jadi gak enak kalau gak kenalan”Gavin melotot ke arah pria itu entah mengapa ia tak suka mendengar ucapan yang baru saja di lontarkan oleh pria asing yang menghampiri meja mereka. “Tolong ya… yang sopan, dia itu istri saya bukan adik saya” Jelas Gavin kepada pria itu, pria itu terkejut lalu meminta maaf dan meninggalkan meja mereka, wajah Gavin memerah sementara Vanya tertawa senang karena Gavin terlihat sangat lucu saat ini. “Kayaknya jadi Raka susah banget ya punya pacar kayak kamu” “Ih engga biasa aja tuh mas Gavin aja yang berlebihan” Jawab Vanya Keduanya sama-sama terdiam lalu tak lama kemudian steak pesanan mereka telah datang,Gavin dengan sigap memotong daging di hadapannya menjadi potongan daging yang kecil-kecil, sepertinya pria itu sangat kelaparan pikir Vanya dalam hati, namun ternyata Vanya salah steak yang baru saja Gavin potong-potong ternyata untuk di serahkan kepadanya , setelah itu barulah Gavin memotong steak miliknya sendiri. “Mas Gavin kalau gak marah-marah ganteng juga” Ucap Vanya dalam hati, mereka berdua makan dalam keadaan hening, setelah makan Vanya mengajak Gavin untuk berbelanja bahan-bahan instan yang bisa mereka bawa saat honeymoon.Gavin mengiyakan permintaan istrinya itu , lalu sama-sama berjalan menuju salah satu pusat perbelanjaan makanan. “Mau ini gak?” Tanya Vanya sembari menunjukan sebuah makanan instan kepada Gavin, pria itu mengangguk , lalu Vanya memasukan beberapa makanan yang tadi ia tunjukan kepada Gavin kedalam keranjang, selanjutnya gadis itu kembali berjalan mencari makanan-makanan instan yang akan mereka bawa untuk honeymoon, bukannya takut mengeluarkan banyak biaya hanya saja Vanya takut ia tak begitu suka dengan makanan disana , sebab ini adalah kali pertamanya berkunjung ke negara tersebut. “Kalau yang ini mas?”Gavin mengangguk “Ini juga ya?” Gavin kembali mengangguk pertanda ia setuju “Mas kal-” “Iyaa Vanyaa iyaaa terserah kamu aja saya ngikut kok, lagian kamu kenapa deh bawa makanan instan segitu banyaknya? Emang disana kamu mau jualan?” Tanya Gavin gemas, bayangkan saja trolley barang mereka yang awalnya kosong kini telah di penuhi dengan 3 buah merk makanan instan, bayangkan saja jika Vanya kembali mengitari tempat itu sekali lagi, mungkin mereka bisa saja membuat toko disana. “Hahah ih kebanyakan ya mas,sorry-sorry lagian Vanya takut kita gak cocok makan makanan mereka”Jawab Vanya polos, namun Gavin memaklumi alasan istrinya itu, ucapan Vanya ada benarnya juga. Ini adalah kali pertama mereka pergi,bisa jadi mereka tidak suka dengan makanan disana, kalaupun mereka suka bisa saja mereka rindu makan makanan Indonesia. “Yaudah iya… kamu mau ambil apalagi? Ambil gih sepuasnya” Vanya tersenyum senang,seketika ia membelokan trolley nya menuju lorong yang berisi makanan ringan,Vanya mengambil makanan ringan sesuka hatinya, kali ini ia tidak berniat membawa makanan ringat tersebut melainkan ia akan memakannya di rumah. Gavin mengikuti istrinya kemanapun gadis itu melangkah. Setelah puas berbelanja mereka pun menganti di kasir lalu membayarnya. Vanya mengeluarkan dompetnya namun dengan cepat Gavin menyodorkan sebuah kartu debit miliknya kepada Vanya . “Tanggal nikahan kita” Ucap Gavin kepada Vanya, sejenak Vanya cukup senang karena Gavin mengingat hari pernikahan mereka namun ia segera sadar bahwa mungkin saja Gavin telah mengganti pin kartu nya sebelum ia menikah dengan dirinya berharap yang di posisi dirinya saat ini adalah Airaa, kakak nya. Vanya berjalan mendahului Gavin dengan belanjaan yang ia taruh di trolley, sementara Gavin masih sibuk memasukan kartu nya ke dalam dompet, tak lama kemudian pria itu telah berjalan di sampingnya, lalu ia menggeser tubuh Vanya ke samping agar dia saja yang mendorong trolley yang cukup berat itu menuju parkiran, tak ada percakapan di antara keduanya hingga mereka sama-sama duduk manis didalam mobil. “Makasih ya mas” Ucap Vanya “Kok makasih? Emang ada apaan?” Tanya Gavin yang heran , mengapa Vanya tiba-tiba mengucapkan kata terimakasih untuk nya “Yaa Vanya kan seharian udah di jajanin” Jawab gadis itu malu-malu, sementara Gavin pria itu tersenyum manis membalas ucapan Vanya “Kamu ini terimakasih mulu, kan sudah wajar itu tugas saya kok. Lain kali harus di biasain” “Ih engga jangan deh mas, apaan tau Vanya kan punya duit sendiri” “Ya emang kenapa kalau kamu punya duit sendiri? Duit kamu ya duit kamu , urusan sandang,papan,dan pangan kamu itu tanggung jawab saya soalnya duit saya duit kamu juga” Ucap Gavin sembari mengacak pelan rambut Vanya, sementara gadis itu tercengang, ia tidak berpikir sampai sejauh itu, namun pria yang berstatus sebagai suaminya itu telah berpikir sebaik itu.   HAII TEMAN TEMANN! KALAU KALIAN SUKA CERITA INI JANGAN LUPA TAP LOVE DAN FOLLOW AKUU YAAA, TERIMAKASIHH
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN